Wonogiri (10/11). DPD LDII Kabupaten Wonogiri menghadiri Apel Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang digelar Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri. Acara berlangsung di Lapangan Jetak, Kecamatan Purwantoro, pada Rabu, (22/10/2025). Kegiatan ini menjadi momen penting untuk mempertegas kontribusi LDII terhadap pembinaan santri dan penguatan karakter bangsa.
Dalam amanatnya, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menegaskan, santri memiliki peran strategis dalam menjaga dan meneruskan semangat perjuangan bangsa. Ia mengajak seluruh santri di Kabupaten Wonogiri untuk tidak hanya menjadi pribadi yang taat beribadah, tetapi juga aktif berkontribusi di berbagai bidang pembangunan.
“Santri bukan hanya simbol religiusitas, tetapi juga motor penggerak kemajuan. Dari pesantren, lahir generasi yang bukan saja memahami nilai-nilai keislaman, melainkan juga siap berperan di tengah masyarakat dengan pemikiran yang terbuka dan sikap yang moderat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pesantren memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak generasi unggul yang berkarakter kebangsaan, mencintai tanah air, serta mampu menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan budaya global tanpa kehilangan jati diri.
“Pesantren adalah benteng moral bangsa. Di sinilah nilai-nilai disiplin, kejujuran, dan kemandirian ditanamkan sejak dini. Maka saya berharap para santri terus berproses, belajar dengan tekun, dan berkiprah nyata di masyarakat,” tutur Setyo.
Bupati juga mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah, ormas Islam, maupun lembaga pendidikan, untuk terus memperkuat kolaborasi dalam mendukung pengembangan pesantren. “Kita perlu membangun ekosistem pendidikan yang mendorong santri menjadi generasi produktif, inovatif, dan berdaya saing tinggi, tanpa meninggalkan nilai spiritualitas dan akhlak karimah. Santri harus menjadi pelopor kemajuan yang berakar pada keimanan dan kecintaan terhadap bangsa,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD LDII Wonogiri, Agung Susanto, menyebut partisipasi LDII dalam apel HSN adalah bentuk penghargaan terhadap perjuangan para santri dan pesantren. Ia menilai pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan keagamaan, melainkan juga wadah pembentukan karakter unggul. “Santri adalah aset bangsa. Dari pesantren lahir generasi yang tangguh, mandiri, dan berakhlak luhur,” kata Agung.
Menurut Agung, LDII Wonogiri memandang Hari Santri sebagai momentum memperkuat kolaborasi antara ormas Islam, pesantren, dan pemerintah. Keterlibatan LDII dalam acara yang diinisiasi Kementerian Agama tersebut menjadi wujud dukungan terhadap program moderasi beragama dan upaya memperkuat toleransi di masyarakat. “Kami ingin menunjukkan peran LDII dalam menjaga harmoni dan kerukunan antarumat. Ini bagian dari dakwah sosial kami,” ujarnya.
Agung menilai pesan Bupati tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang selama ini dijunjung LDII. Ia menekankan peran penting santri di era modern yang sarat tantangan, mulai dari perubahan sosial hingga arus digitalisasi. “Santri masa kini harus melek teknologi tanpa meninggalkan adab dan moral. Di tangan mereka, agama dan kemajuan bisa berjalan berdampingan,” ucapnya.
Lebih jauh, Agung berharap generasi santri di Wonogiri terus menjadi penjaga moral bangsa dan perekat persatuan. Ia mengajak para santri untuk meneladani ulama terdahulu yang berjuang dengan keilmuan, keikhlasan, dan kecintaan terhadap tanah air.
“Hari Santri bukan hanya milik pesantren, tapi milik seluruh rakyat Indonesia yang ingin melihat negeri ini tumbuh dengan nilai-nilai keimanan dan persaudaraan,” tutup Agung.












