Banyak orang mengalami kesulitan tidur akibat terlalu banyak pikiran di malam hari. Senior Medical dari Alodokter, Kevin Adrian mengatakan hal ini sering terjadi karena malam hari menjadi waktu otak mencerna kembali aktivitas yang telah dijalani seharian. Jika tidak dikelola, kebiasaan ini bisa memicu gangguan tidur seperti insomnia.
“Banyak orang yang overthinking justru ketika sudah berbaring di tempat tidur. Ini adalah momen ketika tubuh beristirahat, tapi otak malah bekerja ekstra. Pola seperti ini bila dibiarkan dapat merusak kualitas tidur dan berdampak pada kesehatan mental maupun fisik,” ujar Kevin kepada Alodokter.
Kevin menyarankan beberapa cara untuk mengatasi susah tidur karena banyak pikiran. Salah satunya adalah membiasakan diri untuk melepaskan kekhawatiran sebelum tidur. Ia menekankan pentingnya menetapkan batas antara waktu istirahat dan waktu menyelesaikan masalah. “Jangan bawa beban pikiran sampai ke tempat tidur. Cobalah lakukan relaksasi, atau tenangkan diri minimal 30 menit sebelum tidur,” katanya.
Cara lain yang dinilai cukup efektif adalah menulis jurnal atau buku harian. Menurut Kevin, mencurahkan isi pikiran lewat tulisan bisa membantu mengurangi tekanan batin dan memberikan rasa lega. “Kalau tidak ada teman bicara, menulis bisa jadi media untuk menyalurkan perasaan dan pikiran, sehingga otak tidak lagi terlalu aktif saat waktu tidur tiba,” tambahnya.
Beberapa aktivitas ringan lainnya juga bisa dilakukan, seperti mendengarkan podcast atau musik yang menenangkan. Kevin menjelaskan, suara yang lembut atau pembahasan ringan bisa mengalihkan pikiran dari hal-hal yang membuat stres. “Selain itu, mengatur pencahayaan kamar, mematikan lampu, dan menjauhkan gadget dari tempat tidur juga penting dalam menjaga suasana tidur yang kondusif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kevin menyarankan agar setiap orang mulai menerapkan sleep hygiene, yakni kebiasaan tidur yang sehat dan teratur. Ini termasuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, membatasi konsumsi kafein di sore hari, hingga menjaga kenyamanan ruang tidur. “Konsistensi adalah kunci utama. Tubuh dan otak akan terbiasa jika kita mendisiplinkan waktu tidur,” katanya.
Jika semua upaya telah dilakukan namun gangguan tidur masih berlanjut, Kevin menganjurkan untuk segera berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. “Bila stres atau insomnia terjadi terus-menerus, bisa menimbulkan efek serius bagi kesehatan, seperti gangguan kecemasan hingga depresi. Konsultasi profesional bisa jadi langkah terbaik,” tutup Kevin.