Gunungkidul (8/9). Pondok Pesantren Haji Muhammad Utsman naungan DPD LDII Gunungkidul menggelar kegiatan Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) bertajuk Cinta Alam Indonesia (CAI). Kegiatan yang berlangsung pada 30–31 Agustus 2025 tersebut diikuti seluruh santri.
Persami CAI tersebut dihelat di lingkungan pesantren, yang berlokasi Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan itu dilaksanakan serentak oleh DPD LDII se-Kabupaten Gunungkidul, yang melibatkan seluruh Pimpinan Cabang (PC) LDII di seluruh wilayah tersebut, termasuk PC LDII Wonosari.
Pembina Ponpes Haji Muhammad Utsman, Seno menyampaikan para santri menerima beragam materi yang disampaikan para dai muda LDII. Materi dirancang untuk membekali mereka dengan kemandirian, akhlak mulia, serta kepedulian terhadap lingkungan alam dan sosial.
Ia juga mengingatkan pentingnya warisan semangat dan niat baik bagi generasi muda. “Niat dan semangat yang ada tentunya perlu diwarisi oleh generasi muda, tujuannya adalah agar generasi selamat dari kurban kerusakan zaman,” ujarnya.
Dalam sesi berikutnya, dai muda Irfan Rizki Saputra membawakan materi berjudul “Meraih Sukses Pendidikan Generasi Muda”. Ia menjelaskan kolaborasi antara pendidikan dan orang tua menjadi kunci utama dalam membimbing anak menuju kesuksesan.
“Generasi muda adalah amanah sekaligus aset bangsa. Untuk meraih kesuksesan, mereka tidak cukup hanya ditempa oleh pendidikan di sekolah, tetapi juga harus mendapat bimbingan dari rumah. Kolaborasi antara guru dan orang tua menjadi kunci utama agar anak tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga kuat akhlaknya,” ujar Irfan.
Pendidikan di sekolah memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sementara orang tua menanamkan nilai, teladan, dan kasih sayang. Jika keduanya berjalan seimbang, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.
“Oleh karena itu, orang tua jangan lepas tangan terhadap pendidikan anak. Dampingi mereka, berikan dukungan, dan jadilah teladan. Guru juga perlu membuka ruang komunikasi dengan orang tua agar terjalin sinergi yang baik. Dengan kebersamaan ini, generasi muda akan mampu meraih sukses, bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat,” pungkasnya.
Dukungan juga datang dari dai muda lain, Edi Sumarwan. Ia menyampaikan materi tentang pembinaan generasi terpadu yang menegaskan pentingnya sinergi lintas generasi dalam membimbing santri dan masyarakat.
“Pembinaan generasi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan harus melibatkan sinergi lintas generasi. Para orang tua memberi teladan, para guru dan dai membimbing dengan ilmu, sementara generasi muda menularkan semangat dan energi. Ketiganya saling melengkapi, sehingga santri maupun masyarakat bisa tumbuh dengan pembinaan yang utuh.
Ia melanjutkan, generasi muda butuh bimbingan dari mereka yang lebih berpengalaman, sekaligus dorongan dari teman sebaya agar tidak merasa berjalan sendiri. Dengan sinergi ini, akan lahir generasi yang berakhlak mulia, mandiri, dan mampu menjadi penerus bangsa yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Mari kita jadikan pembinaan generasi sebagai tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas lembaga atau guru, tetapi juga peran orang tua, tokoh masyarakat, hingga para pemuda. Dengan kebersamaan inilah, generasi yang kuat dan berkarakter luhur bisa terwujud,” tutupnya.
ALHAMDULILLAH SEMOGA LANCAR & BAROKAH…..AAMIIN…..