Tabanan (5/12). Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI Kabupaten Tabanan menggelar Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama. Kegiatan yang berlangsung di Tabanan, Bali, pada Selasa (25/11/2025) dihadiri pula oleh LDII.
Acara itu dibuka Kakemenag RI Kabupaten Tabanan, I Komang Giri Yasa didampingi Kasi Bimas Islam, Suraji. Pada kesempatan itu, Suraji mengatakan, masyarakat yang rukun dibangun dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak. “Silaturahmi antar tokoh umat Islam sangat diperlukan untuk menjaga kurukunan,” ujarnya.
Selain itu ia mengingatkan, persatuan dan kesatuan antara umat Islam harus terus dirawat. Sebab, dengan persatuan dan kesatuan tersebut, konflik bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Senada dengan Suraji, I Komang Giri Yasa mengapresiasi acara tersebut, yang merupakan bagian dari pelayanan dan pembinaan terhadap umat. “Kehidupan harmonis di Tabanan sudah terbukti dengan raihan Harmoni Award pada 2017,” kata dia.
Ia juga mengatakan, Kemenag sebagai garda terdepan menjaga kerukunan antarumat beragama perlu bersinergi dalam warisan dari leluhur. Karena itu ia meminta semua tokoh agama saling menjaga komunikasi untuk tetap dalam kerukunan di Kabupaten Tabanan.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Tabanan, Maulana Sandijaya juga menyampaikan, kerukunan di Kabupaten Tabanan sudah terjalin dengan baik. LDII sebagai salah satu ormas keagamaan secara rutin mengikuti acara kerukunan, seperti silaturahmi dalam Safari Ramadan.
”Kami di LDII memiliki program dakwah santun, yaitu dakwah yang menyejukkan. Kami bersinergi dengan saudara kami dari NU, Muhammadiyah, buka puasa bersama, dan beberapa kegiatan lainnya,” ujar Sandijaya.
Ia juga menjelaskan, LDII di Bali memiliki tiga program unggulan, yaitu LDII Ngejot, LDII Mereresik, dan LDII Mejenukan. Ketiga program tersebut merupakan implementasi menjaga kerukunan antar umat beragama, tidak hanya sesama umat Islam, tapi juga umat agama lain.
Ia juga menekankan pentingnya persatuan, karena disintegrasi bangsa bisa terjadi salah satu penyebabnya menurunnya toleransi. Karena itu, toleransi dengan siapa pun perlu terus dijaga, termasuk dalam program kebersihan, “Bali sebagai etalase pariwisata dunia penting untuk menangani dan mengelola sampah dan lingkungan bersama,” paparnya.
Ia mencontohkan, pihaknya bekerja sama dengan komunitas Bali Harmoni menyulap sampah pastik menjadi cairan sejenis BBM. Sampah plastik dikumpulkan dari warga banjar, anak-anak TK, SD, dan masyarakat umum. ”Kami sangat senang dan terbuka jika ormas keagamaan lain bisa bergabung dan bekerja sama dengan LDII dalam menyelamatkan lingkungan,” tukasnya.
Acara itu bertema Merawat Kerukunan dan Meneguhkan Persaudaraan Intern Umat Beragama dengan mengundang 30 tokoh muslim lainnya seperti NU, Muhammadiyah, DPD LDII Tabanan, MUI, IPHI, DMI, ICMI, Yayasan SPMAA, Muslimat, Aisyah, Fatayat, para kepala KUA dan tokoh masyarakat di Kabupaten Tabanan.
Di akhir acara, peserta sepakat membentuk Forum Silaturahmi Umat Islam (FSUI) Kabupaten Tabanan untuk meningkatkan silaturahmi antarumat Islam di Tabanan. (mau)












