Jombang (26/11). Departemen Litbang, Iptek, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII berkolaborasi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Gadingmangu, menggelar “Pelatihan Sistem Registri Nasional (SRN), Pendampingan Program Kampung Iklim (Proklim) dan Zero Waste Pondok Pesantren” pada Sabtu (8/11).
Kegiatan tersebut diikuti 18 perwakilan pondok pesantren dari wilayah Jombang, Kediri, dan Nganjuk secara luring, bertempat di Pondok Pesantren Gadingmangu, Jombang, Jawa Timur dan diikuti perwakilan seluruh DPW LDII se-Indonesia secara daring.
“LDII berkomitmen penuh untuk mewujudkan zero waste di seluruh lingkungannya, mencakup rumah warga, masjid, pondok, dan sekolah, melalui implementasi program Kampung Iklim, Ecopesantren, dan Adiwiyata,” tegas Sudarsono, Ketua DPP LDII.
Sementara itu, Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Kurniawan mengapresiasi langkah LDII, yang telah lama menerapkan pola hidup bersih dan ramah lingkungan. Ia juga menyoroti pelaporan perkembangan lingkungan ke pemerintah.
“Kemajuan tersebut dapat diakui dan dipantau oleh pemerintah, LDII perlu secara aktif melaporkan progresnya melalui platform Sistem Registri Nasional (SRN), sebuah platform vital untuk pemantauan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat nasional,” jelasnya.
Selain itu, Ketua Ecopesantren Ponpes Gadingmangu, Nurul Firdaus, menjelaskan beberapa praktik terbaik yang telah diterapkan Ponpes Gadingmangu. Ia menjelaskan untuk mewujudkan pesantren yang ramah lingkungan, Ponpes Gadingmangu telah melakukan serangkaian aksi nyata
“Di antaranya pengurangan, pemilahan, dan pengelolaan sampah terpadu, hingga upaya konservasi tanaman, tanah, air, dan energi yang berkelanjutan. Model ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain yang mengikuti pelatihan,” jelasnya.
Firdaus juga menjelaskan saat sesi praktik, peserta luring diberikan kesempatan untuk meninjau langsung berbagai site percontohan Ecopesantren di Pondok Pesantren Gadingmangu. Mulai dari roduksi produk organik, pemanfaatan biopori, taman ecopesantren, hingga sistem pemanenan air hujan yang efektif.
“Kunjungan lapangan ini bertujuan memberikan gambaran konkret tentang implementasi konsep ramah lingkungan,” tutupnya.











