Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat

2025/11/26
in Opini
0
Ilustrasi guru sebagai pelita dalam gelap.

Ilustrasi guru sebagai pelita dalam gelap.

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Sudarsono*

“Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa yang kuat jika guru masih dipandang komoditas. Lebih dari sekedar seremoni tahunan, Hari Guru Nasional adalah momentum refleksi mendalam tentang peran guru sebagai arsitek peradaban. Di balik papan tulis dan ruang kelas, merekalah penentu arah masa depan yang membentuk karakter sekaligus kecerdasan generasi. Ketika dunia bergerak cepat dengan teknologi dan globalisasi, Indonesia harus menegaskan: kekuatan bangsa dimulai dari guru hebat.”

Setiap 25 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Tahun ini, tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” menjadi sorotan publik. Guru seharusnya bukan sekadar pengajar di ruang kelas, melainkan arsitek peradaban yang menanamkan nilai, membentuk karakter, dan menyiapkan generasi menghadapi tantangan global.

“Guru adalah pelita dalam gelap, penuntun dalam ragu, dan teladan dalam hidup.” Momentum Hari Guru Nasional bukan hanya seremoni tahunan, melainkan kesempatan untuk mengapresiasi sekaligus mengevaluasi. Apresiasi diberikan atas dedikasi guru yang tetap setia mendidik meski menghadapi keterbatasan. Evaluasi dilakukan agar kebijakan pendidikan benar-benar berpihak pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru.

Sejarah dan Filosofi Hari Guru Nasional Hari Guru Nasional ditetapkan melalui Keppres No. 78 Tahun 1994, bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945. Sejak awal kemerdekaan, guru ditempatkan sebagai garda terdepan dalam perjuangan membangun bangsa.

Filosofi Ki Hajar Dewantara—ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani—tetap relevan hingga kini. Guru adalah teladan di depan, penggerak di tengah, dan pemberi dorongan di belakang.

Tema 2025 “Guru Hebat, Indonesia Kuat” memperkuat filosofi tersebut: keberhasilan pembangunan bangsa tidak bisa dilepaskan dari kualitas guru. Guru hebat bukan hanya menguasai materi ajar, tetapi juga memiliki empati, integritas, dan kemampuan beradaptasi.

Isu-Isu Kekinian Pendidikan di Indonesia Pendidikan Indonesia saat ini menghadapi tantangan multidimensi. Ada empat isu utama yang perlu diperluas pembahasannya:

Transformasi Digital dan Literasi Teknologi Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi teknologi dalam pembelajaran. Guru kini dituntut menguasai platform daring, aplikasi pembelajaran, hingga kecerdasan buatan. Namun, kesenjangan digital masih besar. Di kota besar, akses internet dan perangkat relatif memadai, sementara di daerah terpencil guru dan siswa masih bergantung pada metode tradisional.

Literasi digital guru menjadi kunci. Tanpa penguasaan teknologi, guru akan kesulitan mengintegrasikan pembelajaran abad ke-21. Tantangan ini bukan hanya soal perangkat, tetapi juga soal mindset: apakah guru siap meninggalkan pola lama dan beralih ke metode baru?

Kesejahteraan dan Status Guru Guru ASN memiliki kepastian karier, tetapi guru honorer masih menghadapi ketidakpastian status dan gaji minim. Program PPPK adalah langkah maju, namun distribusi dan seleksi belum merata. Banyak guru honorer yang sudah lama mengabdi belum terakomodasi.

Kesejahteraan yang tidak memadai berdampak langsung pada motivasi dan kualitas pengajaran. Guru yang harus memikirkan kebutuhan dasar tentu sulit untuk sepenuhnya fokus pada pengembangan siswa.

Pemerataan Kualitas Pendidikan Ketimpangan antara kota dan desa masih nyata. Guru di daerah terpencil menghadapi keterbatasan fasilitas, minimnya pelatihan, serta beban kerja lebih berat. Kurikulum Merdeka Belajar memberi fleksibilitas, tetapi implementasi di lapangan masih menghadapi hambatan. Pemerataan distribusi guru dan fasilitas pendidikan menjadi isu krusial. Tanpa pemerataan, anak-anak di daerah tertinggal tidak memperoleh kesempatan belajar yang setara.

