Jombang (16/9). Ponpes Gadingmangu menghadiri undangan “Asisten Penyusunan Dokumen Ekopesantren Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang”. Acara itu diselenggarakan di ruang rapat Adipurna DLH Jombang, Jawa Timur, pada Kamis (21/8).
Pemateri asistensi dari DLH Jombang, Luluk Iftitah mengungkapkan, dokumen Ekopesantren bukan sekadar memenuhi persyaratan administrasi. “Tetapi sebagai panduan yang komprehensif untuk memetakan, sejauh mana pesantren mampu menerapkan berbagai praktik ramah lingkungan,” ujarnya.
Luluk menjelaskan, dokumen tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah yang efektif. “Konservasi air, upaya penghijauan, pemanfaatan energi baru terbarukan, hingga inisiatif menyelenggarakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan di kalangan santri,” katanya.
Sementara itu, pemateri lainnya, Pengasuh Ponpes Mambaul Hikam Diwek, Jombang, Ika Maftuhah mengungkapkan, program tersebut menekankan peran santri sebagai agen perubahan. “Santri adalah generasi penerus yang akan kembali ke masyarakat dengan membawa ilmu dan teladan,” tuturnya.
Untuk itu, ia menegaskan, sejak dini, santri harus dibiasakan untuk menjaga kebersihan, “Menghemat energi, memilah sampah, dan merawat lingkungan. Kebiasaan baik ini akan melekat sepanjang hidup mereka,” imbuh Ika.
Ika menjelaskan, hal tersebut yang dinamakan gerakan budaya lingkungan berbasis pesantren. “Filosofinya mengakar pada keyakinan, pendidikan karakter yang kuat di pesantren, harus mencakup kepedulian terhadap alam. Dengan demikian, setiap santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga etika lingkungan,” tegasnya.
Menanggapi itu, utusan dari Ponpes Gadingmangu, M Naufal mengatakan, asistensi tersebut sangat membangun pesantren untuk mewujudkan cita-cita menjadi Ekopesantren. “Implementasinya, dibutuhkan konsistensi untuk mewujudkan pesantren yang sehat, nyaman dan ramah lingkungan,” pungkasnya.
Naufal menegaskan, langkah tersebut, bukan sekadar untuk memenuhi standar formal, “Tetapi juga untuk membangun sebuah ekosistem pendidikan yang berkelanjutan. Di mana, nilai-nilai spiritual dan lingkungan dapat tumbuh berdampingan,” tutupnya.