Bantul (24/3). PC LDII Kapanewon Kasihan terus menguatkan nilai-nilai kebangsaan warganya melalui pengajian rutin bertema nasionalisme. LDII menghadirkan anggota Koramil 03/Kasihan untuk memberikan materi wawasan kebangsaan pada Jumat (14/3).
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al Barokah, Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta itu bertujuan menanamkan semangat cinta tanah air sekaligus mempererat hubungan antara LDII dan TNI.
Ketua PC LDII Kasihan, Adimas Setyo Nugroho, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program LDII di bulan Ramadan, yakni mewujudkan lima sukses Ramadan. “Selain sukses berpuasa, membaca Al-Qur’an, dan shalat malam, kami ingin pemuda LDII juga sukses dalam memahami pentingnya menjaga keutuhan NKRI,” ujar Adimas.
Ia berharap sinergi LDII dan Koramil 03/Kasihan bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda. “Semoga pemuda LDII makin sadar pentingnya bela negara dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat,” lanjutnya.
Kehadiran Danramil 03/Kasihan, Mayor Inf Sukapta, bersama tujuh personelnya, disambut antusias warga LDII. Mereka turut melaksanakan salat Isya dan Tarawih berjamaah sebelum menyampaikan materi. Dalam sambutannya, Sukapta menegaskan bahwa sinergi antara TNI dan masyarakat sipil seperti LDII sangat penting untuk menjaga kedaulatan bangsa. “Kami hadir di sini bukan hanya untuk memberikan materi, tapi juga untuk mempererat silaturahmi. Kalau ada yang bisa kita kerjasamakan, kami siap,” kata Sukapta.
Ia juga berharap momentum Ramadan dapat meningkatkan keimanan seluruh peserta. “Semoga puasa ini menjadi momen bagi kita semua untuk memperkuat mental dan spiritual,” ujarnya.
Materi utama disampaikan oleh Babinsa Kalurahan Ngestiharjo, Serka Sugiyono, yang menyoroti pentingnya wawasan kebangsaan dalam memperkuat ketahanan negara. Ia menjelaskan bahwa nilai dasar wawasan kebangsaan dimulai dari penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. “Kita tidak bisa memilih di mana kita lahir, tapi kita bisa memilih bagaimana berkontribusi menjaga bangsa ini,” ucap Sugiyono.
Ia juga menekankan pentingnya tekad bersama dalam menjaga persatuan, cinta tanah air, dan memahami prinsip demokrasi sebagai bagian dari kedaulatan rakyat.
Sugiyono mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam kerap menjadi incaran pihak asing. “Potensi yang kita miliki adalah kebanggaan, tapi juga membuat kita rentan. Kita harus waspada terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri,” ujarnya.
Ia menyebut proxy war sebagai ancaman nyata yang saat ini dihadapi Indonesia, melalui penyalahgunaan media sosial, korupsi, narkoba, dan bentuk propaganda lainnya. “Mereka yang diserang adalah generasi muda, usia produktif, yang kelak menjadi tulang punggung bangsa,” tegas Sugiyono.
Menghadapi ancaman tersebut, Sugiyono menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh elemen masyarakat. “Kalau tidak ada yang menjamin Indonesia ada selamanya, siapa lagi yang menjaga kalau bukan kita sendiri?” ucapnya.
Ia mengajak seluruh warga LDII untuk membela kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Sugiyono juga menjelaskan lima kriteria dasar bela negara, yakni cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, rela berkorban, yakin pada Pancasila, dan memiliki kemampuan awal dalam bela negara.
Di akhir materinya, Sugiyono mengajak warga LDII untuk bersama-sama menjaga stabilitas nasional. Ia meyakini, dengan kondisi negara yang aman dan tenteram, akan semakin banyak investor yang masuk ke Indonesia. “Kalau ekonomi tumbuh, lapangan pekerjaan terbuka, angka kriminalitas turun. Ujungnya, kesejahteraan masyarakat meningkat,” ujarnya.