Rembang (13/12). Relawan LDII Rembang ikut serta dalam kegiatan Pakis Nandur Potensi di Desa Pakis, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang, Sabtu (22/11/2025). Kegiatan penghijauan yang melibatkan 35 organisasi, komunitas, instansi, dan relawan lintas sektor bertujuan memperkuat rehabilitasi kawasan hutan rakyat, serta menambah ragam tanaman produktif di wilayah tersebut.
Ketua DPD LDII Rembang, Arief Kamaludin, menuturkan keterlibatan relawan sebagai bentuk peran LDII dalam isu lingkungan. Ia menggarisbawahi perlunya gerakan kolektif yang konsisten. “Hutan rakyat bisa pulih lebih cepat bila banyak pihak ikut bergerak. Penanaman seperti ini perlu terus digelar agar kawasan desa tetap produktif dan tidak gundul,” ujarnya. Arief menambahkan, kegiatan penghijauan menjadi sarana edukasi lapangan bagi warga tentang pentingnya menjaga ruang hidup bersama.
Ia juga menilai Desa Pakis memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wilayah yang ramah lingkungan. Menurutnya, keberlanjutan program tanam pohon perlu disertai pemeliharaan agar bibit tidak sekadar ditanam, tetapi tumbuh optimal. “Kami mendorong warga terlibat dalam perawatan. Menanam itu bagus, merawat jauh lebih penting,” katanya.
Arief menambahkan, program penanaman dipusatkan pada lahan hutan rakyat yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga. Sebanyak 720 bibit tanaman MPTS—mulai dari jambu air, alpukat, durian, rambutan hingga mahoni ditanam sebagai upaya memperkaya vegetasi.

“Bibit itu merupakan dukungan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah I Provinsi Jawa Tengah. Aparat desa menilai dukungan organisasi masyarakat seperti LDII membantu mempercepat proses pemulihan lingkungan,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Pakis, Solichin, mengapresiasi keterlibatan LDII dan para relawan. Ia melihat kegiatan ini sebagai pijakan untuk mendorong desa menuju pengembangan kawasan wisata agroforestry. “Potensi desa akan semakin terlihat bila kawasan hutan rakyat tertata. Kalau pengelolaannya baik, manfaat ekonominya bisa dirasakan warga,” ucapnya. Solichin menilai kolaborasi berbagai organisasi membuat program lingkungan lebih terstruktur.
Solichin juga menyampaikan harapan agar gerakan penanaman dilakukan secara berkala. Ia menilai perubahan kualitas lingkungan membutuhkan langkah jangka panjang. “Kami berharap kegiatan ini bukan acara seremonial. Desa butuh komitmen lanjutan, terutama dalam menjaga kerapatan vegetasi,” tutupnya.









