Padang (29/9). Semangat belajar sepanjang hayat ditunjukkan oleh Ketua Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPW LDII Sumatera Barat (Sumbar), Yusrawati. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tersebut, baru saja diwisuda sebagai Magister Hukum di Universitas Islam Bandung (Unisba), dan kini melanjutkan pendidikan pada jenjang Doktor Ilmu Hukum, di Unisba.
“Bagi saya, pendidikan tidak pernah berhenti. Justru setelah S2 ini saya semakin mantap melanjutkan ke Program Doktor Hukum agar bisa lebih luas lagi memberi manfaat,” ungkapnya.
Sebelumnya, Yusrawati juga telah menyelesaikan studi Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba pada tahun 2023. Dengan demikian, hanya dalam kurun waktu dua tahun, ia sudah mengoleksi dua gelar magister dari kampus yang sama.
Ia menilai, ilmu hukum sangat relevan dengan kiprahnya, baik sebagai akademisi kedokteran maupun penggerak pemberdayaan perempuan. “Isu perempuan, keluarga, dan kesehatan sering bersinggungan dengan aspek hukum. Dengan ilmu ini saya berharap bisa lebih matang dalam berkontribusi pada masyarakat,” jelas Yusrawati.
Selain aktif di LDII, Yusrawati juga merupakan dokter kandungan yang berpraktik di RSU Bunda BMC Padang. Di tingkat nasional, ia dipercaya sebagai Koordinator Asosiasi Pendidikan Subspesialis Obstetri-Ginekologi Kolegium POGI.
Ia mengaku memilih kembali melanjutkan pendidikan di Unisba karena pengalaman positif yang dirasakan. “Dosen dan tenaga kependidikan sangat cepat, ramah, dan penuh perhatian. Semua urusan, dari perkuliahan hingga administrasi, berjalan dengan baik dan efisien. Itu membuat saya semakin nyaman belajar di sini,” katanya.
Menurutnya, sistem pembelajaran daring yang diterapkan Unisba juga memberikan akses lebih luas bagi mahasiswa dari berbagai daerah. Bahkan, melalui studi sebelumnya pada ilmu manajemen, ia berhasil menulis publikasi di jurnal bereputasi.
Yusrawati menegaskan, motivasi utamanya melanjutkan studi bukan hanya soal gelar, melainkan untuk memberi teladan. “Saya ingin menunjukkan bahwa belajar itu bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan pada usia berapa pun. Semoga ini menjadi inspirasi bagi anak-anak, cucu, dan masyarakat luas,” ujarnya.
Kiprah akademiknya pun tidak lepas dari akar kehidupan di desa. Yusrawati lahir di Sungai Naning, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 40 km dari Payakumbuh dan 165 km dari Padang.
Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara, ia tumbuh dengan tekad kuat untuk menuntut ilmu. Perjalanan panjang itu mengantarkannya menjadi guru besar tetap dalam bidang obstetri dan ginekologi. Dalam pidatonya, ia pernah membawakan tema “Aspek Filosofis dan Pencegahan Preeklamsia serta Kontribusinya dalam Penurunan Angka Kematian Ibu.”
Kini, melalui perannya sebagai Ketua Biro PPKK LDII Sumbar, Yusrawati berkomitmen mengintegrasikan ilmu, pengalaman, dan pengabdian. Ia turut aktif menjadi narasumber melalui Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) untuk memberikan penyuluhan, sosialisasi dan edukasi kepada warga LDII dalam rangka meningkatkan kesehatan dan pemberdayaan perempuan.
“Perempuan adalah pilar keluarga dan bangsa. Bila diberdayakan dengan baik, maka keluarga akan sejahtera, dan pada akhirnya masyarakat juga akan maju,” pungkasnya. (Nisa Ulkhairiyah).