Gunungkidul (24/3). DPD LDII Kabupaten Gunungkidul menghadiri silaturahmi dengan dai asal Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Syekh Mohamed Mahmoud Salamah Mohamed. Pertemuan ini berlangsung di rumah dinas Bupati Gunungkidul, pada Minggu (10/3). Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh agama serta perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Dalam forum tersebut, Syekh Mohamed Mahmoud Salamah Mohamed menyoroti pentingnya penguatan nilai-nilai toleransi dan pemanfaatan wakaf secara produktif. Ia menyampaikan bahwa prinsip toleransi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah bisa menjadi inspirasi dalam membangun harmoni di tengah masyarakat multikultural seperti Indonesia.
“Kami melihat langsung bagaimana masyarakat di Gunungkidul hidup rukun dan saling menghormati. Ini modal penting untuk mengembangkan kerja sama antarumat dan memajukan ekonomi melalui wakaf produktif,” kata Syekh Mohamed.
Syekh Mohamed juga menjelaskan bahwa model wakaf produktif yang diterapkan di Mesir, khususnya di Al-Azhar, telah memberikan dampak besar, terutama dalam penyediaan beasiswa pendidikan dan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Ia berharap hal serupa bisa diterapkan di Indonesia, khususnya di Gunungkidul yang dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis keagamaan.
“Gunungkidul telah ditetapkan sebagai Kota Wakaf, dan itu membuka peluang besar. Wakaf bukan sekadar tanah untuk tempat ibadah, tetapi juga lahan pertanian, usaha, atau pendidikan yang hasilnya untuk kemaslahatan umat,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanta, mengapresiasi kunjungan dai dari Mesir ini. Ia menilai, silaturahmi lintas negara ini menjadi momentum mempererat hubungan Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang keagamaan dan pendidikan.
“Gunungkidul sudah lama dikenal sebagai daerah yang menjaga toleransi antarumat beragama dengan baik. Kami berharap, melalui kerja sama seperti ini, Kabupaten Gunungkidul bisa menjadi percontohan pengembangan wakaf produktif di Indonesia,” kata Suhartanta.
Ia juga menambahkan bahwa program Kota Wakaf yang dicanangkan Kementerian Agama RI tahun ini akan diperkuat melalui kolaborasi berbagai pihak.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, Mukotip, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menekankan pentingnya edukasi tentang wakaf produktif kepada masyarakat. Menurutnya, pemahaman yang tepat tentang wakaf akan membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama.
“Kami dari Kementerian Agama siap memberikan pembinaan kepada para nadzir wakaf agar lebih profesional. Wakaf produktif adalah masa depan ekonomi umat,” ujarnya.
Pengurus DPD LDII Kabupaten Gunungkidul, yang diwakili Nurasid, mengatakan bahwa kehadiran LDII dalam pertemuan ini merupakan bentuk komitmen lembaganya untuk aktif terlibat dalam pembangunan sosial keagamaan di daerah. Menurutnya, LDII siap bersinergi dengan pemerintah dan berbagai pihak dalam mengembangkan potensi wakaf produktif, yang dinilai sejalan dengan nilai-nilai yang selama ini diusung oleh LDII.
“Wakaf produktif ini menjadi langkah konkret mewujudkan kesejahteraan umat. Kami melihat ini bukan hanya wacana, tetapi peluang yang bisa dimulai dari pengelolaan lahan, dana, hingga pengembangan usaha produktif berbasis wakaf,” ujar Nurasid.
Alhamdulillah..
Wakaf produktif menjadi langkah konkret mewujudkan kesejahteraan umat sebagai peluang yang bisa dimulai dari pengelolaan lahan, dana, hingga pengembangan usaha produktif berbasis wakaf.
Semoga barokah
LDII GunKid…. semoga semakin lancar barokah. Aamiin