Sumedang (3/6). Untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan keterampilan berdakwah, DPD LDII Kabupaten Sumedang bekerja sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Sumedang menggelar kegiatan Pembekalan Public Speaking dan Dasar Metode Dakwah pada Kamis (22/5). Kegiatan ini bertempat di Aula Baitul Makmur, Sekretariat LDII Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Pada kesempatan itu Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumedang, H. Zaenal Mutaqin, memaparkan tiga kompetensi utama yang perlu dimiliki seorang pendakwah.
“Pertama, kemampuan melafalkan bahasa Arab dengan baik dan benar. Kedua, teknik berbicara secara verbal maupun nonverbal. Ketiga, kemampuan berinteraksi dengan audiens, termasuk menyesuaikan penampilan sesuai situasi dan karakteristik pendengar,” jelas Zaenal.
Mewakili Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sumedang, Zaenal menyampaikan apresiasi atas inisiatif LDII dalam menyelenggarakan kegiatan ini, “Terima kasih atas peran serta dan pengabdian LDII selama ini dalam mengembangkan dakwah di Kabupaten Sumedang. Kami berharap pembekalan ini membawa manfaat besar, tidak hanya bagi para da’i dan da’iah LDII, tetapi juga bagi masyarakat secara luas,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya LDII dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia di bidang dakwah, sejalan dengan semangat sinergi antara ormas keagamaan dan pemerintah dalam membangun masyarakat yang religius, komunikatif, dan berakhlak mulia.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Sumedang, H. Usep Aziz Solehuddin, dalam sesi pertama menyampaikan pentingnya kesiapan mental dan teknis bagi seorang da’i. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan dalam menyampaikan pesan dakwah sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi secara efektif.
“Dakwah yang kita sampaikan akan membekas di hati para jamaah apabila disampaikan dengan kalimat yang tepat, didukung bahasa tubuh yang baik, serta persiapan yang matang,” jelas Usep.
Lebih lanjut, Usep menyampaikan bahwa pembekalan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para da’i, khususnya generasi muda, agar lebih percaya diri dalam berdakwah di berbagai lapisan masyarakat, “Baik di kalangan anak muda, orang tua, para tokoh, ibu-ibu majelis taklim, bahkan di tempat-tempat khusus seperti lapas atau panti asuhan,” ujarnya.