Jayapura (7/10). Musyawarah Wilayah (Muswil) VII LDII Provinsi Papua secara mufakat mempercayakan Sudarmo sebagai Ketua DPW LDII Papua untuk periode 2025-2030. Muswil dihadiri peserta dari delapan DPD ditambah peninjau dari Papua Pegunungan (Tolikara dan Wamena), Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan, pada Rabu (24/9).
Sudarmo menerima panji LDII Papua dari Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso sebagai simbol estafet kepemimpinan dan amanah, untuk melanjutkan program organisasi. Dalam sambutannya, Sudarmo menegaskan untuk bekerja dan melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya.
“Kami berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah, ormas, serta masyarakat dalam bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, hingga lingkungan. Tanggung jawab ini begitu besar dan harus kita jalankan dengan baik,” ujarnya.
Dalam melaksanakannya, lanjut Sudarmo, tidak bisa ia lakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama, “Tanpa dukungan seluruh pengurus dan dewan penasehat, saya tidak akan mampu menjalankan roda organisasi selama lima tahun ke depan,” pungkasnya.
Menutup Muswil LDII Papua, KH Chriswanto Santoso menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan muswil. Ia menekankan pentingnya komunikasi organisasi melalui konsep 3K: Karya, Kontribusi, dan Komunikasi, “Melakukan karya sekecil apapun yang bernilai kontribusi bagi masyarakat, serta komunikasi yang baik akan memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara,” jelas Chriswanto Santoso.

KH Chriswanto juga menekankan beberapa prinsip penting yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh pengurus dan warga LDII. Pertama, harus bisa bekerja sama antar pengurus berdasarkan koridor Pancasila yang berlandaskan Al Quran dan Al Hadits.
“Kerja sama itu lebih penting daripada kerja bersama. Kerja sama itu identik dengan berkorban, supaya bisa melaksanakan tugas secara bersama-sama. Itulah yang disebut harus rela berkorban,” ujarnya.
Kedua, harus bisa melihat segala sesuatu dari sisi positif, jangan melihat ke arah negatif atau kelemahan saja. Sedangkan ketiga adalah memiliki ketaatan pada asas yang telah menjadi dasar, “Bangun komunikasi yang baik agar tidak terjadi salah paham. Tingkatkan komunikasi dan jalin silaturahim,” pungkas KH Chriswanto.
Muswil VII LDII Papua ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran organisasi dalam pembangunan Papua melalui pendekatan keagamaan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi. Sinergi, kontribusi, dan komunikasi yang baik akan menjadi kunci membangun Papua yang maju, sejahtera, dan berdaya saing. Dari Muswil LDII Papua ke-7, lahirlah semangat baru untuk memperkuat SDM, menggerakkan UMKM, serta mengabdi bagi bangsa dan negara.