Semarang (22/11). Yayasan Generasi Sukses Mandiri (GSM) di bawah naungan DPD LDII Kota Semarang kembali menggelar Pekan Olahraga, Seni, dan Ilmu (Porseni) pada Minggu (9/11/2025). Ajang yang memasuki tahun keempat ini menjadi ruang unjuk prestasi peserta didik dari berbagai lembaga pendidikan Al Quran di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ketua Panitia Porseni 2025, Nanang Agus Triawan, menyebut minat peserta meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Ia menjelaskan penyelenggaraan kali ini tidak hanya berfungsi sebagai kompetisi, tetapi juga wahana pembinaan karakter dan kreativitas.
“Kami ingin peserta merasakan pengalaman yang menantang namun tetap edukatif. Setiap cabang diharapkan menjadi ruang tumbuh, bukan sekadar arena menang-kalah,” ucapnya.
Menurut Nanang, tingginya antusiasme LPQ menandakan kebutuhan ruang ekspresi generasi muda semakin besar. Ia menambahkan, Porseni 2025 memperlombakan 23 cabang dari tiga kategori: olahraga, seni, dan ilmu. Bidang olahraga menghadirkan futsal, badminton, sepak takraw, voli, silat, dan dua permainan tradisional seperti terompah panjang dan lari balok.
“Kami ingin atmosfer pertandingan terasa hidup. Olahraga selalu menjadi magnet bagi peserta dan orang tua,” kata Nanang.
Pada kategori seni, panitia menghadirkan cabang kaligrafi, film pendek, master chef, bazar, mading, hingga lomba menyetrika dan melipat baju, cabang yang menguji kreativitas sekaligus keterampilan praktis. Sementara bidang ilmu meliputi hafalan Al-Qur’an, adzan, faroid, metode mengajar, qiroah, penyampaian Al Quran dan hadist, nasihat dai, dan lomba merawat jenazah. Seluruh cabang dirancang untuk mengasah kecerdasan spiritual dan keterampilan peserta secara seimbang.
Ketua DPD LDII Kota Semarang, Suhindoyo, menilai Porseni menjadi salah satu pilar penting dalam pembinaan generasi muda di lingkungan LDII. Ia menjelaskan LDII Kota Semarang melihat ajang ini sebagai investasi jangka panjang untuk membangun karakter generasi penerus. “Kami ingin anak-anak tumbuh dengan adab yang baik, memiliki keberanian tampil, dan memahami arti kerja keras. Porseni menjadi ruang aman untuk mereka berproses,” ucapnya.
Suhindoyo juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif di balik seluruh cabang lomba. Ia menilai kombinasi olahraga, seni, dan ilmu membuat Porseni ideal untuk melatih kecerdasan majemuk. “Anak-anak tidak tumbuh hanya dari hafalan. Mereka butuh pengalaman, interaksi, dan tantangan. Melalui ajang seperti ini, mereka belajar disiplin, belajar menerima kekalahan, belajar memimpin, dan belajar menghargai karya orang lain,” katanya.
Ia menambahkan LDII Kota Semarang siap memperkuat dukungan terhadap kegiatan pembinaan di bawah Yayasan GSM. Suhindoyo menilai program seperti Porseni membantu LDII membaca kebutuhan generasi muda dan memperbarui metode pembinaan. “Kami ingin memastikan kegiatan LDII selalu relevan dengan perkembangan zaman. Ini bagian dari tanggung jawab moral kami kepada masyarakat Kota Semarang,” ujarnya.











