Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Singgasana

2021/07/16
in Nasehat
2
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Entah bagaimana suasana hati burung Hud-Hud kala itu. Tentu sangat nervous. Gak terbayang kacaunya. Karena akan mendapat siksa berat sampai dibunuh, jika tidak bisa menghadirkan alasan yang jelas dan kuat. Gara-gara tidak sengaja terlambat datang di acara perkumpulan yang ditentukan oleh Nabi Sulaiman. Jika itu saya, pasti langsung moplok. Dredeg. Kalut. Panic attack! Kemudian mengeluarkan jurus pamungkas; lebih baik minta maaf daripada terlambat. Belum lagi, tindakan-tindakan konyol lain yang mungkin timbul yang biasa disebut pepeko. Bisa-bisa langsung kencing di celana. Tapi tidak dengan Hud-hud. Ia berbeda. Ia tulus, perwira. Polos dan jujur. Ia hadapi semuanya dengan senyuman dan kejantanannya. Kalau niat baik, kenapa mesti takut? Tak ada keraguan selama di atas kebenaran.

وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ (20) لأعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لأذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ 

Dan dia memeriksa burung-burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang berat, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”(QS An-Naml 20-21)

Ternyata Burung Hud-hud memberikan jawaban yang cerdas dan menakjubkan. Tidak hanya membuat Nabi Sulaiman terkesima, tetapi semua yang hadir pun terbelalak. Ia membawa berita yang membuatnya langsung viral saat itu. Khalayak mendapatkan sesuatu yang baru dengan antusias tentang tahta, harta dan wanita. Dari negeri lain, dunia luar yang bernama negeri Saba dengan seorang ratu cantik-jelita bernama Bilqis yang memiliki singgasana indah menawan. Sampai di sini seperti berjalan dengan normal sebagai sebuah pengayaan ilmu dan pengetahuan. Namun, cerita berikutnya menjadi hal yang dikhawatirkan oleh Nabi Sulaiman. Yaitu adanya peribadatan kaum Saba yang menyembah matahari, tidak mengenal Allah Sang Maha Pencipta dengan segala kekuasaanNya. Allah yang memiliki singgasana yang lebih agung lagi daripada singgasana Bilqis dan singgasana manapun. 

{فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ (22) إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ (23) وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ (24) أَلا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (25) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (26

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum-mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan. Allah tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arasy yang besar.”(QS An-Naml: 22 – 26)

Dari sinilah, sebagaimana diterangkan di ayat-ayat selanjutnya di dalam Surat An-Naml, awal mula kenapa Nabi Sulaiman bersikeras untuk mendatangkan singgasana Ratu Bilqis ke pangkuannya. Semua pembantunya mulai dari jin dan manusia, ditantang untuk bisa mendatangkan secepatnya. Yang jelas untuk menjawab berita viral yang berkembang saat itu dan menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman beserta syariat agamanya (Islam) lebih unggul dari agama manapun. Juga simbol penaklukan yang cerdas, dengan memindahkan dan menghadirkan singgasana Bilqis yang membuat Negeri Saba bertekuk lutut kepada Nabi Sulaiman. Bilqis tak berdaya dan berserah diri kepada Nabi Sulaiman. Orang-orang yang mengagumi singgasana pun tersadar. Apalah arti singgasana jika ternyata tidak membawa pemiliknya menjadi hamba yang taqwa. Buat apa punya singgasana jika ternyata membawa celaka. Pada akhirnya kita semua tahu, Nabi Sulaiman mengunci kondisi ini dengan doanya yang mashur. Dia meminta tak akan ada orang yang mengungguli dirinya, singgasana beserta kerajaannya sampai kapan pun.  Dan Allah pun mengabulkannya.

 قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (35) 

Nabi Sulaiman berkata.”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku. sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS Shaad:35) 

Singgasana memang tidak lepas dari tahta. Ia sebagai simbol dan pengakuan. Simbol di situlah sesorang bertahta. Dan dari situlah pengakuan bermuara. Allah sendiri mempunyai singgasana yang agung dan tiada tara, sebagai tempat untuk memerintah jagad raya.  Allah berfirman:

 إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (54) 

Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam (berkuasa) di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikuti­nya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang; (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah. Tuhan semesta alam. (QS Al-A’raf:54)

Mengenai ukuran singgasana Allah ini, diterangkan lebih jauh dalam riwayat berikut. Abu Dzarr berkata: “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻣَﺎ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕُ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﺇِﻻَّ ﻛَﺤَﻠَﻘَﺔٍ ﻣُﻠْﻘَﺎﺓٍ ﺑِﺄَﺭْﺽِ ﻓَﻼَﺓٍ ﻭَﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﻛَﻔَﻀْﻞِ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔَﻼَﺓِ ﻋَﻠَﻰ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺤَﻠَﻘَﺔِ

“Tidaklah tujuh langit dibandingkan kursi (Allah) kecuali seperti cincin yang dilemparkan di tanah lapang dan besarnya ‘Arsy dibandingkan kursi adalah seperti tanah lapang dibandingkan dengan cincin”. (HR Al-Baihaqi)

