Makassar (21/5). Generasi penerus (generus) PC LDII Tamalate mengikuti Festival Sepak Bola U10 dan U12 Zona Makassar Raya yang digelar Forum Sepak Bola Generasi Indonesia (FORSGI) Sulawesi Selatan. Tim Gunsar U-12 diturunkan untuk mengikuti festival yang berlangsung di lapangan Kompleks Dr. Tadjuddin Chalid, Kota Makassar pada Minggu (18/5).
Pelatih Gunsar, Muh. Subhan Aqil mengatakan tim mengikutsertakan 14 pemain yang berusia antara 8 hingga 11 tahun untuk berlaga di kategori U-12. “Meski bukan fokus utama, kami tetap menargetkan tim Gunsar tampil maksimal dan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter luhur dalam setiap pertandingan,” ujarnya.
Target utama tim, lanjutnya, adalah membiasakan anak-anak mempraktikkan 29 karakter luhur serta menambah pengalaman bertanding. “Kalau bisa juara, itu bonus,” imbuhnya.
Dalam proses pembinaan karakter, tim pelatih dan official tak hanya fokus pada teknik bermain, tetapi juga menerapkan kebiasaan positif dalam keseharian anak-anak. Mereka secara rutin diingatkan untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Saat waktu shalat tiba, para pemain diarahkan untuk segera bersiap menuju masjid sebelum adzan berkumandang.
Melalui kegiatan ini, Subhan berharap para pemain tidak hanya berkembang dalam keterampilan bermain sepak bola, tetapi juga memiliki pondasi akhlak dan karakter yang kuat. “Kami berharap anak-anak terus berlatih dan berkembang, tidak berhenti di sini. Jadi tidak hanya paham agama, tapi juga berprestasi di lapangan,” tutup Subhan.
Sebanyak 15 tim dari berbagai daerah, termasuk Kota Makassar, Gowa, Takalar, Maros, dan Pangkep turut serta dalam ajang ini. Masing-masing tim terdiri dari tujuh pemain yang berusia di bawah 10 dan 12 tahun. Festival ini bertujuan untuk menjaring bibit-bibit unggul sepak bola usia dini sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter luhur seperti sportivitas, kerjasama, dan disiplin.
Ketua FORSGI Sulsel, Jubliadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mengarahkan anak-anak agar terlibat dalam kegiatan positif dan menjauhkan dari pengaruh negatif teknologi.
“Festival ini untuk menggairahkan anak-anak kami dalam bermain sepak bola sehingga terhindar dari dampak negatif gawai (gadget) dan internet yang begitu masif yang bisa mengubah karakter,” ungkap Jubliadi.