Jakarta (10/12). DPP LDII mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Kepala Sekolah yang diikuti 185 sekolah naungan LDII dari berbagai daerah. Kegiatan itu dibuka Ketua DPP LDII Basseng Muin secara daring, di Patal Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/12).
Basseng menegaskan, komitmen LDII dalam pembangunan pendidikan nasional telah diwujudkan lewat pendirian sekolah-sekolah. “Ini adalah wujud kontribusi LDII untuk bangsa dalam membangun sumber daya manusia di Indonesia. Pendirian sekolah saat ini jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 300 sekolah,” ujarnya.
Karena itu lewat pelatihan tersebut, para peserta yakni kepala sekolah dilatih mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran, sehingga materi pelajaran tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga membentuk akhlak dan moral siswa. “Siapa yang bisa membawa perubahan karakter di sekolah? Tentu kepala sekolah,” tegas Basseng yang juga Koordinator Bidang Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII.
Terkait kasus bullying, Basseng menyebut, akar masalahnya adalah lemahnya karakter siswa. “Selama ini sistem pendidikan terlalu fokus pada pengetahuan, nilai, dan ranking. Pendidikan karakternya justru terabaikan,” jelasnya.
Karena itu, Basseng menegaskan, kepala sekolah berperan secara strategis mewujudkan sistem pendidikan karakter karena memiliki kewenangan formal dalam menentukan arah kebijakan sekolah.
Ia juga menyoroti penerapan 29 Karakter Luhur. Menurutnya, karakter yang kuat akan membentuk siswa menjadi pribadi yang bermanfaat. “Kalau satuan pendidikan tidak menerapkan pembelajaran 29 karakter, maka kepala sekolah adalah pihak pertama yang perlu dievaluasi,” ungkapnya.

Senada dengan Basseng, Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII, Thonang Effendi, turut mengapresiasi semangat peserta. “Respons dan pertanyaan mereka menunjukkan kebutuhan nyata akan pembekalan kepemimpinan bagi kepala sekolah,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa masalah utama kepemimpinan saat ini adalah kurangnya keberanian membuat perubahan. “Perubahan membutuhkan inovasi, kreativitas, perencanaan yang matang, serta kemampuan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan,” jelasnya.
LDII berharap pelatihan itu mendorong kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinan visioner dan berkarakter, sehingga sekolah mampu memperkuat perannya sebagai pusat pembentukan generasi muda yang cerdas, berakhlak dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

