Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Jualan Terbaik

2025/08/22
in Nasehat
3
Ilustrasi: Pinterest.

Ilustrasi: Pinterest.

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan

Sudah lama saya tidak menyempatkan diri berkunjung ke Gramedia. Ketika akhirnya kembali ke sana bersama keluarga beberapa waktu lalu, perhatian saya pun langsung tertuju pada pajangan di etalase masuknya. Biasanya terpajang produk berlabel best seller’s dan produk sebagai pendatang baru yang akan berkompetisi merebut pangsa pasar di sana. Mata pun langsung scanning mencari-cari produk apa yang menjadi trending saat ini. Dan ternyata, banyak stok lama, bahkan saya sudah membaca bukunya 10-15 tahun lalu. Tetapi kenapa sekarang masih menjadi best seller’s? Atau hanya sekadar strategi dagang untuk memberi cerita? Dua di antara best seller’s itu adalah Rich Dad Poor Dad dan Blink. Bagi penyuka buku pasti tahu karya siapa itu.

Ternyata fenomena best seller’s pernah diteliti seorang doktor dalam bidang statistik. Ia mencoba mengukur, sebenarnya berapa banyak buku yang terbit di Indonesia dan benar-benar menyandang predikat best seller. Hasilnya cukup menarik: hanya sekitar 30% buku yang berhasil menjadi laris manis, 40% berada di kategori sedang-sedang saja, sementara sisanya—sekitar 30%—benar-benar babak belur, tidak laku di pasaran.

Namun, sang doktor itu punya teori yang lebih dalam. Ia mengatakan bahwa kegagalan itu mutlak perlu. Justru karena ada 30% buku yang gagal, maka ada pula 30% buku yang berhasil. Tanpa kegagalan, tidak ada keberhasilan. Dalam bahasa statistik, semakin besar peluang gagal yang dialami, semakin besar pula potensi keberhasilan yang bisa dipetik. Singkatnya, kegagalan adalah saudara kembar kesuksesan. Mari kita cermati dalil indah di bawah ini.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh: 5-6).

Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat ini memiliki makna yang sama. Kata al ‘usr dalam ayat 5 sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat 6, karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama. Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.

Berbeda dengan kata “yusro (kemudahan)” , kata pertama (ayat 5) berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua (ayat 6) karena keduanya menggunakan isim nakiroh (kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang. Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan. Oleh karena itu, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Dengan kata lain, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.” Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu, yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”

Selanjutnya dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.” Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.

Dalam perspektif lain; kegagalan, jika dipandang dari kacamata positif, adalah guru terbaik. Dari kegagalan orang belajar, naluri semakin terasah, keberanian untuk mencoba hal baru tumbuh, dan jiwa menjadi lebih bijak. Perhitungan pun makin akurat, cara berpikir makin detail, dan strategi makin tajam. Oleh karena itu, Sang Pencipta mengingatkan dengan bijak dan santun;

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.” [QS Al-Baqarah:185].

Namun, problem besar manusia adalah: kebanyakan orang takut pada kegagalan. Richard Farson dan Ralph Keyes dalam bukunya Whoever Makes The Most Mistakes Wins menuturkan, meskipun semua orang tahu bahwa kegagalan adalah guru berharga, tetap saja mayoritas orang berusaha keras menghindarinya. Ironisnya, alih-alih belajar, mereka justru terjebak menjadi pemain yang aman—safe player.

Akibatnya, muncul pola pikir yang serba hati-hati. Semua jalur inovasi yang berisiko ditutup rapat. Orang hanya mau berjalan di rute yang terang dan mulus. Apa yang gelap, misterius, atau belum pernah dicoba, dihindari. Inilah awal dari kegagalan inovasi. Padahal, jika ditilik lebih jauh, benih inovasi justru sering lahir dari kesalahan dan kegagalan. Tidak heran bila inovasi itu mahal ongkosnya.

Sang doktor kemudian menarik contoh ke dunia olahraga. Ia menyebut tim bulu tangkis Indonesia. Kita pernah berjaya, bahkan menjadi legenda dunia. Namun setelah mengalami serangkaian kekalahan dan kritik tajam, manajemennya tampak memilih jalur aman. Tidak ada gebrakan revolusioner, tidak ada perubahan manajemen yang berani. Akibatnya, prestasi justru makin terpuruk. Apalagi kalau bicara soal sepak bola. Kita sering lebih banyak menelan kecewa daripada bangga.

Padahal, sejarah olahraga dunia menunjukkan, kemenangan spektakuler sering tercipta justru dari jurus-jurus berisiko tinggi, bahkan terkadang dari keputusan yang nekat. Juara adalah mereka yang punya nyali besar. Mereka yang tidak takut kalah, karena tahu bahwa tanpa kegagalan tidak akan ada kemenangan besar. Allah, Tuhan Semesta Alam berjanji;

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath-Thalaq: 7)

Saya merenung. Saya kontemplasi. Dan akhirnya tersadar. Ternyata hukum yang sama berlaku pula dalam kehidupan rohani. Dalam ibadah, khususnya dalam menghidupkan malam, seseorang tidak boleh berhenti hanya karena berkali-kali gagal bangun. Gagal sekali bukan akhir. Gagal dua kali pun belum tamat. Gagal 1000 kali pun, belum waktunya menyerah. Justru dari kegagalan-kegagalan itu seseorang belajar menemukan strategi baru, mencari cara lain, dan berani mencoba jalur yang lebih efektif.

