Kediri (5/11). Pondok Pesantren Wali Barokah (PPWB) dan DPD LDII Kota Kediri menerima kunjungan kerja dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur. Kehadiran mereka untuk melaksanakan program akselerasi eco-pesantren, pada Senin (3/11).
Mereka membuat penilaian terhadap PPWB untuk menerima penghargaan eco-pesantren, sebagai bentuk apresiasi terhadap pesantren, yang berhasil mengintegrasikan nilai-nilai pelestarian lingkungan dalam seluruh aktivitasnya.
“Kami datang untuk melakukan penilaian sekaligus memberikan dukungan teknis, berupa bantuan sarana optimalisasi pengolahan sampah. Selain itu, kami juga akan melaksanakan workshop pengelolaan sampah, pengelolaan limbah, dan penghematan air bagi pengurus dan santri,” ungkap Perwakilan dari DLH Provinsi Jatim, Riki.
Ia menjelaskan proses penilaian yang dilakukan DLH Jatim sangat komprehensif. Riki menerangkan, penilaian mencakup kurikulum pendidikan di pesantren yang membahas pelestarian lingkungan hidup dan penghematan air.
“OPOP (One Pesantren One Product) yang merupakan bukti kemandirian pesantren, memantau integrasi program lingkungan dengan aspek ekonomi pesantren, dan monitoring dengan melaksanakan pemantauan langsung di lapangan dan juga penilaian via daring (zoom) untuk mengukur implementasi program secara berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah, KH Sunarto menegaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan adalah bagian integral dari ajaran agama. Ia menerangkan selalu mengupayakan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah di Ponpes Wali Barokah secara maksimal.
“Karena bagi kami, kebersihan adalah bagian dari iman. Upaya ini adalah wujud nyata agar ibadah dapat berjalan lancar dan optimal. Dengan sistem boarding yang menampung ribuan santri, Ponpes Wali Barokah menghadapi tantangan volume sampah yang signifikan. Oleh karena itu, pesantren memiliki target untuk menjadi Zero Waste Pesantren melalui pelatihan dan daur ulang,” jelasnya.
Sunarto menekankan, upaya kebersihan di Ponpes tidak berhenti pada tataran slogan. Ia menjelaskan santri dilibatkan secara langsung dalam kelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah, sebagai wujud implementasi dari teori-teori dalam pengajian. Santri diajarkan untuk memilah, mengolah, hingga mendaur ulang.
“Inovasi lain yang paling menonjol adalah kemandirian energi dan transportasi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Mandiri, kami telah memiliki dan mengoperasikan PLTS bertenaga besar secara mandiri, yang menjadi bukti nyata komitmen terhadap energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan Ponpes Wali Barokah memiliki dan menggunakan kendaraan bertenaga listrik secara mandiri untuk operasional di lingkungan pesantren. Selain itu juga telah dibangun sanitasi lingkungan untuk mendukung kesehatan lingkungan. Ia memastikan sanitasi yang ada telah memadai sesuai dan sesuai dengan standar rasio untuk menampung seluruh santri.
“Kami berharap DLH dan dinas terkait memberikan bantuan yang tidak hanya sebatas memberikan penghargaan. Tetapi lebih pada edukasi, pendampingan, dukungan, dan komunikasi yang baik secara berkelanjutan,” harapnya.
Selain itu, Ketua LDII Kota Kediri, Agung Riyanto menegaskan, ketahanan pangan dan lingkungan hidup merupakan salah satu dari ‘8 bidang pengabdian LDII untuk bangsa’. Ia menegaskan dukungan penuh organisasi terhadap inisiatif lingkungan yang dilakukan oleh Ponpes Wali Barokah.
“Kunjungan ini kami harapkan menjadi momentum penguatan sinergi antara pemerintah provinsi dan institusi pendidikan Islam, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan pesantren yang sehat, bersih, dan berwawasan lingkungan,” tutupnya.













Selamat kepada Pengurus PP Wali Barokah Kediri, Semoga semakin bermanfaat untuk seluruh santri dan masyarakat…