Batu (6/8). Warga LDII Batu, Susi Fauziah mengembangkan usaha kripik tempe tanpa monosodium glutamat (MSG). Menariknya, usaha tersebut mampu bertransformasi menjadi usaha dagang (UD), dan mempelopori produk halal bebas MSG, di Kota Batu.
Susi Fauziah bukan berasal dari latar belakang pengusaha. Ia membangun bisnisnya dengan belajar dari kesalahan dan masukan dari konsumen. Salah satunya, terkait MSG. “Saya merasa, jika keripik tempe ini memakai MSG, seperti membohongi konsumen. Maka saya tidak menggunakan MSG,” tegas Susi.
Susi menceritakan, titik balik usahanya semakin berkembang, terjadi pada tahun 2014, saat “Kripik Tempe Fauzi”, nama usahanya, berhasil lolos sertifikasi halal dan berbadan hukum UD. “Sertifikasi halal ini, sebagai komitmen kami untuk mewujudkan produksi dengan prinsip halalan thoyyiban. Kami berusaha meninggalkan hal yang meragukan, atau syubhat,” pungkasnya.
Berbicara awal merintis usaha, Susi menceritakan dimulai pada tahun 2000. “Saat kedua anak masih kecil, saya mulai memproduksi kripik tempe. Mulai dengan membeli peralatan satu per satu, hingga akhirnya lengkap,” katanya.
Awalnya, Susi mengalami banyak penolakan saat mencoba menjual produknya di pasar atau dengan metode door-to-door. “Produk kami dianggap “keripik biasa” atau dikhawatirkan menggunakan MSG. Namun saya tidak menyerah,” tuturnya.
Kini, Keripik Tempe Fauzi hadir dengan beragam varian rasa seperti original, pedas manis, balado, ayam bakar dan BBQ, “Semuanya bebas MSG. Ada juga inovasi stik tempe yang dibuat dari sisa tempe, serta keripik tempe dengan bumbu rempah-rempah ketumbar. Serta varian tempe lainnya seperti rempeyek kacang, rempeyek udang, rempeyek kacang hijau, rempeyek tumbar, menjes tempe dan sagu tempe,” jelasnya.

Keberhasilan Keripik Tempe Fauzi tidak hanya terlihat dari omzet bulanan yang mencapai Rp30-35 juta dengan produksi 11.000 pcs dalam waktu 24 hari kerja, tetapi juga dari kontribusinya dalam membuka lapangan kerja. Saat ini, Keripik Tempe Fauzi mempekerjakan 6 karyawan.
Selanjutnya, Susi bersyukur, Keripik Tempe Fauzi diakui secara luas dan telah meraih predikat UMKM berprestasi juara 1 di Kota Batu, “Masuk 15 besar UMKM terbaik di Jawa Timur dari 300 peserta, bahkan masuk 50 besar UMKM se-Indonesia dari 7.000 peserta di Jogja,” cerita Susi.
Sementara itu, dalam mengembangkan usahanya, Susi menerapkan lima strategi pemasaran. “Kami mulai dengan edukasi dan promosi di media sosial. Kemudian meningkatkan ketertarikan konsumen, dengan inovasi kemasan dan tampilan produk,” jelasnya.
Ketiga, mewujudkan ketertarikan beli oleh konsumen. “Melalui penyediaan kemasan isi 8 atau 10, untuk memudahkan konsumen membawa produk. Kemudian, memperbanyak kanal penjualan offline di pusat wisata Kota Batu. Dan paling penting, menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen,” tegasnya.
Terakhir, Susi mengajak generasi muda LDII untuk jangan pernah menyerah dalam berusaha. “Jika memiliki kesalahan kuncinya adalah diperbaiki, bukan dengan menyerah. Teruslah berkarya, dan jadilah pribadi yang mandiri,” tutupnya.