Jakarta (24/8). Kementerian Kesehatan (Kementerian Kesehatan) mengajak warga LDII mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan pemerintah, serta mendorong pencegahan stunting. Hal ini ditegaskan Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Lovely Daisy dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III LDII 2025 yang diselenggarakan DPP LDII di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Lovely memberikan pengarahan tentang pentingnya CKG dan pencegahan stunting sejak dini. Ia menjelaskan, program CKG pemerintah bertujuan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan fisik maupun mental di berbagai kelompok usia masyarakat. “CKG sudah dilaksanakan dan yang mendaftar sudah 21 juta orang, yang diperiksa sudah 20 juta orang,” kata Lovely dalam pemaparannya.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatera Barat itu, menjelaskan dua program CKG, yaitu CKG Ulang Tahun dan CKG Sekolah. CKG Ulang tahun diperuntukkan bagi anak usia 0 hingga 6 tahun dan masyarakat usia 18 tahun ke atas. Program ini diluncurkan pada 10 Februari 2025.
Sementara CKG Sekolah menargetkan 53 juta anak usia sekolah jenjang SD, SMP, SMA, atau usia 7 sampai 17 tahun. CKG sekolah mulai dilaksanakan sejak Juli 2025, bertepatan dengan awal tahun ajaran baru. “CKG Sekolah menargetkan 53.844.419 peserta didik dari 282.317 satuan pendidikan,” ujarnya.
Program CKG Sekolah dilakukan di masing-masing satuan pendidikan. Sementara CKG Ulang Tahun bisa dilakukan di Puskesmas atau mendaftar lewat Aplikasi SatuSehat maupun Whatsapp Kemenkes. Di tahun 2025 ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,4 triliun untuk program CKG.
Selain mendorong untuk mengikuti program CKG, dokter Lovely juga mengedukasi pentingnya pencegahan stunting kepada 315 peserta Rakornas. Ia menegaskan, pencegahan stunting menjadi prioritas secara nasional pemerintah karena stunting dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan otak anak. Resiko tersebut menjadi ancaman tersembunyi bagi masa depan generasi penerus bangsa.
Seorang anak yang terkena stunting berisiko terkena penyakit degeneratif saat dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu penting memperhatikan gizi, baik itu gizi ibu pada masa kehamilan dan deteksi dini pada bayi dengan memantau pertumbuhan balita.
Pemaparan Lovely mendapat respon yang baik dari para peserta Rakornas. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan terkait program CKG dan pencegahan stunting yang bisa diimplementasikan dalam komunitas LDII. Di akhir acara, dokter Kemenkes itu berharap ormas Islam seperti LDII dapat menggerakan masyarakat untuk melaksanakan CKG, serta meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah stunting.
“Harapan kita agar LDII ikut menggerakkan seluruh masyarakat memanfaatkan layanan CKG. Untuk stunting kita akan fokus dalam upaya pencegahan, jangan sampai menunggu sudah stunting, dan agar semakin banyak balita yang terhindar dari stunting,” ujarnya.