Membangun pondasi keimanan di tengah era kemerosotan moral menjadi tantangan berat bagi generasi muda. Ust. Zaini Ahmad dalam tayangan Oase Hikmah LDII TV beberapa waktu lalu menekankan perlunya ilmu untuk memperkokoh keimanan bagi para generasi muda.
Pondasi keimanan harus dibangun mengingat di akhir zaman ini banyak fitnah, sesuai firman Allah SWT :
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
”Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia.. “ (QS. Ali Imron Ayat 140)
Ust. Zaini juga menjelaskan bahwa Allah memutar hari di antara manusia. Setiap bertambahnya hari, bulan, bahkan tahun selalu bertambah jelek. Hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW :
لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ
”Tidak datang suatu tahun kecuali tahun setelahnya lebih buruk dari tahun sebelumnya.” (HR. Bukhari)
Ia menerangkan perlunya membangun pondasi keimanan untuk generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman, karena akan terjadi berbagai kerusakan dan kemerosotan moral. Nabi Muhammad SAW bersabda :
سَتَكُونُ فِتَنٌ
”Akan terjadi berbagi fitnah” (HR. Ibnu Majah)
يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا
”Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan sore hari dalam keadaan kafir.” (HR. Muslim)
Ust. Zaini menceritakan saat zaman fitnah datang, sewaktu pagi hari seorang laki-laki beriman, dia percaya pada Allah, menjadi muslim tetapi ketika sore tiba menjadi orang kafir. Ini bisa terjadi karena dasyatnya gelombang fitnah.
Ia menegaskan untuk menghadapi zaman akhir yang buruk tersebut dan untuk membuat pondasi keimanan yang kuat perlunya ilmu. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW :
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ
”Kecuali orang yang dihidupkan oleh Allah dengan ilmu.” (HR. Ibnu Majah)
Ust. Zaini menerangkan, yang dimaksud Allah menghidupkan dengan ilmu adalah mencintai ilmu dan senang dengan ilmu. Jika senang dengan ilmu, senang dengan mengaji maka keimanan akan terus tumbuh berkembang dan bertambah. Sesuai dengan firman Allah SWT :
وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
”Dan ketika dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. Al anfal Ayat 2)
Ia menjelaskan, ketika ayat-ayat Allah dibaca maka bertambah imannya, pondasi keimanan kuat manakala senang mengaji, senang mencari ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
اَلْعِلْمُ حَيَاةُ الْإِسْلَامِ وَعِمَادُ الْإِيمَانِ
”Ilmu adalah hidupnya Islam dan tiangnya iman.” (Musnad Firdaus)
Ust. Zaini membuat perumpamaan ilmu sebagai sebuah bangunan, jika tiangnya kuat maka imannya akan kuat. Semakin kokoh tiangnya semakin kokoh bangunan itu, demikian pula dengn iman. Semakin banyak semakin kuat iman seseorang.
Pertama, Ia mengajak generasi penerus untuk hobi mengaji. Mencari ilmu dengan mengaji di masjelis taklim. Kedua, dengan mengaji kita akan menjadi orang yang mengerti kalau orang itu mengerti tentunya akan takut kepada Allah. Allah berfirman :
إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di anatara hamba-Nya hanyalah para ulama” (QS. Fathir Ayat 28)
Ust. Zaini menjelaskan orang yang paling takut Allah adalah para ulama. “Orang alim, yang mengerti hukum, mengetahui halal haram, dosa pahala, surga neraka, mahrom bukan mahrom, tahu ilmunya karena mengaji. Dengan banyak mengaji akan memperkuat iman kita. Jika iman kuat dalam menghadapi apapun akan tetap bisa mempertahankan keimanannya,” jelasnya.
Ketiga, Ia menegaskan untuk bergaul sesama orang iman, bergaul dengan orang-orang yang baik seperti nasihat Lukman Al Hakim kepada anaknya :
يَا بُنَيَّ اجْلِسْ مَعَ الْعُلَمَاءِوَزَاحِمْهُمْ بِرُكْبَتَيْكَفَإِنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْقُلُوبَ بِنُورِ حِكْمَتِهِكَمَا يُحْيِي اللَّهُ الْأَرْضَ الْمَيِّتَةَ بِالْمَطَرِ الْغَزِيرِ مِنَ السَّمَاءِ
”Wahai anakku duduklah bersama ulama, dan rapatkan kedua lututmu bersama ulama. Sesungguhnya Allah menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan hujan yang lebat dari langit.”
Ust. Zaini menegaskan Allah menghidupkan hati itu, ketika kita bergaul dengan ulama akan banyak nasihat. Banyak saran masukan yang baik, dan mendapat ilmu hikmah.
“Allah menghidupkan hati itu sebagaimana menghidupkan hati yang mati, bumi yang tandus, bumi tanpa tanaman, bumi yang kering. Dengan hujan lebat dari langit turun saat musim kemarau akhirnya banyak tanaman yang hidup,” jelasnya.
Ia menjelaskan perumpamaan tersebut sesuai dengan saat bergaul bersama ulama. Hati kita akan tumbuh, keimanan akan kuat sehingga saat menghadapi apapun dapat mengkokohkan iman.
Untuk itu, cara membentengi diri dari zaman yang setiap tahun bertambah buruk yaitu dengan memperkokoh keimanan. Iman dapat bertambah kokoh dengan adanya ilmu. Sedangkan ilmu didapatkan dengan tiga cara, pertama hobi mengaji, rasa takut pada Allah dari ilmu yang didapatkan dan ketiga bergaul dengan ulama atau orang yang alim. (Nabil)