Kemudian Iblis pun tak mau kalah, ia menciptakan singgasana tandingan untuk menyerupai milik Allah. Dari sanalah dia memerintahkan bala tentaranya untuk menggoda manusia. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى المَاء ثمَّ يبْعَث سراياه فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلَتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكَتُهُ حَتَّى فَرَّقَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نَعَمْ أَنْتَ رَوَاهُ مُسلم

“Sesungguhnya singgasana iblis berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’  Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah (talak) dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu.’” (HR. Muslim 2813)

Kemudian raja-raja di dunia juga tak ketinggalan. Berlomba membuat singgasana untuk merepresentasikan keberhasilan dan kekuasaanya, sampai saat ini. Raja-raja kecil, struktur-struktur kecil, organisasi-organisasi pun menyesuaikan dengan bentuk dan rupa yang menyerupainya. Memang ada yang tak kasat mata, tetapi hampir sama fungsi dan maksudnya. Bahkan memasuki jenjang pernikahan sepasang anak manusia didudukkan pada sebuah singgasana, sesuai dengan tajuknya – walimatul urusy. 

Ternyata fenomena singgasana ini dinamis. Terjadi tidak hanya zaman Nabi Sulaiman dengan Ratu Bilqis saja. Tanpa disadari fenomena ini terjadi sepanjang waktu.  Dengan bentuk dan romansa yang berbeda. Saya pun bisa merasakan dan mengalaminya dalam perspektif yang lain. Ketika berkunjung ke rumah sahabat misalnya, selalu ada pertunjukan kemewahan mirip singgasana. Yang selalu menjadi bahan cerita. Wah sofanya bagus lo tadi di rumah itu. Kursinya enak, artistik. Sebuah godaan. Selain itu, sudah berkali-kali ada permintaan untuk membeli meubeler bagus untuk mengisi rumah.  Tetapi saya belum mengabulkannya. Bahkan saya balas, bagaimana kalau dengan bantal dan karpet saja. Tidak memakan ruang dan tetap ada pengagungan buat tamu. Maksud saya mencoba membangun singgasana-singgasana yang lain. Yang lebih abstrak tentunya. Ternyata belum ada titik temu. 

Nah, ternyata mengetahui dan mengingat singgasana ini tidaklah percuma. Pergolakannya begitu menggelora, tapi ujungnya tetaplah singgasana Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu, begitu datang kesusahan besar maupun kecil, bahkan yang mendalam, Rasulullah memberikan tuntunan berdoa kepada Allah yang mempunyai singgasana yang besar, agung lagi mulia.

 لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْعَلِيُّ الْحَلِيْمُ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَـرِيْمِ

“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Luhur dan Maha Aris/Bijaksana. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy yang Agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy yang Mulia.” (HR. Muslim)

Semoga kita memahami singgasana yang sebenarnya. 

Tags: kehidupannasehatsinggasana

Comments 2

  1. Chairul aprianto says:
    4 years ago

    Singgasana mencerminkan keberadaan seseorang untuk manusia. Tapi kita lupa ternyata Alloh melihat keberadaan kita dengan pengamalan di dunia

    Semoga kita menjadi hamba yang senantiasa bisa terus beramal di dunia agar kelak mengais nya di akhirat

    Reply
  2. Wahyudi S says:
    4 years ago

    Semoga kita memahami singgasana yang sebenarnya””.

    Mantaab

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Abi Sajaroh on Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?
  • Lukman Efendi on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Surahman on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Surahman on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Mahdi on Muswil VII, LDII Bengkulu Komitmen Wujudkan SDM Profesional Religius
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

September 12, 2025
Haji dan Umrah Resmi di Bawah Kementerian Tersendiri, LDII Dukung Gus Irfan Transformasi Pelayanan

Haji dan Umrah Resmi di Bawah Kementerian Tersendiri, LDII Dukung Gus Irfan Transformasi Pelayanan

September 10, 2025
Persinas ASAD Bengkulu Raih 10 Medali Kejuaraan Pencak Silat Kapolda Bengkulu 2025

Persinas ASAD Bengkulu Raih 10 Medali Kejuaraan Pencak Silat Kapolda Bengkulu 2025

September 9, 2025
Ketika AI Bertemu Akhlak, Siswa Budi Utomo Gadingmangu Lukis Karakter Luhur Lewat Desain Digital

Ketika AI Bertemu Akhlak, Siswa Budi Utomo Gadingmangu Lukis Karakter Luhur Lewat Desain Digital

September 12, 2025
Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

35
PAC LDII Kalurahan

Pengajian LDII Kanigoro-Kemadang Bekali Generasi Muda Karakter Luhur

7
LDII Sulawesi barat

LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas

4
DPP LDII Terima Kunjungan BTN Syariah, Bahas Kerja Sama Penguatan Ekonomi Umat

DPP LDII Terima Kunjungan BTN Syariah, Bahas Kerja Sama Penguatan Ekonomi Umat

4
Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?

Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?

September 17, 2025
Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati

Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati

September 17, 2025
Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan

Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan

September 17, 2025
Pemprov Sulsel Apresiasi LDII Membentuk SDM Berkarakter Lewat Pengajian Akbar

Pemprov Sulsel Apresiasi LDII Membentuk SDM Berkarakter Lewat Pengajian Akbar

September 17, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata? September 17, 2025
  • Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati September 17, 2025
  • Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan September 17, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.