Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Menghitung Tanpa Angka

2025/11/24
in Nasehat
0
Ilustrasi: LINES - AI Generated.

Ilustrasi: LINES - AI Generated.

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan

Pernahkah hati kita merasa lelah menghitung? Jawabnya sering. Menghitung hasil kerja, menghitung kebaikan yang telah kita lakukan, menghitung kerugian, menghitung cinta yang tidak terbalas. Bahkan, menghitung kepunyaan orang lain. Kehidupan modern membuat kita menjadi makhluk pengukur: selalu ingin tahu seberapa banyak, seberapa cepat, seberapa besar. Bahkan dalam ibadah, kadang kita menghitung juga — berapa kali dzikir sudah diucap, berapa rakaat sudah ditunaikan, berapa pahala telah dikumpulkan.

Namun, ada satu dzikir yang mengajarkan cara menghitung tanpa angka. Itu adalah dzikir yang diajarkan Nabi ﷺ kepada istrinya, Juwairiyah binti al-Ḥārith:

“Subḥānallāhi wa biḥamdihi, ʿadada khalqihi, wa riḍā nafsihi, wa zinata ʿarsyihi, wa midāda kalimātihi.”

(Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai keridhaan-Nya, seberat timbangan Arasy-Nya, dan sebanyak tinta yang menulis kalimat-kalimat-Nya.)
Berikut riwayat indahnya.

وَعَن جوَيْرِية أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ وَهِيَ فِي مَسْجِدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِيَ جَالِسَةٌ قَالَ: «مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِي فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا؟» قَالَتْ: نَعَمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَاءَ نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاته “. رَوَاهُ مُسلم

Dari Juwairiyah sesungguhnya Nabi ﷺ keluar dari sisinya pada pagi hari ketika beliau selesai shalat Subuh, sedangkan Juwairiyah sedang duduk di tempat shalatnya. Ketika Nabi ﷺ kembali setelah waktu dhuha, beliau mendapati Juwairiyah masih duduk di tempat yang sama. Maka beliau bertanya: “Masihkah engkau duduk (berdzikir) di tempatmu seperti ketika aku meninggalkanmu tadi?” Ia menjawab: “Ya.” Maka Nabi ﷺ bersabda: “Sungguh aku telah mengucapkan setelahmu empat kalimat sebanyak tiga kali; seandainya ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan sejak pagi, niscaya akan sebanding dengan semuanya.” Yaitu:_“Subḥānallāhi wa biḥamdihi, ʿadada khalqihi, wa riḍā nafsihi, wa zinata ʿarsyihi, wa midāda kalimātihi.” (HR Muslim)

Dzikir ini sederhana, singkat, padat, tapi sesungguhnya ia adalah lautan tak bertepi. Ia mengandung pelajaran besar tentang bagaimana manusia menaruh dirinya di hadapan kebesaran Tuhan alam semesta.

🌺 Subḥānallāhi wa biḥamdihi — Ketika Puji Menjadi Kesadaran
Kata subḥānallāh berarti menyucikan Allah dari segala kekurangan. Sedangkan wa biḥamdihi berarti memuji-Nya atas segala kesempurnaan. Ketika dua kalimat ini bergandengan, maka sesungguhnya hati sedang berdiri di antara dua kutub: pengakuan akan kefakiran diri, dan kekaguman akan kebesaran-Nya.

Dzikir ini bukan sekadar pujian lisan. Ia adalah kesadaran eksistensial, sebuah pengakuan halus bahwa manusia hanyalah noktah kecil dalam hamparan tak berujung. Di tengah dunia yang berisik oleh kebanggaan dan klaim diri, dzikir ini memanggil kita untuk kembali: menjadi hening, menjadi bening, berteman sepi.

