Wonogiri (10/12). Penggerak Pembina Generus (PPG) Jatipurno naungan DPD LDII Wonogiri menyelenggarakan Festival Anak Sholeh (FAS) 2025. Ajang dua tahunan tersebut untuk mengevaluasi perkembangan pendidikan generasi penerus LDII.
Kegiatan yang menargetkan anak usia PAUD dan SD ini berlangsung di Kompleks Pondok Pesantren Bairuha, SDIT Budi Utomo, dan SMP Budi Utomo, Jatipurno, Wonogiri, Jawa Tengah pada Minggu, (30/11/2025).
Ketua panitia FAS 2025, Abdul Syukur, menjelaskan bahwa kegiatan diikuti sekitar 400 peserta dari seluruh TPQ LDII di wilayah timur Kecamatan Jatipurno. Ia menilai antusiasme peserta dan dukungan orang tua meningkat dibanding gelaran sebelumnya.
“Kami melihat generasi penerus semakin percaya diri mengikuti kompetisi. Panitia yang berjumlah lebih dari 30 orang bersama 20 dewan juri berusaha memberikan arena berkompetisi yang edukatif dan adil,” ujarnya.
Ia menambahkan, cabang perlombaan meliputi adzan-ikomah, mewarnai, hafalan Al-Qur’an, tartil, cerita islami, menulis pegon, kaligrafi, dan lomba cerdas cermat. Pembina PPG Jatipurno, Teguh Saroso, menilai FAS sudah berkembang menjadi ruang pertumbuhan karakter. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh penyelenggara yang menjaga kualitas kegiatan dari tahun ke tahun.
“FAS bukan sekadar lomba, tetapi ruang pembiasaan moral anak. Kami ingin peserta memahami adab, kemandirian, serta disiplin yang kelak menguatkan fondasi perjalanan mereka sebagai generasi penerus,” tuturnya.
Teguh juga menyebut 29 karakter generus LDII merupakan formula pendidikan yang dirancang agar anak-anak memiliki akhlak yang kuat sekaligus kompetensi masa depan. Menurutnya, karakter seperti jujur, rukun, kerja keras, cerdas, serta bertanggung jawab perlu ditanamkan sejak dini, “Kompetisi ini hanya pintu awal. Yang lebih penting ialah bagaimana para orang tua dan pendidik terus menguatkan karakter tersebut dalam keseharian anak-anak,” katanya.
Ketua DPD LDII Wonogiri, Sutoyo, memberikan perhatian besar terhadap penyelenggaraan FAS 2025. Ia menyebut kegiatan ini menjadi bagian strategi LDII untuk membina generasi yang siap menghadapi perubahan sosial.
“LDII melihat pendidikan karakter sebagai investasi jangka panjang. FAS mengajarkan anak untuk berkompetisi tanpa saling menjatuhkan, belajar dengan gembira, serta mengembangkan kecintaan pada Al-Qur’an,” ucapnya.
Sutoyo menambahkan, generasi unggul tidak lahir dari kemampuan akademik saja, tetapi dari sikap mental yang stabil, kemampuan bekerja sama, serta kemauan memperbaiki diri, “LDII terus mendorong TPQ dan guru pembina menciptakan pola pendidikan yang sehat. Anak-anak perlu dukungan lingkungan yang kondusif agar tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak dan berprestasi. Wonogiri berkomitmen memperkuat ekosistem ini,” tutupnya.