Tantangan Sosial dan Karakter Kasus perundungan, kekerasan di sekolah, hingga pengaruh negatif media digital menjadi perhatian serius. Guru dituntut tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi konselor, pelindung, dan teladan. Pendidikan karakter menjadi semakin penting di era keterbukaan informasi.

Peran LDII dalam Mendukung Guru Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan komitmen nyata terhadap penguatan peran guru di Indonesia. Bagi LDII, guru bukan hanya sosok pengajar, melainkan figur strategis yang menentukan arah masa depan bangsa. Karena itu, LDII menempatkan guru sebagai pusat perhatian dalam berbagai program pendidikan yang mereka jalankan.

Salah satu kontribusi penting LDII adalah peluncuran Pondok Karakter pada tahun 2020. Program ini dirancang untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia. LDII menyadari bahwa pendidikan karakter adalah fondasi utama yang harus ditanamkan sejak dini, dan guru menjadi ujung tombak dalam proses tersebut.

Melalui Pondok Karakter, LDII menyediakan materi, modul, dan pendekatan yang dapat digunakan guru untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada siswa.

Selain itu, LDII aktif mengadakan pelatihan dan seminar bagi guru. Fokusnya adalah meningkatkan kompetensi pedagogis sekaligus kemampuan adaptasi terhadap teknologi. Di era digital, guru dituntut untuk menguasai perangkat pembelajaran daring, aplikasi interaktif, hingga metode pengajaran berbasis teknologi. LDII berusaha menjembatani kebutuhan ini dengan menyediakan ruang belajar bersama, di mana guru dapat saling bertukar pengalaman dan memperbarui keterampilan mereka.

LDII juga menekankan pentingnya ekosistem pendidikan yang sehat. Guru tidak bisa bekerja sendirian; mereka membutuhkan dukungan masyarakat dan lingkungan sekitar. Karena itu, LDII mendorong keterlibatan orang tua, komunitas, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Guru ditempatkan sebagai “nakhoda kemajuan bangsa,” yang mengarahkan generasi penerus menuju masa depan yang lebih baik.

Kontribusi LDII ini menunjukkan bahwa organisasi kemasyarakatan (Ormas) memiliki peran penting dalam memperkuat posisi guru. Dukungan moral, pelatihan berkelanjutan, dan program pendidikan karakter menjadi bagian dari strategi LDII untuk memastikan guru Indonesia siap menjalankan fungsinya. Dengan langkah-langkah tersebut, LDII tidak hanya memberi penghormatan simbolis pada Hari Guru Nasional, tetapi juga menghadirkan program nyata yang berdampak langsung pada kualitas pendidikan.

Analisis dan Opini Guru Indonesia adalah agen perubahan yang memikul tanggung jawab besar dalam membentuk generasi masa depan. Namun, kesiapan mereka masih bergantung pada dukungan sistem pendidikan dan kebijakan pemerintah. Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah merupakan langkah progresif, tetapi implementasinya belum sepenuhnya merata. Banyak guru yang masih kesulitan memahami filosofi kurikulum baru, sehingga pelaksanaannya sering kali hanya sebatas formalitas.

Isu kesejahteraan guru honorer menjadi tantangan besar. Ketidakpastian status dan rendahnya penghasilan membuat banyak guru kehilangan motivasi. Pemerintah memang telah meluncurkan program PPPK, tetapi proses seleksi dan distribusi tenaga pendidik masih belum merata. Kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan sering kali berhenti pada tataran konsep, belum dengan dukungan eksekusi yang konsisten di lapangan.

Jika dibandingkan dengan negara maju, kompetensi guru Indonesia masih tertinggal. Di Singapura, hanya lulusan terbaik yang direkrut menjadi guru, dengan pelatihan intensif dan status sosial tinggi. Di Jepang, guru mendapat pelatihan sistematis yang menekankan integrasi teknologi dan pedagogi modern. Di Norwegia, guru diwajibkan memiliki pendidikan master dengan kesejahteraan tinggi. Sementara di Indonesia, rekrutmen belum selektif, pelatihan tidak berkelanjutan, dan kesejahteraan belum memadai.

Perbedaan ini berdampak langsung pada kualitas pengajaran. Guru di negara maju terbiasa menggunakan metode pembelajaran berbasis riset dan teknologi, sehingga siswa terbentuk sebagai individu kritis dan kreatif. Di Indonesia, keterbatasan kompetensi membuat sebagian guru masih terpaku pada metode tradisional. Ketimpangan antarwilayah semakin memperlebar jurang kualitas pendidikan, sehingga anak-anak di daerah tertinggal tidak memperoleh kesempatan belajar yang setara.

