Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Don’t ask how many fruits you can pick, but ask how many seed you can spread.

2011/05/25
in Nasehat
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Don’t ask how many fruits you can pick, but ask how many seed you can spread
(Jangan tanyakan berapa banyak buah yang dapat kamu petik, tapi tanyakanlah berapa biji yang dapat kamu tanam.)

‘Sebaik baik kamu adalah yang lebih banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia.’ (Al-Hadist)

Di dunia ini dipenuhi dengan ketergantungan, sebab kuasa Allah pada semesta. Ada yang lemah ada yang kuat, ada yang kecil ada yang besar. Yang lemah bergantung pada yang kuat, tapi yang kuat pun bergantung pada yang lemah. Sama halnya dengan hal yang besar, yang besar bergantung pada yang kecil dan sebaliknya. Banyak sekali contohnya, seperti tidak akan ada murid kalau tidak ada guru, dan sebaliknya, tidak akan ada guru kalau tidak ada murid.

Semua makhluk di dunia ini diberikan peran oleh Allah sesuai dengan kedudukannya. Semua bisa memberikan manfaat pada yang lain, yang dalam ilmu biologi disebut simbiosis mutualisma. Tanpa memandang derajat, semua bisa berbuat kebaikan untuk yang lain. Demikian juga dalam kehidupan kita manusia. Sebagai manusia, dulu kita berawal dari tidak ada, lalu lahir sebagai bayi, kemudian menjadi anak anak, meningkat lagi menjadi remaja, dewasa dan menjadi tua kemudian tiada. Sebagai bayi kita bergantung pada bapak dan ibu kita, tetapi setelah baligh ketergantungan itu harus segera kita akhiri. Jangan berharap terus kita akan mendapat kebaikan kebaikan dari orang lain sebagaimana kita bayi dulu, tapi berpikirlah untuk menanyakan berapa banyak kebaikan kita yang akan dan telah kita tanam, kita berikan kepada orang lain.

Secara logika masih sangat wajar, jika yang lemah bergantung terus pada yang kuat. Demikian juga kita, karena masih merasa muda punya prinsip tergantung terus pada kedua orang tua. Belum berpikir untuk berbuat yang baik. Itu wajar, tapi kapankah kita mulai menanam kebaikan pada yang lain. Sebagai anak bisa kita mulai dengan toat kepada orang tua. Nurut dan menyadari akan kemampuan kedua orang tuanya. Belajar yang tertib, ngaji yang rajin dan membantu sebisa mungkin tugas orang tua. Sekolah yang rajin, tugas tugas dikerjakan dan bergaul dengan teman teman yang baik . Karena kita belum bisa, maka kita tidak malu untuk belajar, menjadi murid. Tidak malu bertanya karena saatnya nanti kita akan mengajar, menjadi guru. Karena kita masih muda, kita menghormat pada yang tua. Dan masih banyak lagi yang bisa kita perbuat sebagai amal kebaikan kita pada yang lain. Caranya dengan mengetahui dan mempelajari akan hak hak dan kewajiban kita. Tanamkanlah kebaikan sebanyak banyaknya, sekecil apapun amal kebaikan itu, seperti membuang duri di jalan, menyingkirkan kotoran dll. Ingatlah cerita tukanq sapu masjidnya Rosul. Dibandingkan dengan sahabat sahabat yang lain, yang ahli perang, ahli ilmu, sepertinya tukang sapu itu tak berharga. Sampai sampai ketika matipun Rasul tidak diberitahunya. Tetapi apa kemudian, begitu Rasulullah tidak menjumpainya, Rasul menanyakannya, dan setelah diberi tahu tentang kematiannya, Rasulpun menanyakan kuburannya dan sholat di sampingnya. Begitu berharganya sebuah kebaikan yang dikerjakan sesuai dengan kemampuannya.
‘Allah tidak memaksa kepada diri seseorang kecuali apa apa yang kuat baginya.’ (Q.S. Al Baqoroh: 282 )

Sumber :Ustadz.Faizunal Abdillah (Dari catatan CAI 90-an).

