Sumenep (15/10). DPD LDII Sumenep menggelar Festival Anak Saleh (FAS) dan Bazar UMKM bertajuk “Mewujudkan SDM Profesional Religius Melalui Pembentukan Luhur dan Kemandirian Generasi Penerus”. Sekitar 175 anak dan 600 peserta ikut memeriahkan kegiatan di halaman kantor DPD LDII Kabupaten Sumenep itu, pada Minggu (12/10).
“FAS tahun ini diwarnai beberapa perlombaan di antaranya Pildacil (Pemilihan Da’i Cilik), cerdas cermat, adzan, qiroah, dan mewarnai. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang lomba kreativitas anak dan remaja, tetapi juga sarana evaluasi terhadap keberhasilan masing-masing PAC dalam membina generus yang berakhlak, berilmu, dan mandiri,” ungkap Ketua DPD LDII Kabupaten Sumenep, Musaheri.
Ia mengatakan kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi sarana pembentukan karakter anak yang selaras dengan nilai-nilai keislaman. Musaheri menjelaskan kegiatan ini sebagai bentuk penilaian atas pembinaan generasi muda di setiap PAC, dalam perkembangan anak mengenai akhlak, pemahaman agama, serta kemampuan berkreasi dan berwirausaha.
“Kami ingin melihat sejauh mana pembinaan yang dilakukan di tingkat bawah berhasil menanamkan nilai-nilai keislaman dan kemandirian kepada anak-anak. Saat ini, generasi muda menghadapi tantangan besar di era digital,” ungkapnya.
Musaheri menambahkan, dengan kemudahan akses informasi harus diimbangi dengan kemampuan menyaring nilai-nilai positif. LDII berkomitmen meningkatkan pembinaan, melalui berbagai kegiatan yang melibatkan lembaga pendidikan, keagamaan dan kegiatan positif lainnya.
“Kami yakin, jika anak-anak dibina dengan baik sejak dini, tentu saja mereka masa depannya tumbuh menjadi generasi yang religius, cerdas, kreatif, dan siap membangun daerah,” terangnya.
Ia berharap kegiatan tersebut menjadi semangat dan motivasi bagi para generasi muda LDII untuk mengembangkan potensi diri demi melahirkan inovasi dan karya nyata untuk masa depan. “Anak muda harus berkarya serta siap menghadapi kesulitan bahkan kegagalan, karena keberhasilan sering lahir dari kegagalan dan kegagalan itu kesuksesan yang tertunda,” tandasnya.
Musaheri menjelaskan dalam kegiatan tersebut, sembilan PAC menampilkan karya dan bazar. Harapanya kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi para generasi muda LDII untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri.
“Anak muda harus berkarya dan siap menghadapi kesulitan, bahkan kegagalan. Karena keberhasilan sering lahir dari kegagalan. Kegagalan itu sukses yang tertunda,” tandasnya.
Ia menegaskan, pembinaan seperti ini akan terus dilakukan dan ditingkatkan setiap tahun melalui berbagai kegiatan yang melibatkan lembaga pendidikan dan keagamaan di bawah naungan LDII. “Kita latih mereka sampai menjadi pribadi yang mandiri, menghasilkan, dan siap menjalani kehidupan dewasa dengan tangguh,” pungkasnya.