Sukoharjo (12/11). Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) DPW LDII Jawa Timur mengajak sekitar 35 pengusaha muda berkunjung ke PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk, Sukoharjo, pada Sabtu (26/10). Kegiatan tersebut bertujuan sebagai ajang pembelajaran praktis untuk memperluas wawasan para peserta terhadap dunia usaha modern.
“Para peserta bisa melihat langsung proses produksi dan pengolahan bahan herbal, hingga strategi pemasaran berbasis teknologi yang diterapkan perusahaan. Dari sini mereka belajar bagaimana bisnis dapat tumbuh dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan,” ungkap Ketua DPW LDII Jawa Timur Moch. Amrodji Konawi.
Ia memimpin langsung kegiatan tersebut karena melihat potensi ekonomi umat di Indonesia sangat besar. Ia menjelaskan potensi besar tersebut masih tersebar dan belum terhubung secara optimal. Karena itu, LDII berkomitmen membangun sinergi antar pelaku ekonomi umat agar tumbuh bersama.
“Ada yang punya modal tapi belum punya keterampilan, ada yang bisa memproduksi tapi kekurangan modal, dan ada yang pandai memasarkan tapi belum punya produk. Potensi-potensi ini akan kami sinergikan agar semuanya bisa berkembang bersama,” jelasnya.
Amrodji menambahkan, langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi umat yang saling mendukung, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Selain menumbuhkan jiwa wirausaha, kegiatan ini juga sejalan dengan visi LDII untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, bagian dari 8 Program LDII untuk Bangsa.
Sementara itu, Direktur Utama PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk, Is Heriyanto, menyambut kunjungan tersebut. Ia menilai, kegiatan tersebut menjadi sarana memperkenalkan proses bisnis perusahaannya sekaligus menjajaki peluang kolaborasi dengan para pengusaha muda LDII.
“Kami sangat antusias dengan kunjungan ini. Melalui pertemuan seperti ini, kami bisa mengenalkan produk dan peluang kerja sama kepada para pengusaha di Jawa Timur, khususnya dari kalangan LDII. Harapannya, ke depan bisa terjalin kolaborasi dalam pengembangan berbagai produk, terutama kebutuhan rumah tangga,” ujar Is Heriyanto.
Ia menjelaskan selama ini pasar nasional masih didominasi oleh perusahaan besar dengan merek ternama, padahal kualitas produk lokal tidak kalah bersaing. Ia optimistis, produk-produk hasil karya anak bangsa memiliki potensi besar untuk berkembang jika dipasarkan secara masif dan terorganisasi.
“Saya yakin produk lokal kita bisa kompetitif, baik dari sisi kualitas maupun harga. Harapannya, para pengusaha LDII di Jawa Timur nantinya dapat mengembangkan dan memasarkan produk bersama secara luas, sehingga tumbuh kemandirian ekonomi dari kalangan kita sendiri,” ujarnya.
Is Heriyanto juga menceritakan perjalanan PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk sejak berdiri. Perusahaan tersebut berdiri berdasarkan akta pendirian tahun 2015 dengan fokus memproduksi dan memasarkan produk sendiri. Salah satu produk pertamanya adalah Neo Algae (kini dikenal dengan nama Neo Algae Daily), yang berbasis mikroalga jenis spirulina.
“Brigit mengembangkan budidaya mikroalga secara mandiri di dua lokasi, yakni Klaten dan Sukoharjo. Seiring waktu, perusahaan mulai membuka layanan maklon pada 2018 dan mendapat sambutan positif dari pasar. Awalnya kami hanya membuat produk herbal, tetapi karena banyak permintaan, kami juga mengembangkan kosmetik dan minuman serbuk. Dari situ kami terus memperluas fasilitas produksi,” ungkap Is.
Kunjungan itu, tidak hanya mempererat hubungan antara dunia usaha dan organisasi keagamaan. Namun juga menjadi inspirasi bagi generasi muda LDII untuk menapaki dunia wirausaha berbasis inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan.











