Magetan (6/11). Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Ulum Al-Islami, bersama DPD LDII Kabupaten Magetan mengikuti apel Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Alun-Alun Magetan, pada Rabu (22/10). Kegiatan tersebut diikuti oleh para santri, tokoh agama, serta berbagai elemen masyarakat Kabupaten Magetan.
“Santri memiliki peran strategis sebagai pemimpin masa depan yang mampu mengawal Indonesia Merdeka dan membangun peradaban dunia. Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi mereka mengasah kemampuan kepemimpinan, menanamkan nilai-nilai pesantren, dan siap menghadapi dinamika zaman,” ujar Fadlan.
Ia menerangkan tema HSN 2025 bertajuk “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Fadlan menilai peringatan Hari Santri tahun ini menekankan peran strategis santri sebagai garda moral bangsa, motor penggerak pendidikan, serta pelopor digitalisasi pesantren.
Sementara itu, Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, menegaskan bahwa santri memiliki peran penting dalam sejarah dan pembangunan bangsa Indonesia. Menurutnya pemilihan tema HSN 2025 sangat tepat untuk mencerminkan tekad dan peran santri sebagai penjaga kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan.
“Santri harus hadir sebagai pelaku sejarah baru, membawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ’alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban. Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Rawatlah tradisi pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, hingga ke ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton,” imbuhnya.
Selain itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan, Taufiqurrohman, menekankan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan. Ia menejelaskan peringatan ini juga menjadi momentum refleksi spiritual dan intelektual bagi umat Islam, khususnya generasi muda pesantren.
“Di tengah derasnya arus modernisasi dan tantangan era digital, Hari Santri menjadi pengingat akan pentingnya peran santri sebagai penjaga moral, keilmuan, dan identitas bangsa,” ujarnya.












