Ternate (10/10). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara, Samlan Hi. Ahmad menerima silaturahim Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Ali dan LDII pada Selasa (30/9). Silaturahim untuk memperkuat sinergi ulama, akademisi, dan ormas Islam ini berlangsung di kampus Pascasarjana IAIN Ternate.
Ahmad Ali dalam kunjungannya didampingi Ketua DPW LDII Maluku Utara, Nurhadi dan anggota Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII, Ust. Dwi Pramono. Kehadiran mereka turut diterima hangat Sekretaris Umum MUI Maluku Utara, Makbul A.H. Din dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Harwis Alimudin.
“Silaturahmi ini menjadi momentum strategis dalam mempererat jalinan kolaborasi antara pemangku kepentingan keislaman dan kebangsaan,” ujar Ahmad Ali.
Pada kesempatan itu, Ahmad Ali menggali pemikiran dan pandangan Samlan Hi Ahmad terkait pentingnya nasionalisme dalam perspektif Islam. Serta bagaimana peran dakwah mampu memperkokoh semangat kebangsaan di tengah masyarakat.
“Cinta tanah air bukan hanya relevan, tetapi merupakan bagian dari ajaran Islam itu sendiri. Hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah bagian dari iman,” tegas Samlan yang juga Direktur Pascasarjana IAIN Ternate.
Ormas Islam seperti LDII, kata Samlan, memiliki tanggung jawab besar dalam membumikan nilai-nilai kebangsaan. “Hal itu dapat dilakukan melalui dakwah yang inklusif dan edukatif, pembangunan karakter melalui pendidikan, serta aksi-aksi sosial yang langsung menyentuh masyarakat luas,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Ahmad Ali menyambut baik gagasan tersebut seraya menegaskan bahwa kunjungan ini juga merupakan bagian dari rangkaian riset akademik untuk penyusunan buku ketiganya berjudul “Nasionalisme dan Peran Dakwah LDII di Indonesia”. “Buku ini diharapkan dapat menjadi kontribusi intelektual dalam memperkuat identitas kebangsaan umat Islam melalui pendekatan dakwah yang moderat dan kontekstual,” ujarnya.
Ahmad Ali menilai, LDII berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dalam setiap aktivitas dakwah. “Kami meyakini bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dan nasionalisme adalah bagian dari manifestasi keimanan,” ungkapnya.
Silaturahim ini menjadi simbol kuat dari kolaborasi antara ulama, cendekiawan, dan aktivis dakwah dalam menjawab tantangan zaman melalui pendekatan keislaman yang mencerahkan dan moderat. Di tengah dinamika sosial-politik yang kompleks, peran dakwah yang merangkul, edukatif, dan membangun menjadi kunci utama dalam menjaga persatuan, harmoni, dan keutuhan bangsa Indonesia.
Mengakhiri pertemuan, Ahmad Ali menyerahkan salah satu karya penelitiannya berupa buku pertamanya yang berjudul “Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII”, sebagai bentuk apresiasi dan penguatan literasi dakwah berbasis keilmuan.