 

Don’t ask how many fruits you can pick, but ask how many seed you can spread
(Jangan tanyakan berapa banyak buah yang dapat kamu petik, tapi tanyakanlah

berapa biji yang dapat kamu tanam.)

‘Sebaik baik kamu adalah yang lebih banyak memberikan manfaat kepada sesama

manusia.’ (Al-Hadist)

Di dunia ini dipenuhi dengan ketergantungan, sebab kuasa Allah pada semesta. Ada

yang lemah ada yang kuat, ada yang kecil ada yang besar. Yang lemah bergantung

pada yang kuat, tapi yang kuat pun bergantung pada yang lemah. Sama halnya dengan

hal yang besar, yang besar bergantung pada yang kecil dan sebaliknya. Banyak

sekali contohnya, seperti tidak akan ada murid kalau tidak ada guru, dan

sebaliknya, tidak akan ada guru kalau tidak ada murid.

Semua makhluk di dunia ini diberikan peran oleh Allah sesuai dengan kedudukannya.

Semua bisa memberikan manfaat pada yang lain, yang dalam ilmu biologi disebut

simbiosis mutualisma. Tanpa memandang derajat, semua bisa berbuat kebaikan untuk

yang lain. Demikian juga dalam kehidupan kita manusia. Sebagai manusia, dulu kita

berawal dari tidak ada, lalu lahir sebagai bayi, kemudian menjadi anak anak,

meningkat lagi menjadi remaja, dewasa dan menjadi tua kemudian tiada. Sebagai

bayi kita bergantung pada bapak dan ibu kita, tetapi setelah baligh

ketergantungan itu harus segera kita akhiri. Jangan berharap terus kita akan

mendapat kebaikan kebaikan dari orang lain sebagaimana kita bayi dulu, tapi

berpikirlah untuk menanyakan berapa banyak kebaikan kita yang akan dan telah kita

tanam, kita berikan kepada orang lain.

Secara logika masih sangat wajar, jika yang lemah bergantung terus pada yang

kuat. Demikian juga kita, karena masih merasa muda punya prinsip tergantung terus

pada kedua orang tua. Belum berpikir untuk berbuat yang baik. Itu wajar, tapi

kapankah kita mulai menanam kebaikan pada yang lain. Sebagai anak bisa kita mulai

dengan toat kepada orang tua. Nurut dan menyadari akan kemampuan kedua orang

tuanya. Belajar yang tertib, ngaji yang rajin dan membantu sebisa mungkin tugas

orang tua. Sekolah yang rajin, tugas tugas dikerjakan dan bergaul dengan teman

teman yang baik . Karena kita belum bisa, maka kita tidak malu untuk belajar,

menjadi murid. Tidak malu bertanya karena saatnya nanti kita akan mengajar,

menjadi guru. Karena kita masih muda, kita menghormat pada yang tua. Dan masih

banyak lagi yang bisa kita perbuat sebagai amal kebaikan kita pada yang lain.

Caranya dengan mengetahui dan mempelajari akan hak hak dan kewajiban kita.

Tanamkanlah kebaikan sebanyak banyaknya, sekecil apapun amal kebaikan itu,

seperti membuang duri di jalan, menyingkirkan kotoran dll. Ingatlah cerita tukanq

sapu masjidnya Rosul. Dibandingkan dengan sahabat sahabat yang lain, yang ahli

perang, ahli ilmu, sepertinya tukang sapu itu tak berharga. Sampai sampai ketika

matipun Rasul tidak diberitahunya. Tetapi apa kemudian, begitu Rasulullah tidak

menjumpainya, Rasul menanyakannya, dan setelah diberi tahu tentang kematiannya,

Rasulpun menanyakan kuburannya dan sholat di sampingnya. Begitu berharganya

sebuah kebaikan yang dikerjakan sesuai dengan kemampuannya.
‘Allah tidak memaksa kepada diri seseorang kecuali apa apa yang kuat baginya.’

