Jakarta (16/11). Sorgum adalah alternatif luar biasa sebagai bahan pangan pengganti, yang bisa menjadi jalan keluar bagi petani dan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan pangan. Hal itu diutarakan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, dalam acara “Bimbingan Teknis Ketahanan Pangan Nasional” yang digelar Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII, di Jakarta pada Minggu (16/11).
Ia menambahkan, bimbingan teknis (Bimtek) merupakan sumbangsih LDII kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Ia juga mengapresiasi acara tersebut, yang merupakan bagian dari pelaksanaan “delapan program pengabdian LDII untuk bangsa”, yang selaras dengan Asta Cita.
KH Chriswanto juga menjelaskan, program pengabdian LDII tersebut selaras dengan Asta Cita no. 2, untuk memperkuat sistem pertahanan keamanan salah satunya bidang pertanian dan pangan. Asta Cita no. 6, untuk membangun pedesaan dan petani yang tumbuh dari desa. Serta Asta Cita no. 4, yakni penguatan pembangunan SDM dan lapangan kerja.
“Saya mengapresiasi kehadiran para narsum yang berbicara mengenai sorgum dan pemanfaatannya ini. Sorgum dipilih dan relatif dalam penanaman, tidak perlu air banyak dan bisa memanfaatkan biji serta batang sorgum. Selain itu petani bisa dengan mudah menanam dengan masa tiga kali panen,” ujar KH Chriswanto.
Ia menilai, sorgum menjadi alternatif pangan yang nilai gizinya bagus untuk metabolisme tubuh, selain itu indeks glikemik sorgum juga yang rendah.
Grade gula pada batang sorgum hanya enam, artinya penyerapan glukosa yang lambat dalam darah. “Hal itu bisa dimanfaatkan menjadi gula, etanol, dan bahan pakan sapi. Beragam kelebihan sorgum tersebut menjadikan sorgum komodita yang menguntungkan,” ujarnya.
Upaya LDII dalam pembibitan sorgum juga didukung Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Hasilnya telah dituai dalam panen raya di Blora beberapa waktu lalu, “Inilah diversifikasi pangan yang mudah didapat, ditanam, dan menjadi masa depan pengganti beras,” kata dia.












