Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025BARU
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025BARU
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

2025/05/27
in Nasehat, Opini
4
Di suatu sore yang damai, langit Jogja menggantungkan cahaya lembut di ufuk barat. Di sebuah angkringan kecil pinggir jalan, sekumpulan bapak-bapak duduk santai. Foto: LINES

Di suatu sore yang damai, langit Jogja menggantungkan cahaya lembut di ufuk barat. Di sebuah angkringan kecil pinggir jalan, sekumpulan bapak-bapak duduk santai. Foto: LINES

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Thonang Effendi

Di suatu sore yang damai, langit Jogja menggantungkan cahaya lembut di ufuk barat. Di sebuah angkringan kecil pinggir jalan, sekumpulan bapak-bapak duduk santai. Di hadapan mereka, cangkir-cangkir kaleng tua berisi teh panas dengan gula batu mengepul perlahan. Obrolan mereka sederhana, tentang keluarga, pekerjaan, dan harga sembako.

Tapi ada satu hal yang menarik perhatian: wajah-wajah itu tampak bahagia. Ada senyum yang tulus, ada tawa yang ringan, ada kelegaan yang tak dibuat-buat. Seseorang nyeletuk, “Bahagia itu ternyata sederhana ya… secangkir teh sore, ngobrol santai, hati tenang.” Yang lain menimpali, “Sitik-sitik disyukuri.”

Ungkapan “sitik-sitik disyukuri” dalam budaya Jawa bukan sekadar kiasan. Ia adalah refleksi hidup yang penuh makna. Dalam kehidupan yang serba cepat dan seringkali memaksakan pencapaian-pencapaian besar, kita sering lupa bahwa bahagia bisa dimulai dari hal-hal kecil. Dari secangkir teh yang hangat, dari angin sore yang sejuk, dari pertemuan yang penuh canda. Ketika hati belajar bersyukur, maka nikmat yang kecil pun terasa berlimpah.

Al-Qur’an mengingatkan kita dalam surat Ar-Rahman dengan ayat yang berulang, “Fabiayyi aalaa’i rabbikumaa tukadzdzibaan”—maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ini adalah seruan untuk berhenti sejenak, melihat sekitar, dan menyadari betapa banyak nikmat yang sering kita abaikan. Harta, kesehatan, keluarga, waktu luang, dan bahkan secangkir teh sore adalah karunia yang patut disyukuri.

Falsafah Jawa juga memberi sumbangsih penting dalam membentuk kesadaran ini. Melalui ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang dikenal dengan 6 Sa, kita diajak untuk hidup selaras dan sederhana:

  1. Sabutuhé – sesuai kebutuhan.
  2. Saperluné – sesuai keperluan.
  3. Sacukupé – tidak berlebihan.
  4. Sabeneré – apa adanya.
  5. Samesthiné – sesuai seharusnya.
  6. Sakepenaké – dengan kelapangan hati.

Ketika seseorang mampu menerapkan keenam prinsip ini dalam hidupnya, maka ia akan lebih mudah merasakan kebahagiaan dalam bentuk yang paling hakiki—tenang, ringan, dan penuh makna. Prinsip ini juga selaras dengan nilai karakter luhur yang dikembangkan LDII dalam 6 Thobiat Luhur, yakni jujur, amanah, mujhid-muzhid, rukun, kompak, dan kerja sama yang baik.

Orang yang jujur dan amanah akan hidup lebih tenang. Yang mujhid-muzhid akan terbiasa hidup penuh usaha dan sederhana. Yang rukun dan kompak akan selalu menemukan tempat kembali saat lelah melanda.

Kesadaran untuk bersyukur dan hidup sederhana juga beririsan dengan manajemen waktu. Di era banjir informasi dan tuntutan multitugas seperti saat ini, mengelola waktu bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang menjaga kewarasan. Menyempatkan waktu untuk secangkir teh sore, berbincang ringan, atau membaca buku sejenak bisa menjadi penyeimbang dari kerasnya ritme kehidupan.

Bahagia memang tidak bisa diukur dari harta atau jabatan. Ia hadir ketika kita mampu menerima dan mensyukuri. Ia tumbuh dari kebiasaan untuk melihat ke dalam, bukan hanya ke luar. Ia muncul ketika kita punya cukup waktu untuk menyapa diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Akhirnya, hidup bahagia itu memang sederhana. Dimulai dari mensyukuri yang kecil, menyederhanakan keinginan, menenangkan batin, dan menata waktu. Dari sana, kita belajar bahwa kebahagiaan bukan soal memiliki lebih banyak, tetapi merasa cukup dengan apa yang ada. Dan siapa sangka, secangkir teh sore bisa menjadi pengingat paling jujur tentang makna itu semua.

Penulis:

Thonang Effendi

Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII

Tags: bahagiabersyukursederhana

Comments 4

  1. Abu Sajaroh says:
    2 days ago

    Semoga Allah paring barokah

    Reply
  2. Gathot Wardoyo says:
    1 day ago

    Bahagia bisa menjadi milik semua orang , tergantung bagaimana membawa hati dalam menyikapinya. Bila hati sudah bisa selalu bersyukur woooo pasti …..

    Reply
  3. PARWATA says:
    1 day ago

    Bahagia itu tempat tinggalnya di hati, maka kunci kebahagian adalah bagaimana menata hati untuk bisa mensyukuri nikmat dari Alloh yang telah di berikan walaupun kelihatanya remeh.

    Reply
  4. KRISHNA PURNAWAN CANDRA says:
    1 day ago

    Bahagia adalah rasa yg diterima seseorang yg parameternya berasal dari cara pandangnya. Terima kasih Pak Thonang sdh share prinsip 6 Sa- nya. Alhamdulillah jazakallahu khoiro. Dua jempol buat Pak TE.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan May 28, 2025
  • Tingkatkan Kualitas Dakwah, LDII Kota Bekasi Gelar Pelatihan Public Speaking May 28, 2025
  • LDII Hadiri Undangan Deklarasi Damai Bawaslu Kabupaten Pesawaran May 28, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.