Makassar (7/9). Menyikapi maraknya demonstrasi, kericuhan, serta persebaran hoaks di berbagai daerah termasuk Kota Makassar, DPD LDII Kota Makassar menggelar “Pengajian Generasi Penerus (Generus)”. Kegiatan ini bertema penguatan karakter luhur dan literasi digital “saring sebelum sharing”.
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Nurul Huda, Jl. Bontoduri, Kota Makassar pada Senin (1/9). Pengajian ini diikuti sekitar 600 generus LDII dari jenjang SMP, SMA, mahasiswa, hingga pekerja.

Selain kajian tentang literasi digital dan pembinaan karakter, para peserta juga diajak untuk mengkaji Al Quran dan Hadist sebagai pedoman utama umat Islam dalam bersikap, berucap, dan bertindak. Materi pengajian menekankan pentingnya meneladani ajaran Rasulullah SAW dalam menjaga lisan, serta memegang teguh perintah Allah SWT untuk tabayun sebelum menyebarkan informasi.
Wakil Ketua DPD LDII Kota Makassar, Sutrisno Sulaiman, menyatakan kegiatan ini menindaklanjuti arahan DPP LDII sekaligus merespons situasi terkini di sejumlah daerah.
“Di Makassar bahkan terjadi kebakaran beberapa gedung yang menewaskan beberapa korban jiwa. Ini menjadi atensi LDII Kota Makassar. Karena itu kami mengumpulkan kurang lebih 600 muda-mudi untuk diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kota Makassar. Kami berharap upaya ini membantu pemerintah menjadikan Makassar lebih baik sesuai arahan Wali Kota: Jagai Makassarta,” ujar Sutrisno.
Dewan Penasehat DPD LDII Kota Makassar, KH Arif Nurhadi, menekankan bahwa menyampaikan aspirasi merupakan hak warga negara namun harus sesuai aturan yang berlaku. Ia mengingatkan pentingnya kebijaksanaan bermedia di era banjir informasi.
“Penyebab utama kericuhan adalah karakter yang kurang baik, salah satunya tidak mampu berbicara dengan baik. Dalam diri kita ada ‘rem’ akal yang harus mengendalikan apa yang kita lakukan dan ucapkan. Allah memerintahkan tabayun dalam QS Al-Hujurat ayat 6. Karena itu, saring sebelum sharing pastikan apakah berita itu benar, baik, dan bermanfaat? Kalau tidak, jangan disebar,” tutur KH Arif.
“Di era digital, siapa saja bisa menjadi penyebar informasi, tapi tidak semua layak dijadikan rujukan. Kebijaksanaan bukan tahu segalanya, melainkan tahu apa yang harus diabaikan,” tambahnya.
Pengajian ini memadukan materi penguatan karakter, etika bermedia digital, dan literasi informasi, dengan harapan para generus menjadi pelopor keteduhan di lingkungan masing-masing. DPD LDII Kota Makassar menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan kota yang aman, damai, dan beradab.