Jakarta (23/2). Artis sekaligus pembicara publik, Ben Kasyafani berbagi ilmu tentang public speaking dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) DPP LDII pada Minggu (23/2). Dalam sesi yang dihadiri oleh pengurus DPW LDII se-Indonesia ini, ia membagikan strategi berbicara di depan umum, terutama bagi mereka yang merasa kurang percaya diri atau belum terbiasa tampil di hadapan banyak orang.
Ben menjelaskan bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan berbicara di depan umum secara alami. Banyak individu yang memiliki kepribadian introvert, tetapi tetap harus berbicara di depan khalayak, “Kadang ketika berbicara satu per satu, kita bisa lancar. Tapi saat ada kamera, kata-kata yang sudah kita susun bisa hilang begitu saja,” ungkap Ben.
Ia menekankan bahwa rasa gugup atau nervous sering kali muncul karena berbagai faktor, termasuk rasa takut tidak tampil baik atau tidak siap menghadapi audiens yang besar. “Nervous biasanya terjadi karena kita terlalu excited atau terlalu takut terlihat buruk. Hal ini normal, tetapi penting bagi kita untuk mengubah nervous menjadi energi positif,” tambahnya.
Ben juga menyoroti bahwa ketakutan berbicara di depan umum merupakan salah satu ketakutan terbesar di kalangan milenial. Namun, ia meyakinkan bahwa hal tersebut bisa diatasi dengan latihan dan persiapan yang matang, “Yang lebih penting bukan hanya isi pesan, tetapi bagaimana pesan itu disampaikan kepada audiens,” lanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa salah satu cara efektif untuk menarik perhatian adalah melalui storytelling, hal tersebut bisa menjadi pembuka untuk menarik audiens agar memperhatikan apa yang akan kita sampaikan, “Cerita bisa menjadi jembatan yang baik untuk menyampaikan materi. Dengan cerita, kita bisa menarik perhatian audiens dan menciptakan kenyamanan dalam berbicara,” jelas Ben.
Persiapan sebelum berbicara juga berperan penting dalam membangun kepercayaan diri. Mempersiapkan poin-poin utama yang ingin disampaikan, mengenali karakter audiens, serta berlatih sebelum tampil membantu menciptakan penyampaian yang lebih terstruktur dan percaya diri.
“Pembukaan yang kuat mampu menarik perhatian sejak awal, sementara penutupan yang efektif akan meninggalkan kesan mendalam. Awal yang menarik membangun koneksi dengan audiens, sedangkan penutupan yang jelas membantu memperkuat pesan utama yang ingin disampaikan,” lanjutnya.
Ia menekankan kemampuan berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan dengan latihan yang konsisten, “Semakin sering berlatih, semakin mudah untuk membangun kepercayaan diri dan meningkatkan kualitas penyampaian,” tutupnya.
Melalui sesi ini, Ben Kasyafani berharap para peserta Rakornas DPP LDII mendapatkan berbagai wawasan dan teknik yang dapat diterapkan dalam aktivitas kepemimpinan serta komunikasi sehari-hari, “Dengan pemahaman yang lebih baik tentang public speaking, diharapkan para pengurus LDII dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan gagasan serta menghadapi berbagai tantangan komunikasi di era digital saat ini,” tutupnya.
Sangat bermanfaat dan menambah wawasan.
Semangat Bang Ben berbagi ilmu buat kelancaran LDII…. Smg manfaat barokah
Ajzkh,bang Ben ilmunya semoga manfaat barokah sukses selalu salam salam, semoga semakin sukses Lancar Barokah🤲🙏
Tema yang sangat tepat dan manfaat untuk kelancaran kelestarian QHJ. Tambah semangat Luuur…….
Kemampuan berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan dengan latihan yang konsisten. Semakin sering berlatih, semakin mudah untuk membangun kepercayaan diri dan meningkatkan kualitas penyampaian…
Semoga barokah
Tidak hanya bagi para pengurus, para mubaleg/mubalighot perlu diberikan pelatihan public speaking yg efektif agar bs menyampaikan materi QH dengan memikat.