oleh Wanhat DPD LDII Balikpapan Budi Muhaeni
Pada tahun 2025, kita akan merayakan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Angka ini bukan sekadar hitungan, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan kita dengan perjuangan para pendahulu. Di antara semua simbol yang mewakili perjalanan panjang bangsa ini, tak ada yang lebih kuat dan mendalam maknanya selain Sang Merah Putih. Bendera kebanggaan kita ini bukan sekadar selembar kain, melainkan detak jantung sejarah yang terus berdenyut, mengalirkan semangat, dan menyatukan seluruh rakyat Indonesia.
Jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah negara, Sang Merah Putih sudah hadir dalam ingatan kolektif nenek moyang kita. Sejarah mencatat, warna merah dan putih sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-13, bahkan jauh sebelumnya di Kerajaan Kediri, Bugis, dan Bali. Merah melambangkan keberanian, sementara putih adalah simbol kesucian. Kombinasi dua warna ini, yang melambangkan keberanian untuk bertindak dan kesucian hati dalam melangkah, telah menjadi fondasi nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun, pengenalan Sang Merah Putih secara terbuka ke panggung nasional baru terjadi pada masa pergerakan kemerdekaan. Pada tahun 1928, saat pemuda dari berbagai penjuru nusantara berkumpul di Jakarta untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda, bendera Merah Putih mulai dikibarkan.
Momen tersebut menjadi titik balik penting, di mana Merah Putih tidak lagi sekadar simbol kerajaan atau kelompok, melainkan lambang persatuan yang menyatukan tekad untuk meraih kemerdekaan. Sejak saat itu, di tengah tekanan dan represi penjajah, Merah Putih terus berkibar di hati para pejuang, menjadi bara api yang tak pernah padam.
Puncak dari perjalanan Sang Merah Putih adalah pada 17 Agustus 1945. Di sebuah rumah sederhana di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, Sang Merah Putih dikibarkan untuk pertama kalinya sebagai bendera negara yang merdeka. Bendera itu dijahit dengan tangan penuh cinta dan air mata oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno. Setiap jahitan pada bendera itu adalah harapan, doa, dan semangat yang tak kenal lelah. Momen bersejarah ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi pernyataan tegas kepada dunia bahwa Indonesia telah lahir sebagai bangsa yang berdaulat. Sejak saat itu, Sang Merah Putih menjadi saksi bisu dan pahlawan sejati yang mengawal setiap langkah perjuangan bangsa ini.
Merajut Masa Lalu, Menggenggam Masa Depan
Sang Merah Putih adalah warisan berharga yang harus kita jaga. Ia bukan hanya sekadar simbol persatuan nasional, melainkan juga cerminan perjuangan, kebanggaan, dan jati diri bangsa. Di masa kini, saat kita menikmati buah dari kemerdekaan, Sang Merah Putih berfungsi sebagai pengingat terhadap tanggung jawab kita sebagai generasi penerus. Keberadaan bendera ini mengajak kita untuk terus membangun bangsa dengan integritas dan dedikasi. Ia adalah inspirasi untuk menciptakan inovasi, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan mengatasi tantangan dengan kepala tegak.
Sebagai simbol optimisme, Sang Merah Putih mengingatkan kita bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada harapan. Warna merah yang berani dan warna putih yang suci mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah, untuk terus berjuang dengan hati yang bersih. Bendera ini juga menjadi jembatan memori yang menghubungkan kita dengan para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. Kisah-kisah mereka hidup dalam setiap kibaran Sang Merah Putih, mengalirkan semangat perjuangan ke dalam diri kita.
Secara filosofis, makna Merah Putih begitu mendalam. Merah melambangkan keberanian, kekuatan, dan semangat juang yang tak pernah padam. Ia adalah dorongan untuk menghadapi segala rintangan dengan kepala tegak dan hati yang teguh. Sementara itu, putih melambangkan kesucian, ketulusan, dan kejujuran. Ia adalah pengingat untuk bertindak dengan niat yang baik dan hati yang bersih.
Kombinasi keduanya adalah resep sempurna untuk sebuah bangsa yang besar. Keberanian tanpa kesucian akan melahirkan arogansi dan kesewenang-wenangan, sedangkan kesucian tanpa keberanian hanya akan menjadikan kita pasif dan tidak berdaya. Merah dan putih saling melengkapi, menciptakan harmoni yang esensial.
Di hari yang sakral ini, mari kita resapi kembali makna Sang Merah Putih. Biarkan ia terus berkibar, tidak hanya di tiang-tiang bendera, tetapi juga di dalam hati setiap insan Indonesia. Semoga semangat keberanian dan kesucian yang diwariskan oleh para pahlawan akan terus mengalir dalam darah kita.
“Terus berkibar Sang Merah Putih, di dadaku, di dada setiap insan Indonesia.”
Berkibar terus Merah Putihku menyertai langkah Generasi Indonesia yang terus semangat membangun dan menerapkan karakter luhur menuju Indonesia Maju Unggul dan Lestari, semoga lancar dan barokah