Yogyakarta (9/6). DPW LDII DIY bekerja sama dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar pelatihan Master of Ceremony (MC) untuk generasi muda, Minggu, 1 Juni 2025. Kegiatan bertajuk “Menjadi MC yang Fasih, Santun, dan Memikat Panggung” ini berlangsung di Gedung DPD RI DIY dan diikuti puluhan peserta dari berbagai organisasi pemuda.
Pelatihan menghadirkan praktisi public speaking, Ranny Albanny, yang membekali peserta dengan teknik vokal, penguasaan bahasa tubuh, serta kemampuan mengatur suasana panggung. Materi yang disampaikan juga mencakup strategi menghadapi audiens dalam berbagai kondisi serta membawakan acara secara profesional dalam dua bahasa: Indonesia dan Jawa.
Ketua DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya LDII untuk mencetak generasi muda yang komunikatif, santun, dan tetap berakar pada nilai budaya. “Kami ingin anak-anak muda LDII tidak hanya bisa tampil percaya diri di depan umum, tapi juga menghormati nilai-nilai lokal melalui penggunaan Bahasa Jawa di ruang publik,” ujar Atus.
DPW LDII DIY berharap kegiatan semacam ini dapat diselenggarakan secara rutin, “Selain sebagai upaya pengembangan potensi generasi muda, pelatihan ini juga menjadi wujud komitmen LDII dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga beretika dan berbudaya di tengah tantangan zaman,” tuturnya.
Anggota DPD RI asal DIY, Hilmy Muhammad, yang turut membuka acara, mengapresiasi kerja sama ini sebagai langkah konkret dalam penguatan kapasitas pemuda. Menurutnya, public speaking menjadi keterampilan yang makin relevan di era keterbukaan informasi. “Bicara di depan umum bukan sekadar soal percaya diri, tapi juga soal menyampaikan pesan dengan etika dan sensitivitas budaya,” ungkap Hilmy.
Selama pelatihan berlangsung, peserta mengikuti sesi materi dan praktik langsung. Antusiasme terlihat tinggi saat peserta mencoba peran sebagai MC, membawakan simulasi acara formal dan informal, kemudian mendapat evaluasi dari pemateri. “Latihan langsung ini penting agar peserta bisa mengatasi rasa grogi dan menemukan gaya mereka sendiri,” kata Ranny.
Salah satu peserta, Aulia, mengaku pelatihan ini memberinya wawasan baru tentang pentingnya penguasaan dua bahasa saat membawakan acara. “Selama ini saya hanya tahu MC itu ya asal percaya diri. Ternyata ada teknik vokal, intonasi, bahkan pemilihan kata yang harus disesuaikan dengan audiens,” ujarnya.