Makassar (31/8). Ketua Tim Bina Paham Keagamaan dan Hisab Rukyat Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin membuka secara resmi Pengajian Tashih Al Quran Muballigh-Muballighah se-Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), pada Kamis (28/8). Acara yang digelar DPW LDII Sulawesi Selatan ini berlangsung di Masjid Roudhotul Jannah, Makassar, Sulsel.
“Kami mengapresiasi upaya berkelanjutan LDII dalam membina para muballigh dan muballighah melalui penguatan pemahaman Al Quran secara mendalam. Untuk memperkuat dakwah yang santun, damai, dan inklusif penting menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” ujar Nurdin dalam sambutannya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat pemahaman keagamaan yang moderat serta mencetak dai-dai yang tidak hanya mengerti kandungan Al Quran, tapi juga memahami hikmahnya. “Kepada para muballigh dan muballighah supaya senantiasa menjadi agen perdamaian dan menjaga keharmonisan antarumat beragama. Kita harapkan para muballigh bisa menjadi penyemangat, penyejuk, dan membawa pesan Islam yang rahmatan lil alamin,” harapnya.
Nurdin menambahkan, LDII merupakan salah satu ormas Islam yang telah menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan Islam yang ramah, bukan marah. Ia menyebut, dari hasil pemetaan paham keagamaan oleh Kemenag, LDII termasuk dalam 37 ormas Islam yang dinilai moderat.
“Kami melihat LDII sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun kerukunan dan memperkuat dakwah Islam yang damai. Sudah saatnya nilai-nilai Islam kita bumikan, agar memberi manfaat dan rahmat bagi semua lapisan masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Ketua LDII Sulawesi Selatan Sukardi Weda menjelaskan bahwa pengajian ini merupakan bagian dari program pembinaan dai dan warga LDII agar lebih memahami nilai-nilai luhur dalam Al Quran dan Al Hadis. Tema kegiatan, “Menggali Hikmah Al Quran untuk Membangun Karakter Islami Menuju Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” dinilai sangat relevan di tengah tantangan zaman.
“Pemahaman mendalam terhadap Al Quran menjadi kunci membangun karakter yang kuat, moderat, dan tahan terhadap arus informasi yang tidak sejalan dengan nilai Islam,” ungkapnya.
Sukardi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program astacita atau delapan bidang pengabdian LDII kepada bangsa. Program-program tersebut mencakup wawasan kebangsaan, dakwah, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan, teknologi digital, dan energi baru terbarukan.
“Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama Sulsel yang terus bersinergi dengan LDII. Bahkan di beberapa daerah seperti Maros dan Enrekang, dai LDII aktif mengajarkan baca tulis Al Quran kepada warga binaan di lembaga pemasyarakatan,” pungkasnya.
Pada sesi materi, pemateri utama anggota Majelis Taujih wal Irsyad DPP LDII Ust. Muhammad Royyanul Mustofa dalam materinya mengajak para peserta untuk melakukan tadabbur terhadap isi Al Quran. “Hal itu sebagai fondasi dalam membentuk akhlak dan karakter muslim yang unggul,” ujarnya.
Pengajian dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 28-30 Agustus 2025 dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Selain muballigh dan muballighah, turut hadir para santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Roudhotul Jannah, serta Ketua Pesantren, Rahmat Wahid.
Pengajian ini menjadi salah satu bentuk kontribusi LDII dalam menyiapkan dai-dai muda yang siap berdakwah secara santun, moderat, dan berdampak positif bagi umat dan bangsa.