Namun, bukan berarti guru Indonesia tidak siap. Banyak guru yang menunjukkan dedikasi luar biasa, berusaha beradaptasi dengan teknologi, dan tetap setia mendidik meski menghadapi keterbatasan. Kesiapan guru adalah sebuah proses, bukan kondisi final. Mereka siap sejauh sistem mendukung, masyarakat menghargai, dan kebijakan berpihak.

Solusi yang perlu ditempuh mencakup peningkatan pelatihan berkelanjutan, pemerataan distribusi guru, dan dukungan kesejahteraan yang layak. Guru harus diberi akses pada program pengembangan profesional yang relevan dengan kebutuhan zaman, termasuk literasi digital, pedagogi inovatif, dan pendidikan karakter. Pemerintah perlu memastikan bahwa daerah terpencil tidak kekurangan tenaga pendidik, karena ketimpangan ini berpengaruh langsung pada kualitas generasi bangsa.

LDII telah menunjukkan langkah konkret melalui program pendidikan karakter dan pelatihan guru. Inisiatif semacam ini perlu diperluas dan didukung oleh pemerintah serta masyarakat agar guru Indonesia benar-benar siap menjalankan fungsinya. Guru hebat tidak lahir dari pujian semata, melainkan dari sistem yang mendukung

Keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Opini tentang peran guru dalam membangun bangsa sejatinya sejalan dengan agenda global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan PBB. Pendidikan berkualitas (SDG 4) menjadi salah satu pilar utama, dan guru adalah aktor kunci dalam mewujudkannya. Tanpa guru yang kompeten, akses pendidikan tidak akan bertransformasi menjadi kualitas pembelajaran yang sesungguhnya.

Lebih jauh, penguatan peran guru juga mendukung SDG 8: Pekerjaan yangbLayak dan Pertumbuhan Ekonomi, karena kesejahteraan guru adalah bagian dari pekerjaan layak. Ketika guru dihargai secara ekonomi dan sosial, mereka dapat fokus mendidik generasi yang produktif, kreatif, dan siap bersaing di pasar kerja global.

Keterlibatan ormas seperti LDII dalam mendukung guru melalui pelatihan dan pendidikan karakter berkontribusi pada SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Pendidikan karakter yang ditanamkan guru membentuk generasi yang berintegritas, toleran, dan mampu menjaga kohesi sosial. Hal ini memperkuat institusi bangsa dari akar rumput.

Selain itu, pemerataan distribusi guru ke daerah terpencil mendukung SDG 10: Mengurangi Ketimpangan. Dengan memastikan anak-anak di pelosok mendapatkan akses pendidikan berkualitas, Indonesia mengurangi kesenjangan antarwilayah dan memperkuat keadilan sosial.

Dengan demikian, narasi “Guru Hebat, Indonesia Kuat” bukan hanya relevan untuk konteks nasional, tetapi juga menjadi bagian dari komitmen Indonesia terhadap agenda pembangunan berkelanjutan dunia. Guru adalah jembatan yang menghubungkan cita-cita global dengan realitas lokal, memastikan bahwa setiap anak bangsa tumbuh sebagai generasi yang berdaya, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.

Penutup Hari Guru Nasional 2025 dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” harus dimaknai lebih dari sekadar perayaan tahunan. Ia adalah momentum refleksi mendalam tentang bagaimana bangsa ini memperlakukan sosok guru sebagai fondasi peradaban. Guru bukan hanya pengajar, melainkan teladan moral, penggerak sosial, dan penentu arah masa depan.

Selama ini, guru Indonesia telah menunjukkan dedikasi luar biasa meski menghadapi keterbatasan kesejahteraan, fasilitas, dan dukungan kebijakan. Mereka tetap hadir di ruang kelas, di desa terpencil, bahkan di tengah keterbatasan teknologi, untuk memastikan anak-anak bangsa tetap mendapatkan pendidikan. Namun, perbedaan kompetensi dengan guru di negara maju seperti Singapura, Jepang, dan Norwegia menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar.

