Kediri (28/12). Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur memfasilitasi pelaksanaan Seminar Lingkungan Hidup. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kota Kediri.
Kegiatan ini diikuti sekitar 400 santri dari Pondok Pesantren Wali Barokah serta pondok pesantren se-Kota dan Kabupaten Kediri, naungan LDII pada Sabtu (27/12/2025). Seminar lingkungan hidup ini menjadi bagian dari upaya penguatan peran pesantren. Terutama dalam menjawab tantangan perubahan iklim melalui pendekatan keagamaan dan edukatif. Kegiatan tersebut terselenggara melalui kolaborasi antara LDII, Pondok Pesantren Wali Barokah, Pemerintah Kota Kediri, serta perguruan tinggi.
Ketua DPD LDII Kota Kediri sekaligus Wakil Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah, Agung Riyanto, dalam sambutannya menyampaikan lingkungan hidup merupakan rumah bersama, yang memiliki kemuliaan dan wajib dijaga. Setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas amanah menjaga dan mengelola lingkungan.
Ia menegaskan berbagai bencana alam yang terjadi saat ini tidak terlepas dari perilaku manusia terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, melalui seminar ini para santri dibekali pemahaman konsep Buksantren, yakni integrasi antara pendidikan agama dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Agar santri mampu menjadi generasi beriman, berkarakter, mandiri, serta menjadi agen perubahan dan teladan di tengah masyarakat.
Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah, KH Sunarto pada kesempatan itu menyampaikan, kegiatan seminar lingkungan hidup sejalan dengan visi dan misi Pondok Pesantren Wali Barokah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara LDII, pondok pesantren, pemerintah daerah, dan akademisi dalam membangun lingkungan pesantren yang berkelanjutan.
Menurutnya, berbagai capaian dan prestasi Pondok Pesantren Wali Barokah di bidang lingkungan hidup merupakan hasil kerja bersama seluruh pihak serta pembinaan berkelanjutan. Ke depan, pihak pondok berharap pengembangan Program Kampung Iklim (Proklim) tidak hanya dirasakan di lingkungan pesantren, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar melalui sinergi dengan perangkat kelurahan, RT, dan RW.
Sebagai pemateri pertama, Lingkungan Hidup Ahli Muda DLHKP Kota Kediri, Ridwan Salimin, memaparkan materi mengenai Ekopesantren dan Program Kampung Iklim (Proklim). Ia menyampaikan bahwa Pondok Pesantren Wali Barokah telah meraih Penghargaan Ekopesantren Pratama dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, dan memiliki peluang untuk ditingkatkan pada level berikutnya.
Sementara itu, pemateri kedua dari Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Atus Syahbudin, menjelaskan pendampingan UGM di Pondok Pesantren Wali Barokah telah menghasilkan Ekopesantren tingkat Pratama. Target pengembangan selanjutnya meliputi peningkatan level Ekopesantren, pengembangan Sekolah Adiwiyata, serta pembentukan kawasan Proklim di lingkungan sekitar pesantren.
Ia juga menyampaikan hasil penelitian UGM yang menunjukkan bahwa LDII memiliki keunggulan dalam pelestarian lingkungan, melalui peran kiai dan santri sebagai pilar tambahan yang memperkuat keberhasilan program lingkungan berbasis masyarakat.
Melalui seminar yang menjadi bagian dari rangkaian Musda VII LDII Kota Kediri ini, Pondok Pesantren Wali Barokah berharap para santri mampu mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam bentuk kepedulian nyata terhadap lingkungan hidup sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian sosial.

