Serang (23/11). Pengasuh Ponpes Moderat At-Thohiriyah KH Muhammad Tohir mengisi tausiyah pada pengajian akbar yang digelar DPD LDII Kabupaten Serang di Gedung LDII Banten, pada Rabu (19/11). Ia hadir bersama Asisten Daerah (Asda) I Pemkab Serang, Syamsudin.
“Pemerintah adalah ujung tombak dalam menjaga ketertiban, kemaslahatan, serta kesejahteraan rakyat. Namun, keberhasilan pemerintah membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat yang berakhlak dan memahami nilai-nilai kebaikan yang diajarkan Rasulullah SAW,” ujar KH Tohir mengawali tausiyah.
Ia menambahkan, ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah ajaran rahmatan lil alamin dan kita semua diperintahkan untuk menebarkannya. “Pemerintah dan masyarakat juga berperan penting dalam menjaga sendi-sendi kehidupan yang harmonis. Ajaran rahmatan lil alamin penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
KH Tohir juga mengingatkan bahwa perubahan zaman membawa tantangan besar, terutama bagi mereka yang tidak mampu menempatkan diri dalam posisi yang benar. Ia menyontohkan, meskipun seseorang memiliki jabatan tinggi, jika tidak mampu memposisikan rahmat dan memperlakukan bawahannya dengan baik, maka akan muncul berbagai persoalan yang merusak keharmonisan. “Kondisi seperti inilah yang harus diperbaiki,” tegasnya.
Dalam lingkungan keluarga, ia mengajak orang tua menjadi teladan utama. Menurutnya, pendidikan rahmat dan kasih sayang harus dimulai dari rumah. “Ajak anak, ajak istri, untuk membangun keluarga yang tidak meninggalkan salat. Bangun keluarga dengan cinta yang berlandaskan ibadah kepada Allah,” pesannya.
Agar terjalin hubungan hangat dan terbuka di lingkungan keluarga, KH Tohir menekankan pentingnya jalinan komunikasi dengan anak-anak. Dengan demikian, anak-anak tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dari luar. “Orang tua harus menjadikan anak subjek utama pendidikan. Bangun komunikasi yang baik, beri contoh yang baik, ajari mereka akhlak, agar tidak mudah tergerus arus zaman,” pesannya.
KH Tohir menegaskan bahwa keluarga yang kompak, sakinah, mawaddah, warahmah hanya dapat terbangun jika rahmat dan kasih sayang menjadi fondasi utama. “Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut, ia berharap warga LDII dan masyarakat Serang dapat terus menjaga keharmonisan dan menjadi bagian dari masyarakat yang religius serta berakhlak mulia,” tuturnya.
Ia pun memberikan apresiasi kepada warga LDII yang dinilai mampu menjalankan nilai kasih sayang dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Menurutnya, budaya saling menghormati antara yang muda dan yang tua menjadi ciri penting dari masyarakat yang terdidik secara agama.
“Di LDII, saya melihat yang muda menghormati yang tua, dan yang tua mengayomi yang muda. Ini bukti bahwa generasi muda masih mempercayai dan menghargai petuah orang terdahulu,” ujarnya.
KH Tohir juga menyinggung kebiasaan baik warga LDII setiap bulan Ramadan yang secara rutin membagikan takjil kepada masyarakat. Ia menilai kegiatan itu sebagai wujud pendidikan Rasulullah tentang berbagi, peduli, dan menebarkan rahmat kepada sesama. “Ini adalah pendidikan Rasul yang harus terus dijaga. Kita harus mampu menempatkan rahmat dan kasih sayang sesuai posisi masing-masing,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Asda I Pemkab Serang, Syambsudin hadir mewakili Bupati Serang untuk menyampaikan pesan penting sekaligus apresiasi mendalam dari pemerintah daerah. Dalam sambutan tertulis bupati, Syamsudin menyampaikan bahwa Bupati Serang memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada LDII.
Ia menilai LDII konsisten menyelenggarakan kegiatan dakwah, terutama di tengah derasnya arus modernisasi dan laju informasi digital yang begitu cepat, “LDII telah menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga ketenangan, moral, dan ketahanan spiritual masyarakat. Di tengah perubahan zaman yang tak terhindarkan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan LDII mampu menjadi wadah pembinaan umat yang adaptif, namun tetap teguh menjaga nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Pemkab Serang pun menegaskan bahwa LDII merupakan mitra strategis yang perannya sangat dirasakan dalam pembangunan karakter masyarakat.
Kegiatan seperti pengajian, pembinaan santri, dan kegiatan dakwah lainnya yang rutin dilaksanakan LDII bukan sekadar aktivitas keagamaan biasa. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi sarana menimba ilmu, memperkuat pemahaman agama, serta menjaga kesejukan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Kegiatan ini bukan hanya wadah menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk memelihara toleransi, menjaga kebersamaan, serta memperkokoh kualitas akhlak generasi muda,” ujarnya.
Dalam pesannya kepada para santri dan generasi muda LDII, Syamsudin menekankan pentingnya pendidikan yang seimbang antara ilmu agama dan teknologi. Di era digital, para santri diharapkan tidak hanya kuat dalam pemahaman agama, tetapi juga mampu menguasai teknologi agar menjadi generasi yang kompeten, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Santri harus terus belajar, memperkuat ilmu agama, dan di waktu yang sama mengembangkan kemampuan teknologi. Generasi yang maju adalah yang berakhlak sekaligus berwawasan luas,” imbuhnya.