Kontribusi ormas, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal memberi harapan baru. Dukungan moral, pelatihan berkelanjutan, serta keterlibatan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat membuktikan bahwa penguatan guru bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas kolektif seluruh elemen bangsa.

Ke depan, Indonesia harus berani menempatkan guru di panggung utama pembangunan. Investasi terbesar bangsa bukan pada infrastruktur fisik semata, melainkan pada kualitas manusia yang dibentuk oleh guru. Dengan pelatihan berkelanjutan, pemerataan distribusi, peningkatan kesejahteraan, dan dukungan masyarakat, guru Indonesia dapat sejajar dengan standar global.

“Tanpa guru yang hebat, mustahil Indonesia menjadi kuat.” Hari Guru Nasional 2025 harus menjadi titik balik. Ia adalah ajakan bagi seluruh bangsa untuk bergandengan tangan memperkuat guru, demi melahirkan generasi tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan. Indonesia kuat dimulai dari guru hebat, dan guru hebat lahir dari sistem yang menghargai, mendukung, dan memberdayakan mereka sepenuhnya.

*) Prof. Dr. Ir. H. Sudarsono, M.Sc. adalah Koordinator Bidang (Korbid) Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL), DPP LDII

Tags: Guru HebatHari Guru Nasional 2025Indonesia Kuat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Ustad yulianto on Guru Hebat Lahir dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten
  • Nidi Firdaus on LDII Gelar Pengamatan Hilal di BRIN Garut untuk Akurasi Penetapan Awal Bulan Hijriah
  • Nanang Naswito on Ngonten Dapat Cuan, Hassan ‘Sule’ Ungkap Rahasia Tembus FYP
  • Jadih Muhammad Ibra on Malas Shalat dan Benci Infaq
  • Supardo bin Kayat on Menghitung Tanpa Angka
  • Trending
  • Comments
  • Latest
DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

November 16, 2025
Malas Shalat dan Benci Infaq

Malas Shalat dan Benci Infaq

November 17, 2025
Komdigi Bersama Mitra Strategisnya Teken MoU Perkuat Literasi Digital Nasional

Komdigi Bersama Mitra Strategisnya Teken MoU Perkuat Literasi Digital Nasional

November 23, 2025
Ngonten Dapat Cuan, Hassan ‘Sule’ Ungkap Rahasia Tembus FYP

Ngonten Dapat Cuan, Hassan ‘Sule’ Ungkap Rahasia Tembus FYP

November 24, 2025
DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

DPP LDII Melihat Potensi Budidaya Kopi dan Kakao Mampu Topang Swasembada Pangan

6
LDII Gelar Pengamatan Hilal di BRIN Garut untuk Akurasi Penetapan Awal Bulan Hijriah

LDII Gelar Pengamatan Hilal di BRIN Garut untuk Akurasi Penetapan Awal Bulan Hijriah

2
Hadiri Dialog FKUB, LDII Rejang Lebong Dukung Solidaritas Keberagaman Umat Beragama

Hadiri Dialog FKUB, LDII Rejang Lebong Dukung Solidaritas Keberagaman Umat Beragama

2
LDII Gunungkidul Dorong Gerakan ProKlim dan Zero Waste Lewat Pelatihan Nasional

LDII Gunungkidul Dorong Gerakan ProKlim dan Zero Waste Lewat Pelatihan Nasional

2
Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat

Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat

November 26, 2025
Peringati Hari Guru, LDII Dorong Pengakuan Status Profesi dan Kesejahteraan Guru

Peringati Hari Guru, LDII Dorong Pengakuan Status Profesi dan Kesejahteraan Guru

November 26, 2025
Wakil Bupati Dukung Rencana Cek Kesehatan Gratis LDII Tana Toraja

Wakil Bupati Dukung Rencana Cek Kesehatan Gratis LDII Tana Toraja

November 26, 2025
LDII Sulsel Mantapkan Program Kerja 2026 Melalui Penguatan Struktur dan 8 Klaster Pengabdian

LDII Sulsel Mantapkan Program Kerja 2026 Melalui Penguatan Struktur dan 8 Klaster Pengabdian

November 26, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat November 26, 2025
  • Peringati Hari Guru, LDII Dorong Pengakuan Status Profesi dan Kesejahteraan Guru November 26, 2025
  • Wakil Bupati Dukung Rencana Cek Kesehatan Gratis LDII Tana Toraja November 26, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.