Kendari (24/12). DPW LDII Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar media gathering jelang Musyawarah Wilayah (Muswil) VII. Kegiatan berlangsung di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan dihadiri Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, pada Jumat (19/12).
“Pendidikan menjadi kunci utama dalam mencetak sumberdaya manusia (SDM) unggul. Dengan SDM yang berkarakter dan berdaya saing, LDII siap berkontribusi dalam menyukseskan program ketahanan pangan nasional,” ujar KH Chriswanto.
Ia mendorong SDM berakhlak mulia serta memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Salah satunya dengan penerapan smart farming untuk mengubah cara pandang terhadap profesi petani.
“Selama ini petani sering dipersepsikan sebagai pekerjaan yang kotor dan tertinggal. Padahal, dengan sistem pertanian berbasis teknologi, seperti pengairan otomatis, pertanian justru bisa dikelola secara modern dan efisien,” jelasnya.
Smart farming tersebut, lanjut Chriswanto, harus diterapkan oleh seluruh pondok pesantren LDII, termasuk di Sultra. Ia mengatakan, program pertanian berbasis teknologi ini sebelumnya telah diterapkan di Garut, Jombang, dan Jakarta. “Ke depan akan mulai dikembangkan di Sultra dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong,” ujarnya.
Ia menegaskan, pada prinsipnya lahan sekecil apa pun bisa dimanfaatkan. Hal ini menjadi bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah, “LDII juga menyoroti penguatan program sorgum di Sultra yang akan difokuskan di sejumlah daerah, antara lain Kolaka Timur, Konawe, dan Wakatobi, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat,” jelas KH Chriswanto.
LDII sendiri telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, termasuk Institut Pertanian Bogor (IPB) serta beberapa institut lainnya. “Kerja sama tersebut melibatkan pelajar dari berbagai latar belakang keilmuan,” katanya.
Terkait delapan program pengabdian LDII, KH Chriswanto menegaskan agar dilaksanakan oleh seluruh DPW di Indonesia, termasuk di Sultra. Ia berharap, program tersebut mampu membangun kualitas warga LDII agar tidak hanya religius, tetapi juga memiliki kepedulian sosial. Serta mampu berperan aktif dalam pembangunan daerah maupun nasional.
“Seluruh warga LDII supaya peka terhadap lingkungan strategis di sekitarnya, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun kebangsaan,” imbuhnya.
KH Chriswanto menambahkan, LDII juga memperkuat komunikasi lintas organisasi. Salah satunya dengan menggelar dialog bersama Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, organisasi kemasyarakatan keagamaan, hingga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Dialog tersebut difokuskan pada penguatan moderasi beragama dalam bingkai sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia. LDII juga secara rutin menyelenggarakan sekolah virtual berskala nasional,” pungkas Chriswanto.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Sultra La Ode Kadir mengatakan Muswil VII akan membahas tiga agenda utama, yakni penyusunan program kerja organisasi, perumusan rekomendasi, serta evaluasi kepengurusan periode 2025-2030. “Perencanaan program ke depan tentu membutuhkan kerja sama banyak pihak. Karena itu, kami terus menjalin silaturahim dan melakukan audiensi dengan berbagai pemangku kepentingan,” ujar Kadir.
Ia menambahkan, LDII Sultra telah menyiapkan skema regenerasi dan pengkaderan guna memastikan kesinambungan kepemimpinan organisasi. La Ode Kadir juga memastikan pelaksanaan muswil berlangsung aman dan kondusif.












