Bengkulu (4/9). DPW LDII Bengkulu menghelat seminar ketahanan keluarga dengan tema “Peningkatan Kualitas Diri untuk Mandiri dan Harmonis dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga”. Acara itu diselenggarakan secara hybrid dengan studio utama di Ponpes Al Huda, Bengkulu, pada Minggu (31/8).
“Acara ini menjadi bagian dari road to Musyawarah Wilayah (Muswil) VII LDII Bengkulu yang akan diselenggarakan pada 16 September 2025. Kami mengundang ribuan peserta remaja putri dan ibu-ibu dari 10 kabupaten/kota se-Bengkulu,” ujar Ketua Panitia Seminar Ketahanan Keluarga LDII Bengkulu, Erni Yusnita.
Ia menjelaskan, seminar tersebut merupakan program rutin Biro Pemberdayaan Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPW LDII Bengkulu. “Semoga para ibu dan wanita LDII Bengkulu, dapat menjadi teladan dalam keluarga. Semakin berdaya dalam menghadapi tantangan sosial. Serta mampu mencetak generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan mandiri,” tegasnya.
Pemateri seminar, Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu, Khairunnisa Helmi Hasan, diwakili Rosmayetti mengungkapkan, ketahanan keluarga merupakan pondasi terciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. “Melalui ketahanan keluarga, akan tercipta masyarakat yang mandiri, harmonis dan sejahtera,” katanya.
Sementara itu, pemateri lainnya, Ketua Dharma Wanita Provinsi Bengkulu, Mardliyataini HS menjelaskan, ketahanan keluarga bukan hanya soal fisik, tetapi juga meliputi mental, ekonomi, hingga sosial budaya. “Upaya peningkatan ketahanan keluarga dapat dilakukan melalui edukasi pranikah, bimbingan perkawinan, hingga penanganan stunting. Target pemerintah tahun 2025 adalah penurunan stunting hingga 18 persen, dan hal ini perlu dukungan semua pihak,” jelasnya.
Selanjutnya, Mardliyataini merinci enam faktor penting dalam ketahanan keluarga. “Mulai dari struktur keluarga. Kesehatan fisik, kondisi ekonomi, psikologi, sosial budaya dan kemitraan gender,” jelasnya.
Implementasinya, untuk membangun keluarga yang harmonis, ia mengajak dalam sebuah keluarga untuk menjalin komunikasi yang efektif. “Saling menghargai. Jaga keintiman, utamakan nilai-nilai agama, serta terima kelebihan dan kekurangan pasangan,” pungkas Mardliyataini.
Ia menambahkan, para ibu adalah madrasah utama dalam keluarga. “Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sehingga, peran ibu sangat besar dalam mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera,” tutup Mardliyataini.