Tasbih adalah udara bagi hati. Bila ia berhenti, hati pun mati. Ucapan ini seperti menjelaskan bahwa dzikir bukan sekadar lafaz, tetapi oksigen batin. Ketika kita memuji Allah, kita sedang menghidupkan sisi terdalam dari diri kita—bagian yang sering terabaikan ketika dunia begitu bising oleh ambisi. Dzikir adalah cahaya bagi hati. Tidak ada sesuatu yang lebih mampu menyinari hati melebihi dzikir.

🌸 Adada khalqihi — Mengingat Sebanyak Ciptaan-Nya
Berapa jumlah ciptaan Allah? Tidak terhitung. Dari bintang yang paling jauh hingga debu yang menempel di jari, semuanya ciptaan-Nya. Ketika kita mengucapkan ʿ adada khalqihi , kita sedang melepaskan diri dari batas angka. Kita menyerahkan penghitungan kepada Allah yang Maha Menghitung.

Dzikir ini seolah berbisik, “Hentikan menghitung hasil, mulai rasakan makna.” Di dunia yang menilai segalanya dengan ukuran — nilai rapor, angka gaji, jumlah pengikut — kalimat ini mengembalikan kita kepada nilai yang tak terukur: keikhlasan, ketulusan, dan syukur yang tidak bisa dihitung. Dan mendalam.

🌼 Wa riḍā nafsihi — Ridha yang Menenangkan
Kalimat ini adalah inti keheningan sejati. “ Sesuai keridhaan-Nya.” Tidak lebih, tidak kurang. Bukankah sebagian besar kegelisahan hidup bersumber dari ketidakridhaan terhadap takdir? Kita sering ingin hidup lain, wajah lain, nasib lain.

Dzikir ini mengajari kita menerima aliran kehidupan sebagaimana adanya, tanpa perlawanan yang sia-sia. Ridha bukan pasrah buta, tetapi kesadaran penuh bahwa segala sesuatu berjalan dalam rancangan kasih sayang Allah. “Barang siapa ridha terhadap ketentuan Allah, maka Allah pun ridha kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

Ridha adalah harta yang tidak akan habis. Setiap kali hati meradang oleh keinginan, ingatan ini kembali menegakkan kita: bahwa ketenangan bukan berasal dari tercapainya apa yang diinginkan, melainkan dari selarasnya jiwa dengan ketentuan Allah.

🌷 Wa zinata ʿarsyihi — Seberat Timbangan Arasy-Nya
Arasy adalah makhluk terbesar yang pernah disebut dalam Al-Qur’an. Ketika Nabi ﷺ mengajarkan perumpamaan ini, itu seperti ingin mengatakan: “Sekalipun engkau ingin memuji Allah dengan seluruh berat semesta, tidak akan pernah cukup.”

Ini adalah bahasa kerendahan hati. Manusia yang merasa cukup dalam memuji Tuhan, sebenarnya belum mengenal Tuhan. Karena setiap pujian baru hanyalah pintu menuju pujian berikutnya yang lebih dalam dan panjang.

🌻 Wa midāda kalimātihi — Sebanyak Tinta Kalimat-Nya
Allah berfirman:

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَامٌ وَّالْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta) ditambah tujuh lautan lagi setelah (kering)-nya, niscaya tidak akan pernah habis kalimatullah (ditulis dengannya). Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Luqman:27)

Setiap tetes tinta yang tumpah adalah simbol keterbatasan manusia dalam memahami keagungan Allah. Dzikir ini adalah bentuk pengakuan paling jujur bahwa bahasa manusia tidak cukup untuk menampung kebesaran-Nya. Maka yang tersisa hanyalah rasa kagum, kagum dan tunduk.

🌿 Dari Hati yang Rewel ke Hati yang Ridha
Di zaman penuh keluh kesah ini, banyak hati menjadi “rewel”—mudah kecewa, sulit puas, selalu merasa kurang. Padahal mungkin yang kita butuhkan hanyalah duduk sejenak seperti Sayyidah Juwairiyah, lalu berdzikir dengan penuh makna. Tiga kali ucapan itu bisa menandingi dzikir berjam-jam, bukan karena jumlah hurufnya, tetapi karena kedalaman hatinya. Dzikir ini bukan sekadar bacaan, melainkan cara hidup: menyucikan tanpa membenci dunia, memuji tanpa menuntut balasan, dan menerima takdir tanpa kehilangan harapan.

