Sleman (7/10). Di tengah sunyi pedesaan Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), M. Fatan Ahfi Putra menumbuhkan mimpi yang jauh melampaui batas langit dusunnya. Anak muda yang tumbuh dalam keluarga sederhana ini membuktikan keterbatasan bukan penghalang untuk melangkah ke panggung dunia.
Perjalanan Fatan dimulai dari kegelisahan tentang masa depan. Setelah lulus SMA, ia sempat dihadapkan pada ketidakpastian biaya kuliah. Namun, semangatnya tidak padam. Ia memegang pesan sederhana dari orang tuanya: mimpi yang disertai tahajud dan usaha tak akan sia-sia. Prinsip itu menjadi bahan bakar yang menuntunnya menembus pintu kesempatan.
Kini, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta itu menorehkan prestasi yang membawa namanya dikenal hingga ke Prancis. Melalui video reels yang ia unggah di akun Instagram-nya, @ahfifatan, Fatan menyuarakan gagasan tentang masa depan generasi muda. Video berdurasi singkat itu meraih skor tertinggi dalam ajang kompetisi yang digelar oleh Institut Français d’Indonésie (IFI).
Kemenangan tersebut membuka jalan bagi Fatan untuk belajar bahasa Prancis langsung di negaranya pada Desember 2025. Program itu sepenuhnya dibiayai IFI; mulai dari kursus, tiket pulang pergi Indonesia–Prancis, visa Schengen, hingga asuransi kesehatan dengan total senilai €2.350.
“Kesempatan ini bukan hanya tentang belajar bahasa, tapi juga tentang membuktikan bahwa anak muda desa pun bisa bersaing di panggung dunia,” ujar Fatan saat ditemui usai menerima kabar kelulusannya dari IFI. Ia menuturkan, keberanian mencoba sering kali menjadi pembeda antara yang bermimpi dan yang benar-benar melangkah.
Fatan mengaku ingin menjadikan pengalamannya sebagai motivasi bagi generasi muda LDII dan mahasiswa di daerah lain. Menurutnya, pendidikan bukan semata tentang gelar, tetapi tentang membuka wawasan dan memperluas ruang kontribusi. “Yang penting punya niat baik, kerja keras, dan jangan lupa berdoa,” ucapnya.
Menjelang keberangkatannya ke Prancis, Fatan terus mempersiapkan diri dengan memperdalam bahasa dan budaya setempat. Ia berharap kisahnya bisa menjadi pengingat bahwa mimpi besar dapat tumbuh dari tempat sederhana.
Dari desa di Sleman, langkah Fatan kini menapak ke Eropa. Di antara dinginnya udara Paris nanti, semangat anak muda Indonesia itu akan tetap membawa hangatnya doa orang tua dan keyakinan, bahwa jalan menuju masa depan selalu terbuka bagi mereka yang berani berusaha.