Gunungkidul (29/6). Sebanyak 75 dai dan daiyah muda dari berbagai wilayah di Gunungkidul berkumpul mengikuti Forum Pengajian Dai dan Daiyah Muda. Acara berlangasung di kompleks Masjid Al-Husna Kemorosari, Piyaman, Wonosari, ramai sejak pagi, Sabtu, 14 Juni 2025.
DPD LDII Gunungkidul rutin menggelar forum ini sebagai ajang silaturahim sekaligus pengembangan kapasitas pendakwah muda. Tak hanya mendalami ilmu agama, para peserta juga mendapat pelatihan keterampilan praktis untuk menunjang kemandirian mereka.
Peserta datang dari Gedangsari, Patuk, Wonosari, Semanu, Playen, Tanjungsari, Saptosari, hingga Panggang. Mereka memulai rangkaian kegiatan dengan pengajian Alquran dan Alhadits yang disampaikan Muhaimin Sugiarto. Dalam ceramahnya, Muhaimin mengingatkan pentingnya peran dai muda tidak hanya dalam menyampaikan dakwah, tapi juga dalam membangun kemandirian diri.
“Dakwah itu bukan cuma soal ceramah di mimbar. Dai juga harus kuat secara ekonomi agar bisa istiqamah di jalan dakwah tanpa tergantung orang lain,” kata Muhaimin di hadapan peserta.
Sesi terakhir forum itu menjadi daya tarik tersendiri. Para peserta langsung mempraktikkan keterampilan membuat batagor atau bakso tahu goreng. Tusikan, seorang pelaku usaha batagor asal Gunungkidul, memandu para peserta dalam pelatihan tersebut.
Tusikan menjelaskan bahwa pelatihan seperti ini menjadi agenda wajib setiap tiga bulan dalam forum dai muda LDII Gunungkidul. “Kami ingin para dai ini tidak hanya kuat secara keilmuan, tapi juga mandiri secara finansial. Mereka butuh bekal ekonomi untuk menopang aktivitas dakwah,” ujar Tusikan.
DPD LDII Gunungkidul melihat bekal kewirausahaan sebagai kebutuhan mendesak di tengah tantangan dakwah saat ini. Para dai muda diharapkan tidak hanya mengandalkan mimbar, tapi juga bisa membuka peluang usaha yang bermanfaat untuk kehidupan mereka dan lingkungan sekitar.
Alhamdulillah…..semoga bermanfaat dan barokah…..Aamiin…..