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْ

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Al-Ankabut:69)

Ya, kadang diperlukan keberanian “nekat” untuk menantang diri. Karena belantara sepertiga malam bukan wilayah yang mudah. Kantuk datang menyerang, rasa malas menjerat, bahkan logika sering membenarkan alasan untuk menunda. Tapi justru di situlah letak kemenangan sejati. Gagal, coba lagi. Gagal, bangkit lagi. Gagal, berusaha lagi. Sampai akhirnya berhasil. Ingatlah selalu, tatakala satu pintu terkunci, ada pintu lain yang masih terbuka. Percayalah!

Jika dalam dunia bisnis atau olahraga, kegagalan bisa melahirkan inovasi dan strategi baru, maka dalam dunia ibadah, kegagalan melatih seseorang untuk lebih ikhlas, lebih tekun, dan lebih sadar bahwa hanya dengan pertolongan Allah-lah seseorang bisa berhasil. Kesalahan dan kegagalan bukan alasan untuk mundur, tetapi justru petunjuk bahwa ada jalan lain yang lebih tepat untuk ditempuh. Satu pintu tertutup, terdapat puluhan pintu lain terbuka.

Akhirnya, yang kita cari bukan sekadar label best seller’s di toko buku, melainkan pengakuan sebagai pribadi “best seller’s” di hadapan Allah. Pribadi yang berani melawan kantuk, mengatasi rasa malas, dan membiasakan diri menembus sunyinya malam. Allah telah menggambarkan pribadi semacam itu dalam Al-Qur’an:

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz-Dzariyat: 17–18)

وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS At-Taubah:111)

Inilah ciri orang-orang bertakwa yang mampu menjual dirinya menjadi best seller’s: tidak terlena dalam kenyamanan, tidak takut pada kegagalan, berani mencoba lagi, dan terus menghidupkan malam dengan doa dan istighfar. Maka, apakah kita berani mengambil jalan yang sama? Jalan para juara kehidupan, para pemenang sejati, yang tidak gentar menghadapi kegagalan demi satu kemenangan besar: diterima sebagai hamba Allah yang mulia sebab takwanya.

Tags: Best SellerJualan Terbaik

Comments 3

  1. Fauzi Achmadi says:
    2 months ago

    ok ajkh mas

    Reply
  2. Joko Widodo says:
    2 months ago

    Barokah barokah

    Reply
  3. Supardo says:
    2 months ago

    Alhamdulillah kalimat terbaik

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Adin Mutohar on IPSI Nganjuk Gelar Silaturahim Perguruan Silat di Ponpes Al Ubaidah
  • Luluk Muti'a Ningsih on Istighfar dan Kalimat Thayyibah
  • Ali on Niat Karena Allah
  • Nanang Naswito on LDII Suka Damai dan Warga Gotong-Royong Bangun Masjid
  • Nanang Naswito on LDII Jatim Ingatkan Generasi Muda Amalkan Pancasila untuk Hadapi Tantangan Zaman
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kisah Yusrawati Guru Besar FK Unand yang Haus Ilmu

Kisah Yusrawati Guru Besar FK Unand yang Haus Ilmu

September 29, 2025
Istighfar dan Kalimat Thayyibah

Istighfar dan Kalimat Thayyibah

September 30, 2025
LDII Klaten Kukuhkan Pengurus Baru, Fokus Empat Program Utama

LDII Klaten Kukuhkan Pengurus Baru, Fokus Empat Program Utama

October 6, 2025
Hadiri Rakor FKUB Banyuwangi, LDII Komitmen Dukung Penguatan Kerukunan Umat Beragama

Hadiri Rakor FKUB Banyuwangi, LDII Komitmen Dukung Penguatan Kerukunan Umat Beragama

September 29, 2025
Istighfar dan Kalimat Thayyibah

Istighfar dan Kalimat Thayyibah

9
Santri Ponpes Gadingmangu Juarai Kategori Kelompok dalam Aksi WCD 2025

Santri Ponpes Gadingmangu Juarai Kategori Kelompok dalam Aksi WCD 2025

3
KH Chriswanto Santoso: Sisi Religiusitas TNI Perlu Diperkuat untuk Jaga Kedaulatan Bangsa

KH Chriswanto Santoso: Sisi Religiusitas TNI Perlu Diperkuat untuk Jaga Kedaulatan Bangsa

2
Ponpes Wali Barokah Juara Umum Kompetisi Pencak Silat Dandim 0809 Cup III Tahun 2025

Ponpes Wali Barokah Juara Umum Kompetisi Pencak Silat Dandim 0809 Cup III Tahun 2025

6
Kemiskinan

Kemiskinan

October 6, 2025
LDII Kutim Gelar Pengajian dan Cek Kesehatan untuk Lansia bersama FKKI

LDII Kutim Gelar Pengajian dan Cek Kesehatan untuk Lansia bersama FKKI

October 6, 2025
Tingkatkan Kemampuan Komunikasi, Warga LDII Sleman Ikuti Pelatihan Pranata Adicara

Tingkatkan Kemampuan Komunikasi, Warga LDII Sleman Ikuti Pelatihan Pranata Adicara

October 6, 2025
LDII Klaten Kukuhkan Pengurus Baru, Fokus Empat Program Utama

LDII Klaten Kukuhkan Pengurus Baru, Fokus Empat Program Utama

October 6, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Kemiskinan October 6, 2025
  • LDII Kutim Gelar Pengajian dan Cek Kesehatan untuk Lansia bersama FKKI October 6, 2025
  • Tingkatkan Kemampuan Komunikasi, Warga LDII Sleman Ikuti Pelatihan Pranata Adicara October 6, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.