Sleman (22/11). LDII Sinduharjo menggandeng Kementerian Agama Kabupaten Sleman, mengukur arah kiblat di Masjid Mulyodiharjo. Kegiatan yang dilaksanakan beberapa hari lalu itu digelar sebagai upaya memastikan arah kiblat masjid sesuai dengan posisi Ka’bah di Mekkah.
Pengukuran dilakukan tim Kemenag Sleman yang terdiri dari Tugiyona, Nurwaningsih, Alvan Aji Laksono, dan Agus M. Ali dari KUA setempat. Mereka menggunakan metode segitiga bola dan perangkat GPS untuk memastikan tingkat akurat arah kiblat. Peralatan tersebut memungkinkan pengukuran lebih presisi dibanding teknik manual yang selama ini digunakan pengurus masjid.
Ketua PAC LDII Sinduharjo, Agus Suwasana, mengatakan pengukuran ini menjadi langkah penting bagi ketenangan jamaah saat beribadah. “Kami ingin memastikan ibadah di masjid ini berjalan sesuai tuntunan. Jamaah perlu merasa tenang ketika sholat, dan itu dimulai dari arah kiblat yang tepat,” ujarnya.
Ia menambahkan, LDII Sinduharjo berupaya meningkatkan kualitas ibadah melalui program-program yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Agus Suwasana menuturkan kerja sama ini diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat dan ormas lain untuk memastikan fasilitas ibadah selalu terjaga kualitasnya. Ia menilai kegiatan tersebut bisa memperkuat kesadaran kolektif mengenai pentingnya presisi arah kiblat.
“Kami ingin masjid ini menjadi ruang ibadah yang nyaman bagi seluruh jamaah. Harapannya, inisiatif seperti ini semakin meluas,” katanya.
Perwakilan Kemenag Sleman, Tugiyona menilai kolaborasi dengan LDII Sinduharjo memperkuat edukasi masyarakat terkait pentingnya ketepatan arah kiblat. “Kami mendorong pengurus masjid lebih proaktif mengajukan permohonan pengukuran agar tidak terjadi kekeliruan arah dalam jangka panjang. Akurasi kiblat menjadi salah satu standar dasar penyelenggaraan fasilitas ibadah,” ujarnya.
Setelah proses pengukuran selesai, tim Kemenag menerbitkan sertifikat dan stiker resmi sebagai bukti masjid telah memiliki arah kiblat yang terverifikasi, “Hal ini menjadi acuan takmir dan jamaah untuk memastikan arah yang digunakan dalam sholat sudah sesuai hasil pengukuran pemerintah. Sertifikat tersebut juga menjadi arsip penting apabila masjid perlu melakukan penyesuaian bangunan di kemudian hari,” tambah Tugiyona.
Perwakilan Kemenag Sleman lainnya, Nurwaningsih menegaskan pengukuran kiblat di berbagai masjid dan musala merupakan bagian dari program peningkatan kualitas ibadah masyarakat.
“Penggunaan metode ilmiah dan teknologi modern penting untuk menghindari pergeseran arah kiblat akibat perubahan lingkungan, renovasi bangunan, atau kesalahan estimasi awal,” tutupnya.











