Denpasar (5/9). Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi menekankan pentingnya literasi digital dan keterampilan jurnalistik bagi generasi muda. Hal itu ia sampaikan saat mengisi Pelatihan Jurnalistik yang digelar DPW LDII Provinsi Bali, pada 29–31 Agustus 2025.
Dengan memahami atau “melek” digital mereka bisa memilah dan informasi, agar tidak terprovokasi apalagi memproduksi konten hoax, “Dengan pelatian ini, kami berharap kawan-kawan bisa mempraktikkan apa yang didapat, bijak bermedsos, tahu cara memproduksi konten, menulis berita, sekaligus mendapatkan pengalaman yang bermanfaat,” ujarnya.
Menurut Rulli, pelatihan jurnalistik penting untuk membekali generasi muda agar tidak serampangan menyebarkan informasi. Ia menyoroti fenomena maraknya hoaks, ujaran kebencian dan provokasi di media sosial yang kerap memicu kericuhan.
“Media sosial itu ibarat sampah bercampur emas. Anak muda harus belajar memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana yang harus disingkirkan. Tidak semua informasi layak dikonsumsi, apalagi dibagikan pada orang lain,” tegas Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media DPP LDII.
Lebih lanjut, Rulli berharap peserta tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga mau menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada lingkungan sekitar. “Jangan takut salah dalam menulis berita atau membuat konten. Salah itu wajar, yang penting berani mencoba terus untuk menulis, berani membuat konten, dan mau berbagi ilmu dengan teman-temannya. Mari terus belajar, mencoba dan berkarya,” tambahnya.
Ia juga menekankan, media sosial dapat menjadi ladang amal saleh sekaligus peluang kerja bagi generasi muda. “Anak muda sekarang semua pegang gadget. Jadikan gadget itu sebagai senjata untuk menyebarkan kebaikan. Tidak harus dengan alat yang mahal, cukup manfaatkan apa yang ada. Mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri dan mulai dari yang kita bisa lakukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Departemen KIM DPP LDII Ludhy Cahyana memaparkan struktur LDII News Network (LDII). “LINES itu merupakan kantor berita resmi LDII. LINES berdiri sejak tahun 2013, dan telah mengadakan enam angkatan pelatihan yang terdiri dari generasi muda lintas profesi,” ujarnya.
Menurutnya, Departemen KIM DPP LDII menggelar pelatihan jurnalistik di berbagai wilayah seperti Jakarta, Kalimantan Timur, Jambi, Riau, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa dan sebagainya, untuk mendorong peningkatan literasi digital atau melek digital itu. “Dengan adanya LINES, kami berharap Karya, Kontribusi, Komunikasi (3K) LDII bisa diinformasikan kepada khalayak luas, agar LDII tidak menjadi korban post truth, atau fakta yang dibentuk oleh pendapat bukan kenyataan sebenarnya,” ungkapnya.
Ia berpendapat, di era media baru, di mana informasi bersifat dua arah dan bukan lagi bersifat satu arah (media lama), memungkinkan interaksi masyarakat dengan LDII secara langsung. Namun media baru melahirkan post truth, yang membuat orang kerap terpengaruh informasi negatif, “Di sinilah generasi muda perlu mempelajari kepenulisan jurnalistik, agar sehat dalam menggunakan internet,” paparnya.
Penulis buku biografi Benyamin Sueb “Muka Kampung Rezeki Kota” itu mendorong para peserta untuk memanfaatkan media sosial secara positif. “Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang produktif, kreatif, dan bijak dalam bermedia sosial,” tutupnya.