Jakarta (27/10). Fenomena diaspora tidak bisa dihindari pada era globalisasi. DPP LDII mengundang beberapa pelaku diaspora dari berbagai negara secara daring pada Minggu, (26/10), untuk berbagi pengalaman.
Korbid Hubungan Antar Lembaga DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono mengatakan, dengan bisa berdiaspora, maka warga LDII juga memiliki kesempatan berkarya di luar negeri dan dakwah semakin berkembang. “Setiap langkah yang berkembang, beradaptasi, tapi juga tak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia, berdakwah serta menerapkan karakter luhur,” ujarnya.
Singgih yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) itu, menekankan forum itu diinisiasi untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, sehingga menjadi ruang refleksi bersama terkait pengalaman diaspora dan rencana tindak lanjutnya ke depan. “Nantinya bisa diterapkan platform digital untuk diaspora warga LDII, selain itu juga bisa menjadi inspirasi para generasi muda, yang ingin menjelajahi negara lain namun tetap berpijak pada moralitas, akhlakul karimah, dan nasionalisme,” kata Singgih.
Sementara itu Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, dunia global tak bisa dihindari lagi terutama dalam hal berprestasi atau berkegiatan di berbagai negara. Ia menyontohkan diaspora terbesar yang dimiliki Cina dan India. Kedua negara itu dipengaruhi kontribusi besar para diasporanya sehingga negara semakin berkembang.
“Dalam skala besar atau kecil, diaspora memiliki potensi besar terhadap negaranya. Kita bisa berkarya dimana pun, kontribusi dimana pun, namun tetap kembali pada jati diri masing-masing,” kata dia.
Mempertahankan jati diri itu, antardiaspora perlu saling tetap berkomunikasi. “Keberhasilan Cina, salah satunya andil dari diasporanya. Kontribusi diaspora Cina dengan loyalitas total, hal itu menjadi luar biasa,” ujarnya. Ia berharap, para pelaku diaspora yang sudah berhasil, suatu hari akan menjadi cerita berharga dan sambungan kepada para generasi muda seterusnya. “Berkarya apa pun dimana pun, tapi ingat untuk komitmen kontribusi kepada negara,” ujarnya.
Terlebih lagi warga LDII yang bisa berprestasi di luar negeri, Chriswanto melanjutkan, bisa mendapat fasilitas dan dukungan total, sehingga nantinya juga berandil membesarkan komunitas dan negara ke seluruh dunia. “Warga diaspora juga diharapkan memperkuat ukhuwah dan mengenalkan program pengabdian LDII di 8 bidang. Dimana pun berprestasi, tapi juga berkontribusi,” ujar Chriswanto.
LDII diketahui telah banyak memiliki orang-orang yang berhasil, punya kiprah di kancah internasional dari segi akademi atau olahraga. “Memfasilitasi untuk mendapat beasiswa itu hal yang mungkin menjadi rekomendasi bagi warga LDII lainnya. Silakan momen dan kesempatan ini dimanfaatkan, tapi tetap berkomitmen menjaga ibadah,” kata dia.
Mengembangkan informasi terkait peluang untuk berkarya di lingkup global. Hal ini tentu perlu terus pantauan dan evaluasi agar semakin berkembang lebih baik.










