Kudus (7/10). Sebanyak 60 pesilat dari 10 perguruan saling beradu teknik dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Pencak Silat 2025, pada 1–2 Oktober 2025. Dalam ajang tersebut, pesilat Persinas ASAD yang tergabung dalam Bagian Pemuda, Kepanduan, Olahraga, Seni dan Budaya (PKOSB) DPD LDII Kudus tampil gemilang, dengan memborong lima medali.
Ketua Bagian PKOSB DPD LDII Kudus, Fahmi Fathurrohman, mengatakan keberhasilan ini merupakan hasil pembinaan rutin dan latihan terarah. Dari lima medali yang diraih, dua di antaranya disumbangkan oleh Muhammad Khoiro Mahfud yang meraih emas di kategori seni tunggal dan perunggu di nomor tanding. Mohammad Ja’far Husein menambah satu medali perak, sementara Fahmi sendiri dan Yossangga Asadullah masing-masing membawa pulang medali perunggu.
Fahmi menuturkan, pencak silat bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter generasi muda. Melalui pembinaan di Persinas ASAD, para atlet dilatih disiplin, tangguh, dan menjunjung tinggi sportivitas.
“Prestasi ini menjadi dorongan bagi generasi muda LDII Kudus untuk terus berkembang dan menjaga warisan budaya bangsa,” ujarnya.
Sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO, pencak silat kini menjadi wadah pendidikan karakter bagi generasi muda. Persinas ASAD berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai luhur melalui latihan rutin, kompetisi, dan kegiatan pembinaan yang berkelanjutan.

Ketua DPD LDII Kabupaten Kudus, Muhammad As’ad, mengapresiasi capaian tersebut sebagai langkah awal pembinaan berkelanjutan. Ia menyebut keberhasilan atlet Persinas ASAD menjadi bukti semangat juang dan kedisiplinan generasi muda LDII.
“Kami akan terus mendukung pembinaan di bidang olahraga, terutama seni bela diri, agar lahir generasi yang berkarakter dan berprestasi,” ujarnya.
Setelah sukses di tingkat kabupaten, para pesilat Persinas ASAD Kudus menatap tantangan baru di ajang Pra Porprov Jawa Tengah yang dijadwalkan berlangsung akhir November 2025.
Ketua Persinas ASAD Kabupaten Kudus, Andi Sunyoto, berharap atlet binaannya mampu melangkah lebih jauh hingga ke tingkat nasional. Ia menilai pencak silat kini telah menjadi olahraga resmi di berbagai event dunia, memberi peluang bagi pesilat Indonesia untuk menorehkan prestasi internasional.
“Keberhasilan Persinas ASAD Kudus di Kejurkab Pencak Silat 2025 menjadi bukti peran LDII dalam melahirkan atlet berprestasi, sekaligus menjunjung tinggi nilai budaya bangsa. Lebih dari sekadar ajang kompetisi, pencak silat menjadi simbol semangat persaudaraan dan identitas Indonesia,” pungkas Andi.