Bantul (21/8). DPD LDII Bantul menyelenggarakan Perkemahan Cinta Alam Indonesia (CAI) di Pusdiklat Senkom, pada Jumat 8-10 Agustus 2025. Selama tiga hari, sekitar 500 generasi muda LDII dari berbagai wilayah di Bantul mengikuti kegiatan pendidikan lingkungan, dengan fokus utama pada kepedulian terhadap alam, khususnya pengelolaan sampah.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang diwakili Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sjamsu Agung Widjaja. Dalam sambutannya, Sjamsu menekankan pentingnya menjaga alam sebagai amanah bagi generasi mendatang, “Masa sekarang menentukan masa depan anak cucu kita. Jika kita tinggalkan kondisi alam yang baik, maka anak cucu akan mewarisi lingkungan yang baik pula,” ujarnya.
Sjamsu juga menyampaikan tiga langkah utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan sampah. Pertama, mencegah sejak awal agar sesuatu tidak menjadi sampah. Kedua, memilah sesuai jenisnya. Ketiga, mengolah sesuai sifat dan potensi pemanfaatannya.
“Jika tiga langkah ini dilakukan secara konsisten, beban lingkungan bisa ditekan,” katanya di hadapan peserta.

Sementara itu, Ketua DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, menegaskan bahwa LDII berkomitmen menjadi bagian dari solusi masalah lingkungan. Melalui program Kyai Peduli Sampah, LDII telah membentuk 313 kelompok pengelolaan sampah berbasis masjid. Menurut Atus, keberadaan 500 peserta CAI 2025 di Bantul akan memperkuat gerakan tersebut.
“Mereka akan menjadi motor penggerak pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing. Dari perkemahan ini, kami berharap lahir kader-kader muda LDII yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan,” ucapnya.
Selain itu, LDII DIY juga telah mendukung program Kampung Proklim (Program Kampung Iklim) yang digagas pemerintah, serta menerapkan konsep zero waste di sejumlah pondok pesantren binaan. Atus menjelaskan, pondok-pondok tersebut menjadi laboratorium kecil dalam membangun kesadaran lingkungan, mulai dari pengurangan plastik sekali pakai hingga pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.
“CAI sendiri menjadi wadah pembinaan generasi muda LDII agar memiliki kepedulian sosial, jiwa kemandirian, serta tanggung jawab menjaga alam. Di CAI ini, ada pelbagai kegiatan di antaranya pelatihan daur ulang sampah, penanaman pohon, outbound kepemimpinan, hingga diskusi mengenai perubahan iklim. Semua kegiatan dirancang untuk membentuk pola pikir hijau atau green mindset di kalangan peserta,” papar Atus.
LDII Bantul berharap CAI tidak hanya menjadi agenda rutin tahunan, tetapi juga melahirkan aksi nyata di tengah masyarakat. “Kami ingin generasi muda LDII tidak hanya cerdas secara spiritual dan intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis. Inilah wujud kontribusi LDII dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” tutup Atus.