🌸 Penutup: Hening yang Bertasbih
Ketika hati kita penat oleh angka—angka waktu, angka prestasi, angka uang—maka dzikir ini datang sebagai tempat bernaung. Ia mengajak kita berhitung dengan rasa, bukan dengan angka. Karena pujian sejati tidak diukur oleh jumlah, melainkan oleh kedalaman makna.

Subḥānallāhi wa biḥamdihi, ʿadada khalqihi, wa riḍā nafsihi, wa zinata ʿarsyihi, wa midāda kalimātihi.

Semoga hati kita yang rewel perlahan tenang dalam ridha-Nya, seperti laut yang berhenti berdebur, ketika seluruh tinta telah menjadi dzikir.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Nanang Naswito on LDII Semarang Hadirkan 23 Cabang Lomba Porseni 2025, Perkuat Pembinaan Generasi Muda
  • Nanang Naswito on Dari Konsumtif ke Produktif, DPP LDII Ajak Jadi Generasi Tangguh Finansial Era Digital
  • Nanang Naswito on Komdigi Bersama Mitra Strategisnya Teken MoU Perkuat Literasi Digital Nasional
  • Anwar on Istighfar dan Kalimat Thayyibah
  • Supardo bin Kayat on LDII Gunungkidul Dorong Gerakan ProKlim dan Zero Waste Lewat Pelatihan Nasional
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Malas Shalat dan Benci Infaq

Malas Shalat dan Benci Infaq

November 17, 2025
DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

November 16, 2025
KH Chriswanto Santoso: Sisi Religiusitas TNI Perlu Diperkuat untuk Jaga Kedaulatan Bangsa

LDII Gelar Bimtek untuk Dukung Program Swasembada Pangan

November 16, 2025
Ponpes Al Ubaidah Kerja Sama dengan Kodam V/Brawijaya Bekali Wawasan Kebangsaan Santri

Ponpes Al Ubaidah Kerja Sama dengan Kodam V/Brawijaya Bekali Wawasan Kebangsaan Santri

November 16, 2025
DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

6
Malas Shalat dan Benci Infaq

Malas Shalat dan Benci Infaq

5
LDII Gunungkidul Dorong Gerakan ProKlim dan Zero Waste Lewat Pelatihan Nasional

LDII Gunungkidul Dorong Gerakan ProKlim dan Zero Waste Lewat Pelatihan Nasional

2
Ratusan Warga LDII Gunungkidul Ramaikan FAS untuk Ajang Pembinaan Generasi Muda

Ratusan Warga LDII Gunungkidul Ramaikan FAS untuk Ajang Pembinaan Generasi Muda

2
Menghitung Tanpa Angka

Menghitung Tanpa Angka

November 24, 2025
LDII Pemalang Galang Aksi Bersih Drainase untuk Cegah Banjir dan DBD

LDII Pemalang Galang Aksi Bersih Drainase untuk Cegah Banjir dan DBD

November 23, 2025
LDII Condongcatur Rayakan Hari Pahlawan dengan Penguatan Kebersamaan Warga MDT Baiturroyyan

LDII Condongcatur Rayakan Hari Pahlawan dengan Penguatan Kebersamaan Warga MDT Baiturroyyan

November 23, 2025
LDII Papua Selatan Perkuat Pembinaan Generasi Muda Lewat Pengajian Cabe Rawit

LDII Papua Selatan Perkuat Pembinaan Generasi Muda Lewat Pengajian Cabe Rawit

November 23, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Menghitung Tanpa Angka November 24, 2025
  • LDII Pemalang Galang Aksi Bersih Drainase untuk Cegah Banjir dan DBD November 23, 2025
  • LDII Condongcatur Rayakan Hari Pahlawan dengan Penguatan Kebersamaan Warga MDT Baiturroyyan November 23, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.