Semarang (24/7). Memiliki niat yang mulia untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, membuat Laila Margaretha Nur Habibah bersama tim meraih penghargaan pada ajang “2nd International Youth Conference (IYC)”. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Universiti Putra Malaysia (UPM) pada 19-20 Mei 2025.
Penghargaan itu terdiri dari grand championship, the 2nd winner, gold medal, serta best paper kategori agriculture/pertanian. “Alhamdulillah, saya bersama tim terdiri dari Ulya Fajar Amrullah (ketua tim), Fadli Awaludin, Nisa Isnaini, dan Kausar Aghnia merasa bersyukur karena berhasil meraih empat penghargaan pada kompetisi ini,” ujar Bibah, sapaan akrabnya.
Penerima Beasiswa jalur fast track Magister Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu bercerita, empat penghargaan berhasil diraih melalui karya ilmiah berjudul “Musa Paradisiaca Agrinuture (MPA): Breakthrough Innovation for Optimizing Banana Tree Waste based on Website to Realize Sustainable Farming and Community Welfare”.
“Kami memberikan salah satu inovasi terbaik yang mampu dijadikan sebagai solusi dalam menghadapi tantangan dunia, dengan memanfaatkan penggunaan website,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, “Kami membuat sebuah website bernama Musa Paradisiaca Agrinuture (MPA). Website ini nantinya membantu para petani mengelola limbah pohon pisang, menjadi produk pertanian bernilai guna tinggi dan ramah lingkungan, serta dapat juga digunakan sebagai transaksi jual beli hasil pertanian maupun limbahnya,” ujar Bibah.
Mahasiswa asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu bercerita kalau timnya berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda dan tidak ada hubungannya dengan bidang pertanian. “Meskipun begitu, tidak mengurangi rasa semangat kami dalam mengikuti kompetisi ini. Kami selalu support satu sama lainnya, bekerja sama untuk dapat mengembangkan website MPA ini,” ujar Bibah.
Selain itu, ia bersama tim juga membuktikan kalau pertolongan Allah itu ada dan nyata. “Mulai dari pendanaan kompetisi yang dibiayai oleh berbagai sponsor, hingga saat presentasi, website MPA kami tidak bisa dipakai, dikarena masa pemakaian website gratis ini sudah kadaluwarsa,” cerita Bibah.
“Tentunya ini membuat kami berpikir keras mencari solusinya, dan alhamdulillah pertolongan Allah, kami mendapat solusi dengan menunjukan video rekam layar website kami yang sudah dipersiapkan sebelumnya,” lanjutnya.
Mahasiswa yang juga ustazah itu selalu menanamkan mindset, “Serap ilmu sebanyak-banyaknya dari orang yang menuntun kita pada gerbang kesuksesan dunia akhirat,” kata Bibah.
Bibah juga membagikan pengalamannya sebelum mengikuti kompetisi, di antaranya dengan mempersiapkan segala sesuatu yang ada dalam ketentuan kompetisi. “Kemudian, adanya pembimbing yang menguasai bidang pertanian. Kami juga harus memperbanyak riset dan membangun relasi. Tidak kalah penting daripada itu semua ialah niat serta restu dari kedua orangtua,” ungkapnya.
Ia berpesan kepada generasi muda LDII, “Gapailah cita-cita kalian setinggi mungkin, jangan lupa untuk niatkan dalam perjuangan agamanya Allah. Lakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin, dan jangan pernah bandingkan diri kalian dengan orang lain. Jadilah diri kamu sendiri, dengan kemampuan terbaik kamu,” tutup Bibah.