Sleman (22/11). PC LDII Kapanewon Turi menggelar pengajian rutin usia pascaremaja sebagai bagian dari program pembinaan generasi penerus. Kegiatan berlangsung di Masjid Awwaluddin, Garongan, Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (18/11/2025).
Kegiatan tersebut diikuti puluhan generasi muda yang ingin memperdalam ilmu faraidh atau hukum waris. Pengajian diawali tadarus Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan nasihat dari Dewan Penasehat PC LDII Turi, Gus Suryo. Ia mendorong para generasi muda untuk memperkuat ibadah dan kontribusi sosial.
“Mumpung masih muda, ayo memperbanyak amal sholih. Siapa pun yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya. Ini menjadi prinsip hidup yang harus dibawa sampai dewasa,” ujarnya. Gus Suryo menambahkan, generasi muda LDII diharapkan semakin aktif menimba ilmu agar mampu menjadi teladan di lingkungannya.
Materi utama disampaikan Ustaz LDII Kapanewon Turi, Astoto Nugroho, yang mengulas pengantar ilmu faraidh. Ia menjelaskan pentingnya memahami hukum waris secara benar, terlebih karena topik ini sering dianggap rumit dan jarang dipelajari.
“Ilmu faraidh itu mungkin tidak digunakan setiap hari, tapi pada saat seseorang meninggal dan meninggalkan harta serta ahli waris, ilmunya sangat dibutuhkan,” katanya. Astoto kemudian mendemonstrasikan cara menghitung pembagian waris berdasarkan beberapa kasus yang sering ditemui di masyarakat.
Astoto menambahkan, pemahaman faraidh dapat mencegah perselisihan keluarga. Ia menilai generasi muda perlu memahami dasar-dasar pembagian waris sedini mungkin, terutama di era ketika banyak persoalan sosial dipicu kesalahpahaman hukum keluarga. “Kalau generasi muda paham sejak awal, mereka bisa menjadi penengah yang membawa solusi,” ujarnya.
Ketua DPD LDII Sleman, Suwarjo, mengapresiasi inisiatif PC LDII Turi dalam memperkuat kompetensi generasi muda melalui pengajian. Ia menilai materi faraidh relevan untuk membekali anak muda dengan wawasan keagamaan yang aplikatif.
“Pengajian ini penting bukan hanya untuk menambah ilmu, tapi juga melatih pola pikir yang sistematis. Faraidh menuntut ketelitian, logika, dan pemahaman dalil. Ini sangat cocok untuk membangun kecakapan generasi muda,” tutur Suwarjo.
Suwarjo menambahkan, LDII Sleman terus mendorong tiap PC dan PAC mengembangkan pembinaan generasi muda yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Menurutnya, pengajian rutin seperti di Turi dapat memperkuat karakter para remaja dan pemuda agar siap menghadapi dinamika sosial.
“Kami ingin generasi muda LDII tumbuh menjadi pribadi yang berilmu, beretika, dan mampu memberikan solusi. Ini investasi jangka panjang,” pungkasnya.