(Q.S. Al Baqoroh: 282 )

Sumber :Ustadz. faizunal Abdillah (Dari catatan CAI 90-an).

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Agus on Hari Ikrar Gerakan Pramuka, Sako SPN Ajak Jaga Komitmen Persatuan dan Karakter Bangsa
  • Agus on Melalui Permata CAI ke-46, LDII Tangsel Ajak Generus Lestarikan Alam
  • Wartoyo on Inspiratif, Warga LDII Makassar Raih Guru Besar UNM dengan Segudang Karya
  • Kang dhan on Melalui Permata CAI ke-46, LDII Tangsel Ajak Generus Lestarikan Alam
  • Sudibyo on Bekali Keterampilan Mendidik Anak, LDII Solok Helat Edukasi Parenting Skill
  • Trending
  • Comments
  • Latest
LDII Apresiasi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Serahkan Bantuan Mobil Operasional Program Kemaslahatan BPKH

LDII Apresiasi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Serahkan Bantuan Mobil Operasional Program Kemaslahatan BPKH

July 29, 2025
Dirbinmas Polda Bali Apresiasi LDII, Dukung CAI Bali 2025 Bangkitkan Peran Pemuda

Dirbinmas Polda Bali Apresiasi LDII, Dukung CAI Bali 2025 Bangkitkan Peran Pemuda

July 28, 2025
LDII Sumsel Audiensi dengan Pangdam II/Sriwijaya, Bahas Penguatan Wawasan Kebangsaan

LDII Sumsel Audiensi dengan Pangdam II/Sriwijaya, Bahas Penguatan Wawasan Kebangsaan

July 28, 2025
Bekali Keterampilan Mendidik Anak, LDII Solok Helat Edukasi Parenting Skill

Bekali Keterampilan Mendidik Anak, LDII Solok Helat Edukasi Parenting Skill

August 1, 2025
LDII Apresiasi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Serahkan Bantuan Mobil Operasional Program Kemaslahatan BPKH

LDII Apresiasi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Serahkan Bantuan Mobil Operasional Program Kemaslahatan BPKH

22
Dirbinmas Polda Bali Apresiasi LDII, Dukung CAI Bali 2025 Bangkitkan Peran Pemuda

Dirbinmas Polda Bali Apresiasi LDII, Dukung CAI Bali 2025 Bangkitkan Peran Pemuda

12
LDII Sumsel Audiensi dengan Pangdam II/Sriwijaya, Bahas Penguatan Wawasan Kebangsaan

LDII Sumsel Audiensi dengan Pangdam II/Sriwijaya, Bahas Penguatan Wawasan Kebangsaan

12
Dukung Program Penurunan Angka Stunting, LDII Teken PKS dengan BKKBN Jawa Timur

Dukung Program Penurunan Angka Stunting, LDII Teken PKS dengan BKKBN Jawa Timur

7
LDII Jatim Gelar Rakor, Pastikan Kesiapan Muswil X

LDII Jatim Gelar Rakor, Pastikan Kesiapan Muswil X

August 3, 2025
LDII dan PW Muhamadiyah Jatim Perkuat Sinergi Jelang Muswil X

LDII dan PW Muhamadiyah Jatim Perkuat Sinergi Jelang Muswil X

August 3, 2025
Festival Anak Saleh LDII Balongbendo Bentuk Generus Masa Depan

Festival Anak Saleh LDII Balongbendo Bentuk Generus Masa Depan

August 3, 2025
Apresiasi Kontribusi LDII di Bidang Olahraga, Kepala Bakesbangpol Kota Serang Buka Turnamen Tenis Meja

Apresiasi Kontribusi LDII di Bidang Olahraga, Kepala Bakesbangpol Kota Serang Buka Turnamen Tenis Meja

August 3, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • LDII Jatim Gelar Rakor, Pastikan Kesiapan Muswil X August 3, 2025
  • LDII dan PW Muhamadiyah Jatim Perkuat Sinergi Jelang Muswil X August 3, 2025
  • Festival Anak Saleh LDII Balongbendo Bentuk Generus Masa Depan August 3, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.