Wonogiri (20/7). Lima warga negara Suriname mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Indonesia, termasuk Pondok Pesantren (Ponpes) LDII Wonogiri. Mereka berencana tinggal selama tiga bulan di Indonesia, untuk mempelajari sistem pendidikan pesantren atau boarding school.
Umat Islam di Suriname tersebut, akan menerapkan sistem pondok-pondok pesantren LDII di negara asal mereka. Kelima warga itu yakni Sukarnen bin Kamsi, Ari Steven Paimin, Ali Joenoes Kartosentiko, Leonard Mangkoe Wiharjoe Notoe, dan Katini Kar bin Kamsi.
Leonard Mangkoe Wihardjo (65) menjelaskan, kunjungan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi. Pasalnya, ia sudah pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016. Ia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali melihat kampung leluhurnya di tanah Jawa. “Saiki wektune dolan neng Jowo, wes pirang-pirang tahun ora dolan mrene (sekarang waktunya berkunjung ke Jawa, sudah bertahun-tahun tidak pernah ke sini),” katanya sambil menikmati hidangan khas Jawa seperti gethuk singkong dan gronthol jagung.
Hal senada disampaikan Ali Joenoes Kartosentiko (66), pensiunan pegawai bea cukai. Ia menuturkan, mereka akan tinggal di Indonesia dalam beberapa minggu. “Setelah pensiun, akhirnya bisa berkunjung ke Indonesia. Selain untuk nostalgia, kami ingin belajar lebih banyak tentang pendidikan, khususnya pesantren, tempat pengajian atau TPA, hingga sistem penggalangan dana pembangunan di Jawa, khususnya Wonogiri,” ujarnya.
Salah satu tujuan utama kunjungan mereka adalah Pondok Pesantren Bairuha’ LDII Wonogiri yang beralamat di Jalan Raya Jatipurno, Pule, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pengasuh Pondok Pesantren Bairuha, Teguh Saroso beserta jajaran pengurus menyambut kedatangan mereka. “Kelima warga Suriname ini bersilaturahmi ke Pondok Bairuha’ sekaligus ingin melihat perkembangan pondok kami. Kami bersama pengurus pondok sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari,” kata Teguh.

Teguh berharap sistem pendidikan santri di bidang keilmuan agama, pendidikan formal, serta metode penggalangan dana. Kegiatan sosial kemasyarakatan dan pendidikan yang diterapkan di sekitar Pondok Bairuha’ bisa menjadi inspirasi bagi pendidikan pesantren, yang akan dikembangkan di Suriname.
Selain pondok pesantren, Yayasan Budi Utomo Jatipurno juga telah mendirikan lembaga pendidikan formal dari tingkat PAUD, SD, hingga SMP. Fasilitas ibadah juga berdiri megah di sana, yakni Masjid Abdul Jalil yang didirikan oleh almarhum Darsono Abdul Jalil, salah satu pengasuh pondok pesantren.
“Semua pembangunan gedung di sini tidak langsung jadi, tapi kami mulai sedikit demi sedikit dari semangat warga kami yang mau bershodaqoh untuk amal jariyah bekal di akhirat,” ujar Teguh.
Alhamdulillah ikut seneng dengernya, smg barokah selalu, LDII jaya ilayaumil qiyamah. Aamiin